Boikot Kurma Zionis Yahudi Harus Diikuti dengan Boikot Ideologinya



Oleh Sahna Salfini Husyairoh, S.T

Aktivis Muslimah


Buah kurma menjadi salah satu santapan yang disunnahkan untuk membatalkan puasa pada bulan suci Ramadan. Namun, terdapat aksi boikot produk kurma zionis Yahudi yang beredar di pasaran. Ketua Majelis Umat Indonesia (MUI) bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional menyerukan boikot kurma Israel karena uang hasil penjualannya untuk membunuh warga Palestina (media online beritasatu.com)


Di tengah menggema aksi boikot perusahaan kurma Zionis Yahudi ketar-ketir karena produknya tidak laku di masyarakat. Kabarnya beberapa perusahaan kurma produk Israel bekerja sama dengan beberapa pembeli untuk mengubah label pada produk kurma tersebut. 


Pengawasan terhadap produk-produk Israel di kalangan muslim memang meningkat setelah pertumpahan darah di Gaza, konflik tersebut telah mengakibatkan 30.000 warga  Palestina terbunuh, lebih dari 69.000 terluka dalam waktu 5 bulan oleh zionis Israel. Bahkan di bulan Ramadhan bukannya mengurangi namun serangan zionis Yahudi semakin parah. 


Mirisnya hingga hari ini kaum muslimin Palestina belum mendapatkan pembelaan dari pemimpin negeri-negeri Muslim termasuk tetangganya. Kecaman yang datang dari umat Islam di berbagai belahan dunia, belum mampu mendorong penguasa mengeluarkan pasukannya untuk membantu melawan pasukan zionis.


Salah satu yang bisa dilakukan kaum muslimin saat ini yaitu boikot kurma produk Zionis Yahudi sebagai pengekspor kurma terbesar. Seharusnya boikot juga dilakukan untuk produk zionis Yahudi lainnya. Bahkan seharusnya ditingkatkan hingga boikot ideologi yang membiarkan kekejaman di Palestina terus terjadi dengan dukungan adidaya Amerika.


Eksistensi kapitalisme biang utama langgengnya penjajahan di dunia. Ideologi kapitalisme terus meluas dengan pendekatan hegemoni. Ideologi ini menyebarkan racun nasionalisme untuk memecah belah umat manusia terutama kaum muslim. Akibatnya satu bangsa berupaya mendominasi bangsa lain untuk meraih kekuasaan, kekayaan material, mendapatkan sumberdaya alam, dan sebagainya.


Nasionalisme ini juga megakibatkan diamnya negeri-negeri Muslim saat umat Islam dibantai di Palestina, Uighur, Suriah, dan negeri-negeri muslim lainnya.


Satu satunya ideologi yang menciptakan kebaikan, kesejahteraan, keamanan, serta kemaslahatan bagi seluruh manusia dan alam hanyalah ideologi Islam. Sebagai muslim secara normatif tentu kita menyakini bahwa nabi Muhammad saw. dengan membawa syariah Islam untuk mewujudkan rahmat bagi semesta alam.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


ÙˆَÙ…َاۤ اَرْسَÙ„ْÙ†ٰÙƒَ اِÙ„َّا رَØ­ْÙ…َØ©ً Ù„ِّـلْعٰÙ„َÙ…ِÙŠْÙ†َ


"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam."

(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 107)


Kaum muslim tidak membiarkan begitu saja dunia berada diambang kehancuran akibat penerapan ideologi kapitalisme. Seharusnya jika kita beriman dan menyakini bahwa Rasulullah saw. sebagai uswah kita, maka kita perlu kembali lagi taat kepada aturan Allah SWT. mengikuti risalah Rasulullah saw. secara totalitas. Sehingga solusi tuntas untuk Palestina dan negeri-negeri muslim lainnya yang dibantai yaitu dengan boikot pemikiran ideologi kapitalisme dan kembali pada penerapan aturan Islam secara totalitas dalam naungan khilafah yang mampu menyatukan umat manusia bahkan 1400 tahun lamanya.


Wallahualam bissawab

Post a Comment

Previous Post Next Post