Dari Kemiskinan Terbitlah Kejahatan


Oleh: Lilik Solekah, SHI. 

(Ibu Peduli Generasi)


Miris. Inilah yang disebut manusia yang baik derajatnya lebih tinggi dari malaikat dan manusia yang jahat itu lebih rendah dari binatang. Kini sudah banyak ditemui manusia yang kedudukanya lebih rendah dari binatang. Bagaimana tidak? hewan sejenis indukan ayam saja akan melindungi anak-anaknya segenap jiwa raga. Dicarikan makanan hingga mendidiknya berdikari. Melindungi dari serangan musuh dan marabahaya. Ketika dingin diselimuti dengan seluruh anggota tubuhnya semata-mata agar bertahan hidup. Tidak membedakan anak yang cantik ataupun cacat semua diperlakukan sama.


Sedang ini manusia justru berperilaku lebih rendah dari binatang. Dia rela menjual bayinya seperti halnya  kasus di Tambora Jakarta Barat ini. Anak yang dikandungnya selama sembilan bulan bahkan ketika belum keluar dari rahim sudah diperjual belikan.


Seperti fenomena gunung es. Dimana yang tampak lebih sedikit dari yang tersembunyi. Kasus TPPO ( Tindak Pidana Penjualan Orang) yang ternyata tidak hanya satu pelaku. Kasus ini setelah diselidiki polisi Tambora menemukan 4 bayi di rumah yang diduga sindikat penjualan bayi ini.

disebutkan dalam media Antara bahwa Kemen PPPA (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) menyebutkan para ibu yang menjual bayinya  dikarenakan mereka berasal dari kelompok rentan secara ekonomi.


Sungguh kejadian ini membuktikan pada kita bahwa kemiskinan bisa mengakibatkan hilangnya naluri keibuan. Kemiskinan juga bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya oleh pihak tertentu. Dan kemiskinan bisa menyebabkan tindak kejahatan dan juga di jahati. Kondisi ini adalah buah kelaziman dalam penerapan sekularisme dan sistem ekonomi kapitalisme. 


Sebuah keniscayaan dimana dalam sistem sekularisme yang memisahkan antara agama dan kehidupan. Seorang ibu tempat ternyaman untuk berlindung buah hatinya justru menjadi tempat paling bahaya. Ibu yang lemah iman dan silau akan harta dunia. Ibu yang sudah muak dengan kemiskinan ingin mengecap manisnya memegang uang. Sehingga sudah buntu dalam otaknya bagaimana cara menghasilkan dengan instan. yang ada hanya bayi dalam kandungan. Disambut dengan tawaran yang menggiurkan. Terjual lah bayi yang belum terlahirkan.


Kasus seperti ini juga wajar dalam sistem ekonomi  kapitalisme. Dimana negara menjamin kebebasan manusia bertindak berperilaku. Apapun bisa dijual asalkan laku. Tak peduli halal haram asal bisa memenuhi uang di saku. Yang kaya makin kaya yang miskin dipelihara. Bahkan ada anggapan bahwa penjara adalah tempat ternyaman bagi siapa saja. Karena bagi si miskin  dipenjara itu tidak perlu memikirkan biaya hidup lagi. Bisa makan dan tidur tanpa pusing memikirkan dapat uang darimana untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sedang bagi si kaya tidak masalah dipenjara dengan perbuatan nya. Karena dia bisa beli penjara yang nyaman untuknya dan justru dengan aman dia bisa menggerakkan sindikat dari dalamnya.


Sangat berbalik dengan Sistem Islam. Dimana sistem ini menjadikan negara wajib mewujudkan kesejahteraan individu per individu.  


Islam juga memiliki aturan yang sempurna dan paripurna mulai dari sistem ekonomi Islam hingga sistem bernegara. di dalam sistem ekonominya Islam memiliki berbagai mekanisme untuk menjamin kehidupan individu di dalamnya menjadi sejahtera. 


Islam juga memiliki sistem pendidikan yang mampu mencetak individu yang beriman dan bertakwa, sabar dalam menghadapi ujian, menjauhi kejahatan dan saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan.


Islam juga memiliki sistem sanksi yang tegas dan menjerakan sehingga mencegah manusia melakukan kejahatan. 


Dari sini jelas jauh perbedaan antara sistem buatan manusia yaitu kapitalisme sekuler dengan sistem Ilahiyah yang berasal dari penciptanya manusia. Maka mari campakkan sistem yang tidak sesuai dengan aturan dari Al khaliq karena pasti membawa kerugian dan celaka.

Post a Comment

Previous Post Next Post