Setiap tanggal 1 Mei, ditetapkan sebagai hari buruh internasional, begitupun Indonesia, menetapkan ditanggal yang sama sebagai hari buruh nasional, hal ini berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia ( KEPPRES RI) Nomor 24 tahun 2013.
Dilansir dari tirto.id , penetapan Hari Buruh Nasional adalah sebagai hari libur nasional diperkuat kembali dengan surat keputusan bersama ( SKB) 3 menteri tentang hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2024. SKB mencantumkan tanggal 1 Mei 2024 untuk memperingati Hari Buruh Nasional.
Dari awal diperingati Hari Buruh hingga kini, buruh diberbagai penjuru dunia masih terbelit problem kesejahteraan. Berdasarkan laporan ILO tentang tren ketenagakerjaan dan sosial 2024, ada dua sisi utama yang menjadi sorotan;
Pertama, tingkat pengangguran global yang tinggi. Diketahui, ada lebih dari 200 juta orang yang masih menganggur. Kedua, tingkat kesenjangan sosial yang masih lebar. Ketimpangan antara orang kaya dan miskin semakin parah, 1% populasi terkaya dunia menguasai lebih dari setengah kekayaan global. (muslimahnews.net)
Adapun kondisi buruh di Indonesia, menurut survei menunjukkan, bahwa 69% perusahaan dia Indonesia menyetop perekrutan karyawan baru, pada tahun 2023, karena khawatir terjadi PHK. Dari 69% diantaranya merupakan perusahaan besar, industri perbankan, perhotelan l, dan farmasi adalah tiga sektor terbanyak yang membekukan perekrutan pekerja. Laporan tersebut mengungkap sebanyak 23% perusahaan di Indonesia melakukan PHK pada tahun lalu, sedangkan rata-rata global sebesar 32%. ( CNN. Indonesia, 26-4-2024).
Sementara itu, tuntutan buruh pada Mau Day juga masih berputar pada kesejahteraan. Melalui Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia ( KSPI) Said Iqbal menyebutkan, dua tuntutan tersebut, yaitu; Cabut Omnibuslaw UU cipta kerja dan HosTum: Hapus Outsourcing, Tolak upah Murah ( Liputan 6, 29-4-2024)
Permasalahan buruh akan senantiasa terjadi selama dunia menerapkan sistem kapitalisme yang menganggap buruh hanya sebagai faktor produksi. Dengan pandangan ini, perusahaan akan meminimalkan biaya produksi termasuk biaya kerja, pada saat yang sama, tidak ada jaminan dari negara, karena negara hanya berperan sebagai regulator dan penengah antara buruh dan perusahaan. Nasib buruh tergantung pada perusahaan, dengan prinsip meminimalkan biaya, perusahaan pun minim memberikan kesejahteraan pada buruh.
Permasalahan antara buruh dan perusahaan senantiasa tidak akan pernah selesai dalam sistem kapitalisme. Setiap tahunnya kita dipertontonkan aksi para buruh menggaungkan aspirasinya, berharap mendapatkan kesejahteraan, namun hanya kecewa yang didapatkan. Berbagai aspirasi melalui demo-demo yang dilakukan setiap tahunnya, menunjukkan bahwa para buruh di negeri ini masih sangat jauh dari kata sejahtera. Hal ini akan terus berlangsung selama sistem kapitalisme yang menjadi pijakan. Sebab, para kapitalisme akan terus mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan memanfaatkan para buruh.
Tingginya biaya dalam sistem kapitalisme saat ini menjadikan para buruh semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Hal ini karena semakin mahalnya harga-harga kebutuhan pokok, seperti, tranportasi, kesehatan, pendidikan, dan lainnya. Para penguasa dan pengusaha saling mencari keuntungan dari masyarakat. Ini membuktikan sistem ekonomi Kapitalisme tidak mampu mensejahterakan rakyat.
Berbeda dengan sistem Islam. Islam memiliki mekanisme yang mampu menyelesaikan permasalahan antara buruh dan menciptakan kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat.
Dalam Islam, upah ditentukan berdasarkan jasa yang diberikan oleh pekerja. Oleh karena it, pekerja pun wajib memelihara kewajibannya, yaitu mengerjakan hal-hal yang menjadi pekerjaannya sesuai akad yang telah disepakatinya, dan haram hukumnya bagi perusahaan mengurangi hak pekerja, mengubah kontrak kerja secara sepihak, atau menunda pembayaran, karena semua itu termasuk kezaliman.
Dalam sistem Islam, rakyat akan dipenuhi kebutuhannya, seperti, sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan. Pendidikan akan diberikan secara gratis untuk semua kalangan, baik yang miskin maupun yang kaya, sehingga para orang tua tidak terbebani dengan biaya Pendidikan. Begitupun kesehatan akan diberikan secara gratis untuk semua kalangan masyarakat, baik yang mampu maupun yang kurang mampu dengan fasilitas terbaik.
Negara akan mengelola sumber daya alam yang dimiliki, kemudian hasilnya untuk memelihara kebutuhan rakyatnya, sehingga para buruh tidak terbebani dan menggantungkan kebutuhan hidupnya dari upah yang didapatkan. Dengan demikian, hanya Islamlah yang mampu menyelesaikan permasalah yang terjadi dengan penyelesaian yang menyeluruh melalui penerapan syariat Islam. Dan mekanisme ini tidak akan bisa diterapkan pada sistem saat ini, karena sistem saat ini rusak secara ide. Wallahu 'alam.
Post a Comment