Mengutip Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, perputaran uang selama bulan Ramadan dan libur Lebaran diperkirakan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal 1-2024 dan diprediksi mencapai Rp157,3 triliun. Artinya pergerakan dalam angkutan lebaran menciptakan peluang dan manfaat yang sangat bernilai.(dephub.go.id, 5/4/2024).
Demikian pula perputaran ekonomi di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif diprediksi akan capai Rp276 triliun di musim libur Lebaran 2024. Jumlah ini meningkat 15% dibandingkan dengan libur Lebaran tahun lalu. Perputaran ekonomi sejalan dengan mobilitas masyarakat selama musim libur Lebaran.(katadata.co.id,12/4/2024).
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pun mengungkapkan bahwa potensi perputaran ekonomi yang terjadi selama libur Lebaran 2024 berdasarkan survei (14-4-2024) kepada 1.758 responden, mencapai Rp369,8 triliun. Angka tersebut berasal dari perhitungan rata-rata pengeluaran masyarakat saat berwisata selama libur Lebaran yang per orangnya mencapai Rp2,3 juta.(antaranews.com,16/4/2024).
Fakta-fakta tersebut di atas menunjukkan realitas signifikansi perputaran ekonomi saat Ramadan dan Lebaran. Perhitungan ekonomi yang signifikan itu juga dihitung berdasarkan data proyeksi pergerakan masyarakat pada libur Lebaran 2024 beserta faktor pendorong lain yang memicu peningkatan pergerakan, seperti waktu libur atau cuti bagi ASN yang lebih panjang serta peningkatan daya beli masyarakat. Realitas pergerakan masyarakat selama Lebaran ini masih belum termasuk capaian ekonomi pasar sepanjang Ramadan lalu. Perputaran uang selama Ramadan diklaim telah mendongkrak pertumbuhan ekonomi, khususnya pada kuartal I dan II 2024 ini.
Syari'ah Membawa Berkah
Firman Allah Ta'ala ,
فَاَمَّا مَنْ اَعْطٰى وَاتَّقٰىۙ وَصَدَّقَ بِالْحُسْنٰىۙ فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلْيُسْرٰىۗ
“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (QS Al-Lail [92]: 5—7).
Ayat ini diupayakan kaum muslimin terealisasi dalam Ramadan dan Lebaran yang dimuliakan. Tradisi memberi saat Ramadan dan Lebaran menggerakkan konsumsi rumah tangga pada tingkat yang menanjak sehingga roda perekonomian berputar kencang. Kedua momentum tersebut bagi kaum muslimin merupakan momen yang sarat dorongan untuk berbagi kebahagiaan bagi saudara sesama muslim, khususnya bagi yang berada dalam keterbatasan ekonomi.
Subhaanallaah. Pergerakan ekonomi sepanjang Ramadan dan Lebaran bergulir ke berbagai sektor, mulai dari barang-barang kebutuhan pokok, jasa, transportasi, pariwisata, makanan minuman, sampai manufaktur. Bahkan Bank Indonesia (BI) telah melakukan front loading uang tunai senilai Rp197,6 triliun untuk periode Ramadan dan Idulfitri 2024. Jumlah tersebut meningkat 4,65% dibandingkan dengan realisasi peredaran uang pada Ramadan dan Idulfitri 2023 yang jumlahnya sekitar Rp189 triliun.
MaasyaaAllaah fatabaarakallaah, saat ekonomi dunia tengah lesu, inflasi pangan dan energi bahkan tidak terhindarkan, Ramadan dan Lebaran tetap bisa menggerakkan roda perekonomian walau ekonomi dunia sedang pincang. Jika saja syariat Islam diterapkan secara keseluruhan dalam kehidupan, tentu kebaikan dan keberkahannya bagi umat ini akan lebih dirasakan lagi.
Sungguh, syari'ah telah mewujudkan berkah dalam hidup. Realita Ramadan dan Lebaran telah menunjukkan betapa agungnya ajaran Islam sampai mampu membuat hitungan matematika manusia up normal di tengah himpitan inflasi dunia.
Jika Ramadan dan Lebaran saja mampu menggerakkan roda perekonomian pada tingkat signifikan, bayangkan, realisasi agung apalagi yang dapat terwujud jika seluruh pelaksanaan syariat ditegakkan. Masihkah kita meragukan sistem sempurna paripurna berbasis syari'ah kaffah? Tentunya bagi yang masih waras, dan sangat menginginkan kebahagiaan hakiki, sistem Islam Kaffah (Khilafah) sangatlah dinanti agar berkah hakiki tidak hanya ada saat Ramadan dan Lebaran saja, namun disetiap masa hidup manusia.
Wallaahu a'laam bisshawaab.
Post a Comment