Kesempurnaan Islam Mampu Mengentaskan Kemiskinan Ekstrem

 



Oleh Shintia Budiarti

Aktivis Muslimah

 

Pemerintah memperkirakan kemiskinan ekstrem akan terus melonjak drastis pada penghujung tahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, yakni tahun 2024. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan selama ini pemerintah menggunakan basis perhitungan masyarakat miskin ekstrem dengan garis kemiskinan sebesar US$ 1,9 purchasing power parity (PPP) per hari. Dengan basis perhitungan seperti itu, pemerintah harus mengentaskan 5,8 juta jiwa penduduk miskin hingga mencapai nol persen pada 2024. Ini setara dengan 2,9 juta orang per tahunnya.


Perhitungan yang disampaikan di atas dinilainya keliru, karena basis perhitungan orang yang bisa disebut sebagai miskin ekstrem dengan perhitungan secara global, yakni US$ 2,15 PPP per hari, maka pemerintah harus mengentaskan 6,7 juta orang penduduk miskin hingga 2024, atau 3,35 juta orang per tahunnya.


Suharso pun akan memastikan, pemerintah akan terus konsisten mengentaskan kemiskinan ekstrem dengan cara memperbaiki pemberian bantuan sosial secara lebih tepat sasaran untuk mengurangi beban pengeluaran, pemberdayaan sosial dan ekonomi dengan memberikan jaminan peningkatan pendapatan, serta memperluas akses pelayanan dasar. (CNBC Indonesia (05/02/2024).


Banyak upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah, tetapi hingga saat ini cara tersebut tidak menunjukkan hasil sesuai harapan. Ini menunjukkan bahwa semua upaya yang dilakukan belumlah tepat. Gagalnya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem adalah karena solusi yang ditempuh tidak menyentuh akar permasalahan.


Jika kita mengamati, masalah kemiskinan ini erat dengan kesulitan ekonomi. Sehingga, kondisi masyarakat saat ini yang sangat memprihatinkan, dengan kenaikan harga bahan pokok yang melambung tinggi menjadi salah satu penyebab kemelaratan rakyat. Sulitnya kehidupan sangat terasa saat makin sempitnya lapangan pekerjaan, sehingga kepala keluarga yang tidak memiliki penghasilan tidak dapat menanggung kebutuhan yang harus diberikan kepada keluarganya.


Banyaknya kesulitan menyebabkan banyaknya anak-anak yang putus sekolah, begitupun banyaknya orang sakit yang tidak dapat berobat, banyaknya keluarga yang kelaparan, anak-anak yang kurang gizi dan stunting, hingga akhirnya banyak yang memilih jalan pintas demi melanjutkan kehidupan dengan mencuri, merampok, membunuh, transaksi barang haram, hingga menjual harga diri. 


Semua permasalahan ini dihasilkan dari adanya penerapan sistem ekonomi kapitalis, yang memberikan kebebasan kepemilikan kepada pengusaha atau para oligarki. Mereka bebas mengeruk sumber daya alam sekaligus menjualnya. Sumber daya alam yang seharusnya dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat, kini dikuasai oleh asing dan Barat.


Adapun program pengentasan kemiskinan dari pemerintah tidak mampu memberantas dan menyelesaikan permasalahan masyarakat. Padahal upaya apapun yang dianggap sebagai solusi telah dilakukan, tetapi angka kemiskinan malah makin tinggi, bahkan selalu bertambah jumlahnya bak jamur di musim hujan. Hal ini akan memberikan dampak yang sangat buruk bagi generasi mendatang.


Hanya Islamlah yang mampu menyelesaikan kemiskinan ini. Di mana pemerintahan dalam Islam berperan sebagai pelayan umat bukan sebagai penguasa atau atasan, sehingga pemerintah akan mengayomi rakyatnya dengan baik dan menjamin agar kemiskinan bisa diselesaikan. Adapun beberapa hal yang perlu dilakukan menurut Islam, yaitu:

Pertama, negara akan menjamin kebutuhan primer seluruh masyarakatnya terpenuhi. Hal ini dilakukan dengan menyediakan lapangan pekerjaan dan mewajibkan laki-laki mencari nafkah untuk keluarganya. Semua ini harus dilakukan atas dorongan keimanan.

Kedua, Islam akan membagi kepemilikan menjadi tiga, yaitu individu, umum, dan negara. Seorang individu bebas mendapatkan harta, tetapi dengan cara yang tidak melanggar hukum syarak, sedangkan kepemilikan umum, seperti SDA, ini akan dikelola oleh negara dan hasilnya dikembalikan kepada rakyat dan swasta pun dilarang memilikinya. Sehingga, kekayaan negara akan dikelola oleh negara untuk keperluan kenegaraan.

Ketiga, negara wajib mendistribusikan kekayaan secara merata, seperti memberikan bantuan berupa lahan atau uang untuk masyarakat yang ingin memulai usaha tapi tidak memiliki modal.

Keempat, pembangunan ekonomi akan bertumpu pada sektor riil. Dengan begitu, kekayaan yang ada itu asli, bukan sesuatu yang tidak ada, tetapi diada-adakan.


Semua cara tadi hanya bisa dilakukan dalam sistem Islam yang sempurna. Masyarakat akan merasakan dan mendapatkan keadilan serta kemaslahatan. Semua ini atas dorongan keimanan maka setiap kebijakan atau keputusan yang dilakukan akan sesuai hukum syarak, karena kelak di akhirat akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt. Dan tak mungkin sistem kapitalis sekuler yang mengutamakan keuntungan dan memisahkan agama dari kehidupan dalam mengayomi masyarakat mampu mengatasi kemiskinan ekstrem saat ini.


Teringat akan sabda baginda Rasulullah saw., "Imam adalah ra'in (pengurus) dan ia bertanggung jawab atas urusan rakyatnya.” (HR. Al Bukhari)

 

Seperti inilah kesempurnaan Islam dalam mengentaskan kemiskinan. Dan semua ini hanya bisa tercapai jika menerapkan sistem Islam melalui institusi khilafah. Seperti yang pernah Rasulullah contohkan kepada kita. Untuk kesejahteraan umat. Demi menciptakan generasi yang gemilang dan mulia, serta rahmat bagi seluruh alam.

 

Wallahualam bissawab

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post