Palestina Membara, Dunia Terus Membisu


Oleh : Rini Hapsa 

(Aktivis Dakwah Muslimah)


Tepat lima  bulan sudah agresi pasukan Israel ke Jalur Gaza, Palestina, berlangsung. Sepanjang waktu ini pula, puluhan ribu korban jiwa berjatuhan. United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) pun mencatat, selama 7 Oktober 2023—21 Februari 2024, warga Jalur Gaza yang tewas akibat serangan Israel mencapai 29.313 jiwa dan korban luka 69.333 jiwa. Serangan pengeboman ini tidak cukup hanya dilakukan di darat, bahkan udara hingga laut pun terus digencarkan. Sungguh suatu kekejaman yang tak bisa dimaafkan (databoks.katadata.coid, 22/2/2024)


Kamis, tanggal 29 Februari 2024, serangan Israel  kembali menewaskan 112 warga sipil Palestina dan lebih dari 750 warga lainnya terluka. Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan warga Palestina yang sedang berupaya mendapatkan bantuan dekat Dowar al-Nablusi, di bagian selatan Kota Gaza utara. Militer Israel pun mengakui, hal ini dilakukan oleh tentaranya karena dianggap sebagai ancaman. Sejumlah saksi mata menyaksikan kerumunan warga sipil berupaya mendapatkan bantuan dari iring-iringan truk yang telah melewati pos pemeriksaan militer Israel di Kota Gaza. Tak berselang lama, militer Israel justru melepaskan tembakan secara membabi buta di tengah kerumunan ini (www.bbccom, 01/03/2024)


Beberapa hari setelah tragedi bantuan berdarah yang menewaskan 112 warga Palestina itu, tiga pesawat dari Pusat Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) menerjunkan 66 buntalan bantuan berisi sekitar 38 ribu paket makan ke Gaza menggunakan pesawat C-130U Super Hercules. Bantuan ini sebagai tahap awal dari bantuan kemanusiaan darurat, yang diotorisasi oleh Presiden Joe Biden. AS mengatakan, penerjunan bantuan makanan melalui udara akan terus berlanjut. 


Namun Langkah Amerika ini dikritik oleh banyak pihak termasuk  Dave Harden, mantan direktur USAID untuk Tepi Barat. Menurut Harden, Penerjunan udara ini bersifat simbolis dan dirancang sedemikian rupa untuk menenangkan pangkalan domestic. Menurutnya yang perlu dilakukan adalah lebih banyak (pembukaan) penyeberangan dan lebih banyak truk yang masuk setiap hari ke Jalur gaza. Tak hanya sendiri, Badan amal Bantuan Medis untuk Palestina (MAP) yang berbasis di Inggris juga menggemakan pernyataan Harden. Menurut MAP, ketimbang mengirimkan bantuan melalui udara, seharusnya AS, Inggris, dan negara-negara lain bekerja untuk memastikan bahwa Israel segera membuka semua penyeberangan ke Gaza untuk mendapatkan bantuan.


Seperti di ketahui AS merupakan salah satu negara yang mendukung aksi Israel di Gaza. Pemerintah Amerika Serikat (AS) sebelumnya telah meningkatkan bantuan senjata untuk Israel saat perang berkecamuk di Jalur Gaza hingga menewaskan ribuan orang. Washington dilaporkan memasok lebih banyak rudal dan peralatan militer yang lebih canggih untuk Tel Aviv yang sedang berperang melawan Hamas. 


Di tengah bisingnya perdebatan atas bantuan AS ini, kehidupan masyarakat Palestina justru makin memprihatinkan. Sejak peperangan dimulai pada tanggal 7 oktober, Israel telah melarang masuknya makanan, air, obat-obatan dan persediaan lainnya, kecuali sejumlah kecil bantuan yang masuk ke selatan dari Mesir di penyeberangan Rafah dan Penyeberangan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) Israel. Mirisnya lagi, tak banyak dukungan dari negara Seberang palestina ataupun negara lain, yang ada hanyalah aksi bisu dan pura-pura buta menyaksikan pembantaian Palestina disetiap harinya. 


Penjajahan di Palestina merupakan tolak ukur yang pasti akan kondisi umat saat ini. Kondisi di Palestina seakan berbanding lurus dengan kondisi umat muslim. Kebebasan Palestina dari zionis akan menjadi Impian besar dan menjadi suatu keniscayaan bebasnya muslim dari penjajahan. Tentu saja hal ini bertolak belakang dengan Impian dari peradaban barat. Zionis Israel adalah alat penjaga ideologi kapitalisme ynag telah ditanamkan sejak hadirnya Deklarasi Balfour tahun 1917. Delarasi Balfour sebagai pencetus lahirnya keinginan pemerintah Inggris yang ingin mendirikan sebuah "rumah nasional" bagi para kaum Yahudi yang ada di Palestina dan menjadikan pembantaian sadis tidak terhenti hingga saat ini. Jiwa kapitalisme barat begitu melekat dalam diri Israel. Kapitalisme akan terus berambisi menguasai dan menjajah negeri-negeri muslim demi mengamankan kepentingan dan eksistensi ideologi ini. 


Sudah saatnya Kaum muslim bersikap berani untuk menghentikan kekejaman zionis Israel.  Kaum muslim harus mengambil langkah konkret dengan tidak berharap lagi kepada pihak manapun, termasuk PBB. Hadirnya PBB sebagai organisasi perdamaian dunia justru tidak memberikan bukti nyata. PBB yang beranggotakan 193 negara justru tidak berpengaruh apa pun pada Palestina. Yang ada hanyalah kecaman  dan kutukan yang nyaring dibunyikan, tetapi minim hasil. AS yang merupakan sekutu Israel akan melakukan berbagai cara guna membungkam PBB termasuk dengan menggunakan hak veto mereka untuk memblokir resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendukung Palestina.


Membawa persoalan Israel-Palestina sebagai kejahatan manusia ke Mahkamah Internasional pun hanya akan berakhir sia-sia. Keputusan Mahkamah Internasional tidak akan membuat zionis gentar dan menghentikan genosida. Negara pendukung dibelakang Israel juga tidak akan membiarkan anak emasnya diadili di depan hukum. Mengharapkan bantuan negara muslim juga bukan pilihan terbaik saat ini. Pasalnya ukhuwah islam tidak lagi tampak nyata setelah berbagai negara terkotak-kotakkan dan terpecah. Kaum muslim hanya akan bisa menjadi pendukung tanpa aksi nyata akibat banyaknya kerjasama politik dengan negara pendukung zionis. 


Maka tak ada solusi terbaik bagi masalah ini selain adanya kekuasaan Islam yang menyerukan jihad fi sabilillah di bawah naungan Khilafah Islamiah. Merampas tanah Palestina adalah persoalan kaum muslim. Maka pemecahannya adalah dengan penerapan islam di dalamnya, sebagaimana yang telah Allah SWT firmankan dalam ayat-Nya.


“Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian, menghinakan mereka serta akan menolong kalian atas mereka sekaligus melegakan hati kaum mukmin.” (QS At-Taubah [9]: 14). 


Sudah saat kita berhenti berharap kepada para pemimpin Dunia Islam saat ini, yang hanya meninggalkan retorika kosong dan juga berhenti meminta bantuan kepada lembaga internasional manapun karena hanya akan berakhir sia-sia. Tidak sepantasnya mereka berdiam diri dan berpangku tangan. Satu-satunya jalan yang sesuai syariat untuk membebaskan dan melindungi Masjidil aqsa adalah dengan jihad fî sabilillah, yakni dengan memerangi entitas Yahudi hingga tidak ada satu jengkal pun tanah Palestina yang mereka injak lagi.


Bayangkan saja potensi dunia islam dalam Khilafah Islamiyah akan memiliki power yang cukup besar. Memukul mundur musuh-musuh islam akan sangat mudah dengan cara menyatukan kekuatan umat muslim tanpa adanya sekat bangsa. Terlebih karena adanya ruh jihad dalam diri kaum muslim dan  akidah Islam sebagai fondasi kekuatan Islam maka kedamaian negara akan menjadi suatu keniscayaan.


Dalam hal ini, umat Islam punya PR yang sangat besar. Sudah menjadi keharusan bagi kita untuk menyuarakan dan beraksi nyata dalam  proses perubahan yang sedang berjalan yaitu menerapkan aturan islam di bumi Allah.  Namun, proses perubahan untuk menyatukan kekuatan politik umat Islam ini harus sistematis dan terencana dalam satu kepemimpinan. 


Nabi Muhammad saw. bersabda,

Ø¥ِÙ†َّÙ…َا ‌الْØ¥ِÙ…َامُ جُÙ†َّØ©ٌ، ‌ÙŠُÙ‚َاتَÙ„ُ Ù…ِÙ†ْ ÙˆَرَائِÙ‡ِ، ÙˆَÙŠُتَّÙ‚َÙ‰ بِÙ‡ِ

“Sungguh imam (khalifah) itu laksana perisai, orang-orang akan berperang di belakangnya dan menjadikannya sebagai pelindung (mereka).” (HR Muslim).


Telah tercatat dalam catatan emas kejayaan islam, Khilafah mampu menjaga dan melindungi Palestina hingga tiga agama di sana, yakni, Islam, Nasrani, dan Yahudi hidup berdampingan secara damai lebih dari 400 tahun lamanya. Maka persoalannya hanya satu, yakni tidak diterapkannya Islam, padahal, Islamlah  yang menyatukan. Hanya jihad dan Khilafahlah solusi fundamental untuk Palestina dan negeri muslim lainnya yang masih terjajah. Mau berapa bukti lagi bahwa tanpa Khilafah umat tertindas dan tercerai berai? Semoga Allah menyegerakan tegaknya naungan Islam guna kedamaian kaum muslimin. Wallahu'alam.

Post a Comment

Previous Post Next Post