(Ibu Peduli Generasi)
Miris, Ramadhan saatnya keimanan meningkat. Dan biasanya orang yang jarang ke masjid pun di bulan ini terlihat khusuk dan penuh isi masjid namun kini pemandangan itu telah ternodai dengan banyaknya kejahatan yang justru tambah meningkat. Radar Bogor mengabarkan bahwa kejahatan di kota Bogor meningkat selama Ramadhan. Polisi ungkap tiga kasus pencurian. Tidak hanya terjadi di Bogor, di Semarang pun sama saat rumah ditinggal salat tarawih dibobol maling semua isi rumah yang berharga disasak nya. Tak kalah memprihatinkan juga dimana kota penulis yaitu Probolinggo hampir setiap hari terdengar berita kriminal, pencurian sepedah motor, sapi bahkan di siang hari pun maling tetaplah maling yang tidak ada takut- takutnya.
Disinyalir banyaknya kriminal di bulan suci oleh sebab kebutuhan masyarakat yang tinggi. Sehingga
kesucian bulan Ramadhan ternodai dengan maraknya kejahatan di tengah Masyarakat ini. Kejahatan ini selain akibat kebutuhan yang tinggi juga kemiskinan yang mendera masyarakat dan lemahnya iman di dada.
Semua ini akibat penerapan sistem kapitalisme sekuler yang menciptakan kemiskinan struktural dan ditambah dengan lemahnya iman. Sehingga menjadi sebuah kewajaran yang tak mengherankan jika semakin hari semakin banyak kejahatan walaupun di bulan suci Ramadhan.
Berbeda halnya dengan negara yang menerapkan sistem Islam. karena seluruh aspek kehidupan serta sendi-sendi negara diatur oleh hukum Islam. Dimana Islam menjadikan negara sebagai ra’in (pelayan rakyat) yang menjamin kesejahteraan rakyat melalui pemenuhan kebutuhan pokok rakyat oleh negara, juga adanya jaminan keamanan. Sehingga dari mana dia akan berpikir untuk mencuri, jika kebutuhan pokok bahkan sekundernya sudah terjamin? serta merta yang ada ketenangan dan juga keamanan.
Dimana dalam Islam senantiasa membangun kehidupan yang aman dan tentram dengan kekuatan tiga pilar yaitu:
Ketakwaan individu. Poin ini yang selalu diupayakan oleh negara. Pendidikan asasnya adalah aqidah Islam. Kurikulum yang berlandaskan Islam, pola pikir dibarengi pola sikap yang islami yang menghantarkan segala perbuatan yang di timbang dengan halal haram. Sehingga kecil kemungkinan penduduk negara akan mengambil hak orang lain, dan menzalimi orang lain.
Masyarakat yang peduli. Kebalikan dari sistem saat ini yang memproduksi masyarakat yang apatis, masyarakat yang cuek. Dalam sistem Islam ada ajaran amar ma'ruf nahi munkar bahkan itu merupakan kewajiban. sehingga tidak ada yang namanya kewajiban ditinggalkan. Ada perbuatan yang menyimpang di kanan kiri di ingatkan. Kepedulian yang tinggi juga meminimalisir orang yang kekurangan harta untuk memenuhi kehidupannya karena tetangga kanan kiri selalu perhatian dan jika ada yang kekurangan maka yang berlebih segera membantu tanpa pamrih karena menyadari betul bahwa itu perintah Islam.
Negara yang menerapkan aturan islam termasuk sistem sanksi yang tegas dan menjerakan. Jika ring satu dan dua sudah ada namun masih ada orang yang tergelincir maka tameng terakhir adalah adanya sanksi dari penguasa negara. Pencuri laki-laki dan perempuan yang sampai batas tertentu akan dihukumi potong tangan. Sesuai dengan nash Al quran dalam surat Al-Maidah ayat 38 : “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Dari sini sudah tidak ada celah lagi bagi kejahatan, apa lagi di bulan suci nan mulia ini.
Post a Comment