Pegiat Literasi Peduli Negeri
Seorang istri mantan Perwira Brimob berinisial MRF, RFB, mengalami penderitaan dalam rumah tangganya sejak 2020. RFB mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) berulang kali oleh suaminya. Kejadian terakhir pada 3 Juli 2023 adalah yang paling berat.
Luka-luka yang diderita korban meliputi memar pada wajah, dada, dan punggung, serta lecet pada kepala dan tangan," kata Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Depok M. Arief Ubaidillah, Kamis (Kompas.com, 21/3/2024).
Tidak hanya sampai disitu kasus lain pun kian menyeruak. Diantaranya Seorang kakek berinisial BS (58 tahun) tega mencabuli keponakan perempuannya yang berusia 11 tahun. Si kakek itu pun dibekuk pada Kamis (21/3) kemarin.
Kasi Humas Polres Tapanuli Utara (Taput) Aiptu Walpon Baringbing mengatakan, pencabulan itu terungkap berkat tetangganya, seorang saksi 14 tahun yang tak sengaja memergoki pelaku sedang melecehkan korban.
“Jadi pada Rabu (13/3) itu, saksi tak sengaja memergoki pelaku sedang melecehkan korban di belakang rumah pelaku,” kata Baringbing pada Jumat (Kumparan.News. 22/3/2024).
Kasus demi kasus yang terjadi membuat kita dalam keluarga menjadi kian harus lebih waspada. Karena pelaku bisa saja berasal dari anggota keluarga itu sendiri. Sungguh amat miris dan menyedihkan dimana keluarga adalah tempat utama berlindung namun justru kian menakutkan.
Tentu hal ini bukan terjadi tanpa sebab namun faktor ini terjadi karena begitu kompleknya permasalahan yang harus diselesaikan. Karena tidak diselesaikan hingga tuntas dan tak ada panduan yang kongkrit sehingga menghasilkan efek jera pada para pelaku. Sehingga kejahatan bisa terjadi dimanapun.
Rapuhnya Keluarga Dalam Kapitalisme
Keluarga saat ini kian berada diambang kehancuran dimana kian ramai kasus kekerasan dalam rumah tangga dan kasus lainnya yang pelaku dan korbannya adalah keluarga itu sendiri.
Sedih, malu dan tersiksa adalah rasa yang tak bisa diungkapkan lagi bagi korban. Namun apa hendak dikata bahwa itulah realitanya. Dimana keluarga kian memiliki gambaran yang menakutkan dan menyisakan trauma yang mendalam.
Perlu kita pahami bersama bahwa hal ini terjadi bukan tanpa sebab namun kita perlu mencari sebab utamanya perilaku kekerasan dalam keluarga terjadi. Hal mendasar yang menjadi penyebab adalah tidak adanya aturan yang benar dalam kehidupan termasuk keluarga.
Mengapa demikian?. Karena aturan yang dipakai oleh keluarga adalah aturan sekular. Yaitu sebuah aturan yang menghilangkan peran agama dalam kehidupan. Agama ianggab racun dan candu sehingga wajar keluarga kehilangan panduan dan arah yang benar dalam menciptakan keluarga yang sakinah
Hari ini keluarga bukan dibentuk dengan taqwa tapi sekedar pemuasan birahi dan pemuasan dunia belaka. Sehingga keluarga dibentuk telah kehilangan tujuannya. Bahagia hanya diukur jika memiliki harta yang banyak atau materi. Tolak ukur hanyalah keuntungan sehingga jika ia tak mendapatkan hal itu mudah saja baginya memperlakukan orang lain dengan buruk.
Maka wajar rentan akan kekerasan dan hilangnya kasih dan sayang. Maka wajar pula dalam sistem kapitalis sekular ini keluarga kian rapuh karena cara pandang yang mempengaruhi sikap dan tingkah laku. Maka keluarga yang samara itu hampir mustahil didapatkan.
Hal ini juga menunjukkan mandulnya UU P-KDRT yang telah di sah kan selama 20 tahun lamanya.
Bangun Keluarga Dengan Islam
Dalam pandangan Islam keluarga adalah institusi terkecil dan strategis untuk menjadi benteng dan jaminan perlindungan. Islam juga telah menjadikan kaharudan bagi negara untuk mengatur dan menjamin kelangsungan keluarga yang harmonis.
Negara sebagai penjamin terwujudnya fungsi keluarga dalam berbagai sistem kehidupan yang berasaskan aqidah Islam. Fungsi keluarga dalam Islam adalah sebagai pembentuk kepribadian taqwa bagi setiap anggota keluarga. Dan membimbing dalam mengarungi kehidupan untuk tetap menjadikan aturan Islam sebagai standar beraktivitas.
Karena peran keluarga yang amat penting inilah negara harus bertanggung jawab penuh untuk menjaga kehidupan keluarga agar samara. Keluarga tidak dibiarkan menyelesaikan permasalahan mereka bahkan negara wajib ikut campur jika ketenangan dalam keluarga tak didapatkan.
Dapat berupa edukasi bahkan pendanaan secara langsung untuk usaha serta terpenuhinya kebutuhan keluarga dengan baik. Karena dari keluarga yang terjagalah yang akan melahirkan generasi yang cemerlang. Generasi pembangun bukan generasi pelaku kejahatan.
Wallahu 'alam.
Post a Comment