Oleh Sahna Salfini Husyairoh, S.T
Aktivis Muslimah
Seorang ibu yang berdiri dijalan membentang poster. Ibu tersebut menjual ginjal demi melunasi utang anaknya yang terjerat judi online, utangnya mencapai ratusan juta rupiah. Anaknya tertipu investasi bodong dan rugi modal ratusan juta rupiah dari pinjaman, anak tersebut kabur sehingga ibunya ditagih para debt collector untuk segera melunasi utangnya. Ibu tersebut penjual gorengan dan tak mampu untuk melunasi utang tersebut sehingga menjual ginjalnya. (media online liputan6 sctv)
Realita hidup dalam sistem kapitalis sangat memilukan, orang baik pun tidak bisa aman dari kejahatan orang kapitalis. Kapitalisme merupakan paham yang berbahaya, paham yang memandang kehidupan di dunia untuk mencari materi sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara bahkan yang haram pun dilakukan. Seperti contoh para pelaku investasi bodong yang berani melakukan segala cara untuk meraih keuntungan. Dengan iming-iming keuntungan instan sampai rela mengambil utang riba. Lalu memilih pergi tidak membayar utangnya, tanpa memikirkan bagaimana orangtuanya membayar utang tersebut.
Inilah dampak kapitalisme yang membuat manusia berambisi besar untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya. Makna kebahagiaan hanya bersandar pada kesenangan materi. Materi tersebut dikejar-kejar bahkan menipu orang atau sampai menyusahkan orang tua karena perbuatan tidak bertanggung jawabnya. Masyarakat kurang kepeduliaan dengan orang lain. Hubungan masyarakat yang diikat dengan kemanfaatan sampai membuat seseorang berpikir untuk menjual ginjal. Namun sayangnya, negara membiarkan rakyatnya keracunan mindset kapitalisme yang berbahaya ini.
Masyarakat tidak dipahamkan untuk apa hidup sebenarnya di dunia, dan bagaimana mendapatkan rida Allah SWT. Namun, yang terjadi di masyarakat sebaliknya malah disuguhkan tayangan yang salah dalam memandang kehidupan. Pendidikan yang ada pun sekuler. Kurikulumnya yang diemban memisahkan agama dengan kehidupan. Generasi makin asing dengan pemikiran Islam. Inilah yang mengharuskan kaum muslim butuh mengkaji Islam kaffah dan tsaqafah izzah.
Dengan mengkaji Islam yang kaffah akan membentuk kerangka berpikir Islam dan menyadarkan umat bahwa hidup di dunia untuk mencari rida Allah SWT. Kaum muslimin harus berbuat sesuai syariat Islam. Semisal memilih investasi akan berpikir kembali apakah sesuai syariah Islam atau tidak. Kalau sampai harus berutang riba tidak akan diambil. Selain itu juga menjadi anak berbakti tidak sampai menyusahkan orang tua.
Selain itu kaum muslim harus berdakwah agar pemikiran di tengah masyarakat dapat berubah menjadi masyarakat islami. Standar kebahagiaan yang benar yaitu mencari rida Allah SWT. Sehingga kaum muslimin tidak akan terdorong mengejar kepuasan materi sebanyak-banyaknya. Kaum muslim akan mengejar amal sholeh, berlomba-lomba dalam kebaikan, saling membantu, dan menasihati.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰۤى اٰمَنُوْا وَا تَّقَوْا لَـفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَا لْاَ رْضِ وَلٰـكِنْ كَذَّبُوْا فَاَ خَذْنٰهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَكْسِبُوْنَ
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 96)
Wallahualam bissawab
Post a Comment