Kurikulum Merdeka Tak Mampu Wujudkan Generasi Berkualitas


Oleh: Jumilah, Aktivis Muslimah

 

Seiring peringatan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2024, bulan Mei 2024 juga dicanangkan sebagai bulan Merdeka Belajar. Pemerintah menetapkan tema peringatan Hari Pendidikan Nasional 2024 adalah "Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar" (Kompas, 25/04/2024). Kebijakan pendidikannya mengadopsi program Merdeka Belajar, yang dirancang untuk menjadi lebih padat dan sederhana dalam penyampaian materinya. Tujuan utama dari program ini untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan pemahaman mereka terhadap pelajaran yang diajarkan. 

 

Kemendikbudristek akan segera mengesahkan Kurikulum Merdeka ini sebagai Kurikulum Nasional (Kurnas). Namun, tak semua pihak setuju, seperti organisasi nirlaba Barisan Pengkaji Pendidikan (Bajik) misalnya. Bajik menilai Kurikulum Merdeka tak layak jadi Kurnas. Mereka juga meminta agar Kurikulum Merdeka dievaluasi secara total dan menyeluruh, karena Kurikulum Merdeka masih compang camping dan banyak kelemahan yang harus diperbaiki. (DetikEdu).

 

Saat ini Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional 2024 dianggap masih belum memberi kejelasan sebagai kurikulum. Peserta didik diarahkan kepada kompetensi/daya saing atas sesuatu yang bersifat materi, namun melupakan aspek pembinaan agama/mental.

 

Apalagi faktanya hari ini makin banyak potret buram pendidikan dalam semua aspek. Seperti yang terjadi pada pelajar SMP, sebuah video yang memperlihatkan seorang siswa dianiaya oleh sejumlah temannya terjadi di SMPN 13 Balikpapan, Kalimantan Timur. TribunKaltim.co (2/3/2024). Seorang siswa SD (12) dianiaya temannya, ia ditelanjangi hingga ditendang oleh pelaku yang merupakan teman sekelasnya. Mereka melakukan berbagai kemaksiatan dan kejahatan serta pelanggaraan hukum. 

 

Oleh karena itu, Kurikulum Merdeka tak mampu wujudkan generasi berkualitas, justru akan menguatkan sekularisme dan kapitalisme dalam kehidupan, melahirkan generasi yang buruk kepribadiannya, dan menjadikan generasi terjajah budaya Barat yang rusak dan merusak.

 

Karena sesungguhnya pendidikan adalah salah satu aspek strategis yang menentukan generasi masa depan. Membentuk pribadi yang berakhlak baik, memiliki pengetahuan, dan keterampilan, serta dengan Pendidikan juga dapat menjadikan generasi yang dapat membangun peradaban.

 

Islam menargetkan terbentuknya generasi berkualitas, beriman, bertakwa, trampil dan berjiwa pemimpin serta menjadi problem solver. Dalam Islam, pendidikan dapat dimaknai sebagai proses manusia menuju kesempurnaan sebagai hamba Allah SWT. Dalam Islam ada sosok Rasulullah Muhammad saw. yang wajib menjadi panutan (role model) seluruh peserta didik. Ini karena Allah SAW berfirman, “Sungguh engkau memiliki akhlak yang sangat agung” (QS Al-Qalam [68]: 4).

Allah SWT pun berfirman,“Sungguh pada diri Rasulullah SAW itu terdapat suri teladan yang baik” (QS al-Ahzab [33]: 21).

Keberadaan sosok panutan (role model) inilah yang menjadi salah satu ciri pembeda pendidikan Islam dengan sistem pendidikan yang lain. Karena itu dalam sistem pendidikan Islam, akidah Islam harus menjadi dasar pemikirannya. Sebabnya, tujuan inti dari sistem pendidikan Islam adalah membangun generasi yang berkepribadian Islam, selain menguasai ilmu-ilmu kehidupan seperti matematika, sains, teknologi dan lain-lainnya.

Hasil belajar (output) pendidikan Islam akan menghasilkan peserta didik yang kukuh keimanannya dan mendalam pemikiran Islamnya (tafaqquh fiddin). Pengaruhnya (outcome) adalah keterikatan peserta didik dengan syariat Islam. Dampaknya (impact) adalah terciptanya masyarakat yang bertakwa, yang di dalamnya tegak amar makruf nahi mungkar dan tersebar luasnya dakwah Islam.

Islam memiliki sistem pendidikan terbaik berbasis akidah Islam yang terbukti berhasil melahirkan generasi berkualitas, menjadi agen perubahan dan membangun peradaban yang mulia.  Negara memiliki tanggung jawab mewujudkannya atas penyelenggaraan pendidikan warganya. Sebabnya, pendidikan adalah salah satu di antara banyak perkara yang wajib diurus oleh negara. Rasulullah saw. bersabda,“Imam (kepala negara) adalah pengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rakyatnya” (HR Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itu negara memiliki peranan yang sangat penting akan keberlangsungan pendidikan yang ada saat ini, Negara juga yang bertanggung jawab atas kemudahan-kemudahan dalam pelayanan Pendidikan, karena pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi generasi.[]

 






Post a Comment

Previous Post Next Post