Mengutip dari CNBC INDONESIA (15 maret 2024). Impor barang-barang konsumsi menjelang masa ramadhan dan idhul Fitri 2024, kenaikanya terjadi secara bulanan atau mont to month (mtm) maupun tahunan year to year (yoy).
Plt Kepala Badan Pusat Stastistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, nilai impor barang konsumsi per februari 2024 sebesar 1,86 miliar Us dolar atau naik 5,11 persen dibanding januari 2023.
Sedangkan dibandingkan februari 2024 senilai 1,36 miliar US dolar naik 36,49 persen secara bulanan. Nilai impor barang konsumsi naik 90.5 juta US dolar atau naik 5,11 persen. Kata Amelia saat konfersi persen di kantornya, Jakarta 15 maret 2024.
Ia merincikan, impor barang-barang konsumsi yang naik secara bulanan atau dibanding januari 2024 dipicu oleh kenaikan impor mesin atau peralatan mesin dan bagian nya sebsar 77,77 presen, kendaraan dan bagian nya 46,45 persen dan mesin atau perlengkapan elektronik serta bagian nya 30, 79 presen.
Untuk barang konsumsi yang berupa komoditas pangan, juga mengalami peningkatan pesat yaitu beras naik 95 persen secara volume dan secara nilai naik 148,63 persen periode januari-februari 2024.
Lalau bawang Putih 374, 20 persen secara volume dan naik 357,01 persen secara harga.
Sudah jamak diketahui bahwa setiap momen lebaran permintaan bahan pangan meningkat. Hal tersebut seharusnya bisa diprediksi dan diantisipasi, agar tetap terwujud ketahanan pangan dan kedaulatan pangan.
Ketergantungan pada impor sejatinya mengancam kedaulatan negara, namun penerapan sistem kapitalisme menghalangi terjadinya negara mandiri.
Negara hanya sebagai regulator dan fasilitator sedangkan untuk pendistribusianya di serahkan kepada masing-masing individu.
Individual, wasta dan bahkan asing, dibebaskan untuk mengelola kedaulatan pangan dalam negeri.
Si pemilik modal dari pihak manapun diberikan hak sebagai pengelola, selama negara memiliki keuntungan atasnya.
Berbeda dengan sistem Islam (khilafah) yang mewajibkan negara berdaulat dan mandiri termasuk dalam masalah pangan. Berbagai upaya akan dilakukan negara secara maksimal termasuk dalam membangun infrastruktur yang berkualitas.
Upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian dan peternakan juga dalam inofasi-inofasi tekonolgi tepat guna dan berkemampuan tinggi. Semua itu dilakukan untuk kesejahteraan rakyat. Termasuk pemberian subsidi pada rakyat yang membutuhkan.
Termasuk para petani dan para peternak yang kekurangan modal atau tidak memiliki modal. Negara islam mampu mendanai dan mensuport rakyatnya, karena memiliki sumber dana yang banyak dan beragam serta terjamin keamanana nya yang disimpan di khas negara yaitu baitul mall. Begitulah islam dalam menyelesaikan persoalan ummat. Agar tidak terjadi kenaikan harga pangan ataupun inflasi.
Allahu a'lam bishawwab.
Post a Comment