Fenomena menjelang hari raya idul fitri yang paling membekas dalam ingatan adalah momen silaturahmi atau mudik. Tidak terkecuali momen mudik tahun 2024 yang kini mulai terlihat kemunculannya. Seiring dengan munculnya orang-orang yang bersiap mudik, tentunya selain persiapan bekal perjalanan, biaya yang perlu disiapkan juga penting diperhatikan mengingat transportasi yang tidak gratis setidaknya untuk saat ini kita hidup di alam subur kapitalisme. Lantas bagaimana dengan fenomena harga tiket yang kian lama kian mahal? bahkan sulit untuk menerima perbandingan harga yang dulu dengan sekarang, Bagaimana Islam memandang persoalan ini?
Mengacu pada situs CNBC Indonesia, Kementrian Perhubungan (Kemenhub) akhirnya buka suara terkait harga tiket pesawat yang melambung tinggi jelang mudik lebaran Idul Fitri 2024. Juru bicara Kemenhub Adita Irawati menyampaikan “Sampai saat ini, kami belum menemui pelanggaran TBA, karena kami pantau harga masih dalam koridor” papar Adita saat diwawancarai CNBC Indonesia, Selasa (19/3/2024).
Sementara di waktu yang lain, harga tiket pesawat Garuda rute penerbangan Jakarta-Padang sudah menembus angka 5 jutaan. Rute Jakarta-Yoyakarta naik dari Rp.950.000 menjadi Rp. 1,1 Juta. Harga tiket yang melambung tinggi ini bukan terjadi sekali selama periode mudik lebaran. Melainkan berulang kali terjadi dan masih menjadi masalah yang belum terpecahkan hingga diakui oleh pihak kementrian sendiri.
~Kapitalisme subur, negara berdagang rakyat meriang
Arah ekonomi kapitalisme seharusnya memang sudah terbaca sejak dulu, alias rakyat tidak perlu kaget lagi dengan harga tiket yang terus naik meskipun pelayanannya dinilai begitu-begitu saja. Bahkan bukan hanya harga tiket pesawat yang melambung naik, harga-harga lain justru ikut naik dan rakyat tidak punya pilihan lain selain menerima kenyataan pahit tersebut.
Alasan demand dan suplai yang tidak seimbang pada masalah harga tiket pesawat yang tinggi tidak bisa dianggap enteng oleh pemerintah, bahkan sampai menyatakan ini merupakan pertanda baik bahwa ekonomi masyarakat sudah mengalami peningkatan. Permintaan kursi pesawat jelang lebaran memang amat banyak, sedangkan ketersediaan kursi pesawat sedikit dan diambil lah solusi menaikan harga tadi. Ini sudah jelas bahwa segala bentuk kebijakan ekonomi kapitalisme banyak menumbalkan rakyat untuk sedikit-demi sedikit memenuhi pasar mereka. Tidak heran, cara berpikir pebisnis sudah mengalir seperti ini adanya, tidak lain agar pihak bersangkutan mendapat keuntungan dan pegawainya tetap mendapat gaji sesuai tuntutan kebutuhan hidup. Lagi-lagi masalah ini adalah masalah sistemik, pemerintah tidak bisa menyelesaikannya jika masih menggunakan riba dalam persoalan tersebut, karena memang riba yang menjadi jantung kapitalis merusak sampai akarnya.
~Mengganti Konsep Ekonomi
Sudah menjadi tanggung jawab pemerintah untuk memberikan sarana transportasi yang nyaman, aman, berkualitas dan murah meriah bagi rakyat. Persoalan demand dan suplai yang tidak seimbang tidak lain karena inflasi yang terjadi akibat kesalahan kelola pemerintah sendiri dengan menyerahkan urusan transportasi pada pihak swasta. Bahkan harga tiket pesawat yang naik tidaklah terjadi di Indonesia saja melainkan mancanegara. Akibatnya jika dilihat sangat sesuai dengan gambaran penerapan Reinverting government dimana pemerintah berperan ibarat pedagang atas rakyatnya sendiri. Inilah buah penerapan prinsip ekonomi kapitalisme dalam sistem kenegaraan.
Islam memandang bahwa, pemenuhan kebutuhan sehari-hari merupakan tanggung jawab negara sebagai pelayan masyarakat. Ketakwaan pemimpin dalam pemerintahan Islam membawa rasa takut ketika menerapkan aturan selain aturan Allah SWT. Pandangan ekonomi kapitalis telah menetapkan bahwa rakyat berperan sebagai ‘objek’ pasar atau bisnis, padahal jelas hal tersebut telah melanggar aturan Allah.
Solusi Islam memandang persoalan ini, negara wajib mengatur dan melayani layanan transportasi bukan swasta. Islam juga mengambil segala pembiayaan transportasi mulai dari bahan bakar, biaya operasioanl bahkan pembuatan pesawat dari kas negara (baitulmal) yang bersumber dari jizyah, kharaj, ghanimah dan lain sebagainya. Sehingga bukan hanya harga tiket yang murah, pelayanan yang diberikan juga sudah terjamin.
Allah Swt. berfirman dalam QS Al-Baqarah: 188, “Janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.”
Demikianlah sempurnanya Islam mengatur masalah sistemik dengan solusi yang sistemik pula, kini kerinduan akan pemerintahan Islam yang begitu sejahtera hanya sia-sia bila umat buta akan pengetahuan tentang bagaimana Islam mengatur sebuah negara sesejahtera masa pemerintahan Islam selama 14 abad lamanya. Wallahualam
Post a Comment