8 AKSI KONVEGRASI MAMPUKAH TURUNKAN STUNTING SECARA ALAMI?


Oleh: Dini Koswarini

Aktivis Muslimah


Kementerian dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia puji Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang karena penanganan penurunan stunting berjalan baik. Hal ini terjadi sebab Pemkab Karawang dianggap telah berhasil menjalankan 8 aksi konvegrasi


8 aksi tersebut antara lain, melakukan identifikasi, menyusun rencana, menyelenggarakan rembuk stunting, memberikan kepastian hukum, ketersediaan kader stunting, meningkatkan pengelolaan data, pengukuran tinggi badan dan melakukan review kinerja.


Analis Kesehatan Kemendagri, Iin Afriani menyebutkan, hanya saja di aksi ke 8, laporan data didapati masih belum maksimal, sehingga di awal tahun 2024 pihaknya melakukan sejumlah evaluasi teknis. (Tvberita.co.id, 23/2/2024)


Lantas apakah pelaksanaan 8 aksi tersebut sudah menyentuh pada akar permasalahan?


Sebab penyebab masalah stunting bukan saja dipengaruhi oleh ketahanan pangan, lingkungan sosial, lingkungan kesehatan dan lingkungan pemukiman. Namun sebagaimana yang tertulis pada bimtek Peran Kabupaten Kota, stunting berkaitan erat dengan pendapatan, kesenjangan ekonomi, perdagangan, urbanisasi, globalisasi, sistem pangan, perlindungan sosial, sistem kesehatan sampai pada pembangunn pertanian.


Tapi sangat disayangkan dalam pelaksanaannya justru penanganan stunting dianggap sebagai komitmen politis dan kebijakan pelaksanaan aksi yang mana kebutuhan dan tekanan untuk implementasi tata kelolanya hanya berpusat pada keterlibatan antar lembaga pemerintah dan non pemerintah.


Padahal lebih jauh, yang memiliki kuasa besar dan kewajiban dalam menjamin kesejahteraan masyarakat ialah Pemerintah itu sendiri. Kondisi ini sangat jelas menunjukan jika negara kita menjadikan pemerintah sebagai regulator untuk memenuhi seluruh kepentingan pemilik modal yang telah membantu mereka untuk meraih kursi kekuasaan saja. Namun meniscayakan distribusi logistik pangan yang tidak adil, hingga berakibat semakin tajamnya ketimpangan sosial.


Kondisi ini memang sangat memungkinkan terjadi sebab Negara ini menerapkan sistem ekonomi kapitalisme yang berorientasi pada materi. Hal ini sangat diskriminatif karena pro pada kepentingan modal.


Lalu bagaimana permasalahan stunting ini bisa diatasi hingga akarnya?


Dalam Negara dengan sistem Islam, secara alami akan menjamin kesejahteraan bagi rakyatnya hingga mampu mencegah stunting kepada balita. Kesejahteraan yang dimaksud adalah terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan pendidikan dan keamanan rakyatnya.


Sebab Islam telah menggariskan kepala negara sebagai penanggung jawab atas urusan rakyat yang melalui penerapan aturan Islam kaffah beberapa bentuk kebijakan dalam kepala negara yang menjamin kesejahteraan setiap rakyat individu per individu.


Diantaraya ialah, pertama dalam negara Islam memerintahkan setiap laki-laki untuk bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhannya dan keluarganya. Sehingga negara bertanggung jawab dalam penjaminan tersedianya lapangan pekerjaan yang besar. 

Agar negara bisa menyediakan lapangan kerja yang sangat besar, maka negara harus menguasai pengelolaan sumber daya alam. Dengan dikelolanya sumber daya alam secara mandiri otomatis akan membuka lapangan kerja banyak mulai tenaga ahli hingga tenaga terampil sehingga tidak lagi ada pengangguran.


Kedua, jika individu itu tetap tidak mampu, maka beban tersebut dialihkan kepada ahli warisnya. Ketiga, jika kerabat tidak ada atau tidak mampu maka beban itu beralih ke baitul mal yakni kepada negara.


Keempat, Islam juga menetapkan kebutuhan dasar berupa pelayanan yaitu pendidikan kesehatan dan keamanan mutlak dijamin oleh negara.


Pemenuhan atas ketiga pelayanan itu bagi seluruh masyarakat tanpa kecuali langsung menjadi kewajiban negara. Sehingga income per keluarga hanya dialokasikan untuk kebutuhan pokok. Semua jaminan itu didukung oleh pendapatan negara di Baitul mal.


Maka tidak heran, dengan pengelolaan yang tepat bukan mustahil jika stunting secara alami akan teratasi hingga ke akarnya. Semua ini hanya bisa terwujud apabila Negara menerapkan sistem Islam, bukan sistem kapitalisme yang terus menerus menyengsarakan rakyat.

Post a Comment

Previous Post Next Post