Oleh Suherti
Aktivis Muslimah
Bulan puasa Ramadan bulan penuh rahmat dan ampunan, umat muslim berbondong-bondong memenuhi musala dan masjid-masjid, untuk melaksanakan ibadah salat sunnah taraweh dan tadarus Al-Qur'an ataupun ibadah sunah lainya. Dan spesialnya di bulan Ramadan menjalankan ibadah sunah bernilai pahalanya seperti ibadah wajib sehingga umat muslim selalu berusaha semampu mungkin menambah amalannya.
Tetapi sangat disayangkan, indah dan barokahnya bulan suci ini tercoreng oleh perbuatan dan perilaku sebagian generasi muda yang diduga akan terlibat aksi tawuran di Kampung Muara Ciwidey, Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung minggu dini hari (media online OKENEWS. 17/02/2024).
Pada saat orang lain bersiap-siap untuk makan sahur dan memperbanyak amalan ibadah salat malamnya, tapi mereka malah tawuran.
Apa yang terjadi sebenarnya dengan generasi muda saat ini? Perbuatan mereka seringkali mencerminkan akhlak yang jauh dari kepribadian seorang pemuda muslim.
Potret buram dari sebagian kecil rusaknya akhlak generasi saat ini tidak lain karena penerapan sistem kapitalis yang diemban oleh bangsa ini, yang mengusung paham sekulerisme yang menjadi dasar setiap perbuatannya, dan mengagung-agungkan demokrasi dengan berbagai kebebasannya ditambah dengan kurikulum pendidikan yang dipakai bukan kurikulum Islam, melainkan sistem pendidikannya memakai kurikulum kapitalis yang seringkali berganti setiap ada pergantian Menteri Pendidikan membawa kurikulum yang baru untuk mendidik anak negeri, yang secara otomatis berbeda pula cara belajar mengajarnya, tetapi yang paling disayangkan setiap kurikulum yang dipakai tidak mampu mendidik dan mencetak generasi yang berakhlak mulia, yang sesuai harapan setiap orang tua yang menitipkan anak- anak mereka untuk dididik dan dibina menjadi manusia yang berilmu dan berakhlak mulia. Walupun mereka telah mengeluarkan biaya pendidikan yang mahal tidak ada jaminan dalam sistem pendidikan saat ini.
Di sekolah anak-anak tidak mendapatkan pendidikan yang bermutu, ditambah sistem pergaulan dimasyarakat mengagungkan demokrasi yang mendasari setiap perbuatan mereka, yang akhirnya mencetak mereka menjadi generasi yang bebas berperilaku melampiaskan hawa nafsu masa muda yang senangnya berhura-hura, dan tidak mau diatur aturan agama, yang penting hati mereka senang tidak mempedulikan apakah perilakunya dapat menggangu dan mengusik ketenangan orang lain. Seperti tawuran baik antar sekolah ataupun antar kelompok, mereka tidak peduli jika aksinya bisa menggangu aktifitas orang lain ataupun akan mengakibatkan ada korban jiwa ataupun yang luka-luka akibat tawuran, ditambah lagi dalam sistem kapitalis tidak adanya hukuman yang bisa memberikan sanksi tegas, yang mampu memberikan efek jera bagi pelaku tawuran karena mereka hanya di tahan dan diberlakukan pembinaan agar tidak mengulangi perbuatanya, dan hukumannya bersifat tajam ke bawah dan tumpul ke atas, sehingga seringkali aksi mereka terulang dan terus berulang berganti dari generasi ke generasi berikutnya seakan menjadi kebiasaan yang diwariskan.
Tentu hal ini berbeda dengan sistem pendidikan dalam Islam yang sejak dini diteguhkan akidah Islam yang mendasari setiap pendidikan dan perbuatan anak didiknya harus senantiasa terikat dengan hukum syarak, standar perbuatanya dan kebahagiaanya adalah RidaNya Allah, sehingga meskipun banyaknya gempuran dari asing yang ingin merusak generasi akan lebih mudah dihancurkan jika pondasi keimanannya telah kokoh, sistem pendidikan Islam pun tidak perlu biaya yang mahal. Sehingga setiap kalangan akan mampu mengecap pendidikan secara merata tidak terbatasi oleh ruang dan waktu karena dalam Islam pendidikan dan kehidupan yang layak adalah hak umat yang wajib dipenuhi oleh seorang pemimpin sehingga sistem pendidikan Islam akan lebih mudah mencetak generasi muda yang berprestasi gemilang dari setiap kalangan.
Sistem pendidikan Islam yang mampu melahirkan generasi cemerlang, hanya akan terwujud jika diterapkan aturan Islam secara keseluruhan di dalam bingkai daulah islamiah yang mewujudkan impian umat memiliki generasi yang taat, beriman, berprestasi, dan berakhlak mulia karena mengagungkan aturan Allah. Menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Wallahu'alam bissawab
Post a Comment