Oleh: Ria Imazya
Anggota Komunitas Muslimah Menulis
(KMM) Depok
Setiap tahun sebagian besar masyarakat negeri ini
menjalani tradisi pulang kampung bagi perantau yang akan pulang ke kota asal
mereka setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri yang disebut dengan mudik.
Mirisnya meski sudah menjadi agenda rutinan, problem yang dihadapi tak kunjung
terselesaikan yaitu mahal tiket transportasi untuk pulang ke kampung halaman.
Dilansir dari Bisnis.com pemerintah bahkan menghimbau para maskapai penerbangan
untuk tidak menaikkan harga di masa mudik 2024 ini.
Berkaca dari kejadian masa lalu, beberapa maskapai
sengaja hanya menyediakan tiket dengan harga tinggi sehingga masyarakat tidak
punya pilihan lain. Dan juga beberapa maskapai membatasi penerbangan untuk
menurunkan pasokan tiket pesawat. Adapun usaha pemerintah untuk menindak pelaku
maskapai tersebut, nyatanya setiap tahun tetap terjadi tarif transportasi yang
mahal sehingga masyarakat menjadi 'terbiasa' akan tarif transportasi yang mahal
menjelang lebaran.
Mahalnya tarif transportasi ini adalah hal wajar di
dalam sistem ekonomi kapitalisme. Karena penyedia transportasi yang didominasi
oleh swasta sehingga orientasinya keuntungan. Dan juga yang disediakan oleh
negara (BUMN) pun dikelola dengan dasar yang sama, yaitu keuntungan. Harusnya
peran negara itu adalah menyediakan sarana transportasi dan memberikan
pelayanan terbaik serta berkualitas bagi publik. Bukan hanya menentukan tarif
dan menindak pelanggarnya. Peran ini yang hilang ketika negara menganut sistem
kapitalisme. Negara bertransaksi dengan rakyatnya sendiri, sengaja mengambil
keuntungan.
Untuk mengembalikan peran negara yang mampu mengayomi
masyarakatnya, perlu suatu perubahan sistemik. Perubahan dengan dasar Islam yang agung, yang mampu mengatasi
tata kelola insfratruktur dan moda transportasi. Dan tak hanya berlaku saat
mudik, tapi untuk aktivitas sehari-hari.
Ada beberapa poin yang harus diperhatikan yaitu: Pertama,
negara harus menyediakan transportasi publik yang berkualitas dan
mengoptimalkan seluruh insfratruktur serta memfasilitasi masyarakat dengan
bahan bakar terjangkau. Semua hal itu mampu dilakukan melihat kekayaan negeri
ini yang melimpah, dengan catatan dikelola dengan baik tanpa ada nafsu korupsi.
Kedua, terpenuhinya
pelayanan menyeluruh dalam hal kebutuhan pokok setiap individu masyarakatnya
dan negara memperhatikan detail jadwal keberangkatan agar tepat waktu serta
pengemudi yang kompeten.
Ketiga, negara wajib menghalangi peran swasta untuk mengendalikan secara penuh hajat masyarakat. Jadi negaralah yang harus mengendalikan seluruh tata kelola ini dan semua keuntungan dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk lain sebagai kepemilikan negara yang nanti bisa dinikmati masyarakat dengan tarif transportasi yang murah.
Itu semua bisa terpenuhi ketika negara menerapkan
sistem Islam dalam kehidupan bernegara sehingga rakyat akan merasakan fasilitas
transportasi yang murah dan terjangkau sehingga mau mudik pun akan terasa
tenang.[]
Post a Comment