Cuti Ayah, Akankah Mampu Membentuk Generasi Berkualitas?


Oleh: Hideyosi Mori


  Wacana kebijakan cuti ayah saat ini sedang ramai diperbincangkan. Pasalnya pemerintah saat ini sedang menggodok Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai aturan pelaksana dari UU No. 20/2023 tentang ASN. Salah satu poin yang akan diatur yaitu cuti pendampingan bagi ASN pria yang istrinya melahirkan. 


Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas menyampaikan bahwa Pemerintah akan memberikan hak cuti kepada suami yang istrinya melahirkan atau keguguran. Cuti mendampingi istri yang melahirkan itu menjadi hak ASN pria yang diatur dan dijamin oleh negara. Hal ini sejalan dengan arahan dari presiden, ini menjadi salah satu inisiatif untuk terus berupaya mendorong peningkatan kualitas SDM sejak dini.


Tidak Menyentuh Akar Permasalahan


  Generasi berkualitas tidak lahir hanya dengan hadirnya Ayah dalam hidup mereka, karena bagaimanapun membentuk generasi berkualitas membutuhkan kondisi keluarga yang harmonis dan masyarakat yang kondusif. Sebab saat ini sudah terlalu banyak pemahaman-pemahaman rusak yang menyebar di tengah kehidupan kita. Nampak nyata bagaimana generasi saat ini justru menjadi pelaku kejahatan semisal bullying, judol, L687, narkoba, pembunuhan, seks bebas,  tawuran, dan sebagainya.

Disisi berbeda terdapat fenomena ketidaksiapan orang tua untuk benar-benar berperan sebagai orang tua. Jangankan untuk berperan sebagai ayah atau ibu, peran sebagai istri dan suami pun tidak maksimal. Bahkan kita dapati saat ini ayahlah yang menghancurkan kehidupan anaknya sendiri, tidak sedikit kasus kekerasan dalam rumah tangga hingga kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh ayah kandung. Maka, apakah cukup cuti ayah untuk membentuk generasi berkualitas? Ataukah ini merupakan kerusakan terstruktur yang membutuhkan perbaikan secara total pada segala sisi?


Sekularisme Menghancurkan Generasi


Sekularisme kapitalisme inilah yang menjadi akar seluruh permasalahan hidup kita saat ini termasuk hancurnya generasi. Penerapan kehidupan sekularisme kapitalisme telah menggerus peran para ayah atas nama produktvitas ekonomi bahkan peran ibu pun bergeser menjadi pencari nafkah untuk membantu menopang keuangan keluarga atas nama pemberdayaan ekonomi perempuan, maka anak pun menjadi korban dimana didikan dan kasih sayang yang sesungguhnya tidak lagi dirasakan.


Islam Membentuk Generasi Berkualitas


Penerapan seluruh aturan islam dalam kehidupan akan membawa efek yang baik dalam membentuk generasi berkualitas, karena islam adalah sistem kehidupan yang berasal dari Yang Maha Pencipta. Tentu pencipta memahami betul bagaimana mengatur ciptaanya. Maka islam telah meletakkan tanggung jawab membentuk generasi berkualitas tidak hanya pada orang tua, namun juga disertai supporting system, yaitu peran masyarakat dan negara dalam segala kebijakannya dalam berbagai bidang. Sehingga terbentuklah generasi berkualitas, beriman dan bertakwa. Wallahu ‘alam bish shawab

Post a Comment

Previous Post Next Post