(Aktivis Muslimah)
Sejatinya pendidikan sangatlah penting bagi anak-anak sebagai generasi penerus. Dunia pendidikan bukan hanya soal pembelajaran semata yang dibutuhkan, tapi juga tenaga pendidik bahkan sarana prasarana itu sangat penting. Misalnya kelayakan gedung sekolah. Karena kalau seandainya gedung sekolahnya nyaman maka anak-anak menuntut ilmunya akan nyaman dan khusyu.
Sayangnya, belum semua sekolah mempunyai bangunan yang benar-benar memadai. Yang mempunyai modal besar pasti bisa mendirikan gedung sekolah yang sangat megah. Begitu juga sebaliknya yang mempunyai modal sedikit pasti mendirikan gedung sekolah yang sangat sederhana bahkan memprihatinkan.
Sedangkan untuk penyaluran dana bos belum benar-benar merata, karena negeri ini menganut sistem Kapitalisme-Sekulerisme. Lebih miris lagi fakta di lapangan ternyata masih ada sekolah yang bangunannya sangat memprihatinkan sekali sehingga ada salah satu bangunan sekolah yang ambruk di saat jam belajar mengajar berlangsung.
Atap bangunan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Munawwaroh, yang beralamat di Dusun Ciawi Larangan RT 02/07, Desa Ciherang, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, tiba-tiba saja atap bangunan sekolah tersebut ambruk dan langsung menimpa puluhan siswa yang sedang melakukan aktivitas belajar, Senin 12 Februari 2024, sekitar pukul 09.30 WIB.
Akibat ambruknya atap bangunan tersebut, puluhan siswa mengalami luka akibat tertimpa material atap hingga belasan siswa diantaranya harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sumedang (kabarsumedang.com, 12/02/2024).
Melihat peristiwa tersebut itu jelas terjadi karena kondisi bangunan yg kurang layak. Buruknya fasilitas pendidikan yakni gedung sekolah yang digunakan untuk belajar mengajar ini, menunjukkan masih buruknya sarana dan prasarana serta pelayanan pendidikan di negeri ini. Padahal pendidikan adalah hak dasar masyarakat serta menjadi salah satu penentu kualitas remaja di masa yang akan datang.
Di satu sisi bahwa negeri belum mampu menyediakan bangunan layak yang dinikmati anak-anak umat ini. Di Sisi yang lain bahwa pemerintah sedang menggerakkan gerbong pendidikan menuju arah liberalisasi. Bagaimana tidak, anak-anak di negeri ini dituntut dengan kurikulum yang semakin liberal, dan semakin sekuler.
Literasi adalah slogan-slogan yang hari ini sedang digaungkan sebagai prasyarat pendidikan di negeri ini agar bisa menghadapi apa yang disebut Revolusi Industri 4.0. Hakikatnya kurikulum negeri ini yang diarahkan untuk mencapai literasi-literasi tadi. Itu adalah kurikulum yang mensekulerkan anak-anak.
Fasilitas pendidikan yang diberikan sangat tidak memadai atau kurangnya dana yang diberikan oleh pemerintah atau negara untuk pendidikan dengan dasar keterbatasan APBN atau keterbatasan sumber ekonomi yang lain. Belum cukup untuk memenuhi kebutuhan layanan pendidikan secara memadai.
Apakah ini karena miskinnya bangsa ini dari SDA yang bisa di gunakan untuk memenuhi kebutuhan rakyat atau karena rendahnya pemasukan negara akibat tidak memiliki kekayaan oleh negara sehingga negarapun tidak mampu membayar fasilitas pendidikan. Ternyata tidak, negeri kita ini adalah negeri yang kaya dari SDA. Negara juga semestinya memiliki harta yang luar biasa banyak. Dari pengelolaan harta yang dikhususkan oleh negara. Anggap saja bahwa rakyat ini memiliki hak atas harta kekayaan yang mereka miliki sendiri. Apabila itu dimaksimalkan eksplorasinya dan benar-benar dikelola untuk kepentingan rakyat. Sesungguhnya negeri ini memiliki kekayaan yang luar biasa, belum lagi jika kemudian negara memanfaatkan pengelolaan terhadap harta-harta milik negara bukan harta-harta milik umum. Maka itu pun bisa menjadi sumber pemasukan yang akan menambah pemasukan negara untuk membiayai semua kebutuhan rakyat. Tetapi hari ini kekayaan umat tidak bisa di nikmati umat.
Bagaimana syariat kaffah diberlakukan di bawah naungan Daulah Islamiyah, memberikan jaminan atas layanan pendidikan yang diberikan kepada masing-masing anak negeri dimanapun mereka berada. Juga memberikan fasilitas pendidikan kelas 1 kepada siapapun. Dan itu adalah hak masing-masing anak umat yang diberikan secara gratis.
Bagaimana kurikulumnya? Kurikulumnya berorientasi menciptakan pribadi insan kamil yakni mereka yang menguasai sains, teknologi, menguasai ilmu-ilmu kehidupan tapi basisnya adalah ketaatan pada Allah, karena kita tanamkan pada mereka akidah Islam yang sangat kuat. Sehingga penerapan syariat Islam lebih baik daripada penerapan sistem kapitalis-sekuler. Semoga sistem Islam bisa ditegakan lagi di muka bumi ini.
Wallahu a'lam bish shawab.
Post a Comment