Harga beras dan sejumlah kebutuhan pokok terus melonjak naik menjelang Ramadan.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, menyatakan bahwa kenaikan harga tersebut disebabkan meningkatnya permintaan pada bulan Ramadan. Beberapa komoditas yang berpotensi naik antara lain, beras, cabai, daging ayam, minyak goreng dan gula pasir. Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan akan terjadi inflasi pada harga-harga komoditas pangan saat bulan Ramadan mendatang.
(cnbcindonesia,1/4/2024).
Seolah Tradisi, Harga pangan naik setiap menjelang Ramadhan. Kondisi ini tentu memberatkan rakyat, dan mengganggu kekhusyukan ibadah dalam bulan mulia ini. Padahal, haruskah semua barang kebutuhan pokok naik setiap kali ada perayaan menjelang pergantian tahun, perayaan ibadah keagamaan terutama agama Islam? Mengapa negara tidak bisa mencegah atau mengantisipasi jika memang ini sudah jadi langganan setiap tahun ?
Kegagalan Kapitalisme
Gonjang-ganjing harga pangan serta kondisi ketahanan dan kedaulatan pangan yang terus menurun merupakan cerminan kegagalan tata kelola pangan dalam sistem kapitalisme neoliberal. Konsep sistem ekonomi kapitalistik yakni jumlah permintaan dan penawaran mampu mempengaruhi tingkat harga di pasar. Aktivitas mengonsumsi barang yang semakin tinggi dapat menjadikan harga semakin naik. Saat barang yang tersedia jumlahnya lebih sedikit daripada permintaan, akibatnya harga pun menjadi naik. Kondisi semakin diberatkan dengan pihak yang culas yang melakukan penimbunan barang jelang ramadhan. Otomatis masyarakat semakin mengeluhkan fenomena ini ditengab melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Persepsi kapitalistik yang ditancapkan dalam pemikiran dan benak masyarakat menyebabkan individu akan semakin getol memenuhi kebutuhannya walau menghalalkan segala cara tanpa mengindahkan aturan Pencipta. Sedangkan yang kaya dan berkecukupan akan terus melanjutkan kehidupan Konsumtif nya. Akibatnya hal ini semakin membuat kesenjangan sosial yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin. Kehidupan sosial tampak tidak ramah dibulan yang suci.
Kebobrokan akibat penerapan sistem ini juga terlihat di dunia dengan makin meluasnya krisis pangan dan kelaparan. Jumlah rakyat yang kesulitan mengakses bahan pangan terus bertambah, bahkan tingkat kelaparan makin parah..
Pihak yang culas tak segan untuk melakukan penimbunan, penipuan, memasang harga terlalu tinggi semua hanya agar mendapatkan manfaat yaitu meraup keuntungan yang banyak. Apa yang ditetapkan syariat dijadikan permainan.
Kegagalan sistem ini menjamin pemenuhan pangan karena hilangnya fungsinya politik negara yang sahih sebagai penanggung jawab untuk menyediakan pangan secara berkelanjutan, berkualitas, dan harga yang terjangkau. Hal ini disebabkan peran negara dibatasi hanya sekadar regulator dan fasilitator. Di sisi lain penguasaan pangan oleh korporasi justru makin menguat. Korporasi diberikan keleluasaan untuk menguasai seluruh rantai pengadaan pangan mulai dari produksi, distribusi, dan konsumsi berada di tangan korporasi yang tentunya berorientasi mencari untung atau hubhbban antara penguasa dengan rakyat masih bisnis, bukan sebagaimana pengurusan yang sebenarnya ibarat orang tua pada anaknya.
Ramadan bulan istimewa
Kemuliaan Ramadan yang hanya datang setahun sekali semestinya mampu dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Hal ini semakin di dukung oleh negara bagaiman arakyat memperbaiki amal dan memoeebnahak ibadah semakin mendekatkan kita kepada Allah SWT. Ramadhan merupakan bulan mulia yang memiliki keutamaan yang berbeda dengan bulan-bulan lainnya.
Peran Sistem Islam
Peran negara dalam melayani rakyat, telah diwajibkan oleh islam bertindak tegas terhadap pihak-pihak yang mencari keuntungan bagi dirinya sendiri. Mekanis islam dengan sistem sanksinya telah mengutus Qadhi muhtashib apabila terjadi pelanggaran atas hal hal jamaah salah satunya kecurangan, penipuan didalam pasar
Apabila ada rakyat yang kelaparan maka pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Allah juga menurunkan aturan ddan islam bahwasanya permasalahan pangan merupakan kebutuhan dasar yang wajib di penuhi oleh individu dan negara wajib menyediakan dengan layak dan memberikan harga yang terjangkau. Walhasil, negara akan memperhatikan pengaturan berbagai aspek dalam upaya pemenuhan pangan dalam negeri.
Islam juga akan menjamin mekanisme pasar terlaksana dengan baik. Negara wajib menjamin dan memberantas distorsi, seperti penimbunan, monopoli, dan penipuan. Negara akan menyediakan informasi ekonomi dan pasar, serta membuka akses informasi bagi semua orang untuk meminimalkan informasi yang tidak tepat yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku pasar untuk mengambil keuntungan secara tidak benar. Maka hal ini dapat diraih hanya dengan menerapkan aturan islam secara kaffah. Aturan kaffah itu tidak bisa ditegakkan tanpa adanya sebuh institusi, institusi itulah yang bernama Khilafah. Maka tidak ada tempat bagi aturan buatan manusia yang menyengsarakan rakyat.
Allah swt. Berfirman, “ Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?.”
(TQS Al-Maidah:50).
Wallahualam bissawab
Post a Comment