Ibu adalah sosok luar biasa bagi
Setiap anak-anaknya. Di dunia ini, tidak ada yang bisa menggantikan peran seorang ibu melahirkan, membesarkan, dan mendidik anak-anaknya. Oleh karenanya sangat pantas jika Islam memuliakan setiap ibu.
Tapi nyatanya tingginya Beban Hidup didalam sistem demokrasi sekuler mematikan fitra keibuan. Dikutip dari - BANGKAPOS BELITUNG--
Insiden tragis di desa membalong , kabupaten Belitung, dimana seorang ibu rumah tangga berusia 38 tahun diduga membunuh dan membuang bayi yang lahir secara normal di kamar mandi. Kejadian itu terjadi pada Kamis, 18 Januari 2024, sekitar pukul 21.00 wib.
Motif dari tindakan mengerikan ini
Diduga terkait dengan faktor ekonomi,
Dimana ibu tiga anak tersebut merasa
Terdesak secara finansial.
Sungguh sangat miris seorang ibu tega membunuh bayi yang baru dilahirkan nya karena faktor ekonomi. Tingginya Beban Hidup telah mematikan fitrah keibuan nya. Tentu banyak faktor yang berpengaruh. Lemahnya Ketahanan iman, tidak berfungsinya keluarga sehingga ibu juga terbebani pemenuhan ekonomi. Lemahnya kepedulian masyarakat, dan tidak adanya jaminan kesejahteraan negara atas rakyat individu per individu.
Di Sistem sekarang seseorang tidak lagi takut dalam melakukan kejahatan, termasuk melakukan pembunuhan padahal Allah melarang seseorang menghilangkan nyawa tanpa alasan yang hak. Allah SWT berfirman : "Barang siapa yang membunuh
Seseorang manusia, bukan karena
Orang itu (membunuh) orang lain,
Atau bukan karena membuat
Kerusakan dimuka bumi, maka
Seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya". (QS. Al-ma'idah : 32).
Besarnya dosa seorang yang dengan sengaja menghilangkan nyawa tanpa hak adalah sangat besar. Namun lemahnya iman membuat seseorang tidak lagi takut melakukan yang jelas telah Allah larang.
Disisi lain seorang ibu juga terbebani dengan pemenuhan ekonomi, dimana sekarang sangat susah pekerjaan itu didapatkan di dalam sistem demokrasi sekuler saat ini, lemah nya kepedulian masyarakat juga menjadi faktor atas kasus ini, dimana masyarakat tidak lagi peduli terhadap orang lain bahkan saudara seiman nya. Jika kita cermati lebih dalam, sebab problem ini terjadi tidak bisa dilepaskan dari karut-marut sistem tersebut, adalah kapitalisme yang tegak di atas asas sekularisme yang menafikan peran agama dalam pengaturan kehidupan.
Sekularisme berikut paham-paham turunannya yang batil seperti Liberalisme dan materialisme yang diemban negeri ini, memang meniscayakan kehidupan yang serba sempit. Terlebih adanya kebijakan yang tidak memihak rakyat, makin membebani keluarga muslim dengan kehidupan yang serba sulit, jadi tak heran jika kejahatan dimana-mana. Ditambah tidak adanya jaminan kesejahteraan negara atas rakyatnya.
Seharusnya ini adalah tanggung jawab negara. Namun nyatanya negara abai terhadap problem yang masyarakat hadapi saat ini, negara tutup mata tutup telinga seakan tidak mau melihat dan enggan mendengar keluhan rakyatnya.
Padahal di dalam Islam semua berkaitan erat dengan sistem yang diterapkan negara karena Islam mewajibkan menjamin kesejahteraan ibu dan anak melalui berbagai mekanisme, baik jalur nafkah, dukungan masyarakat dan santunan negara.
Islam memiliki sistem ekonomi dan
Politik yang mampu mewujudkan kesejahteraan individu per individu, yang meniscayakan ketersediaan dana untuk mewujudkannya.
Ketika peran ini dilaksanakan oleh negara, kebutuhan pokok rakyat (sandang, pangan, dan papan), juga kebutuhan kolektif rakyat
(Pendidikan, kesehatan, dan keamanan) akan terpenuhi seluruhnya. Dengan penjagaan keimanan dan ketakwaan yang dilakukan negara, terpenuhinya seluruh kebutuhan rakyat, serta banyak kesempatan untuk bisa memenuhi kebutuhan pelengkapnya, rakyat tidak akan mudah melakukan pembunuh dan kejahatan lainnya, karena semua sudah terpenuhi oleh negara.
Wallahu a'lam bisshowwab[]
Post a Comment