Oleh Reni Juariah
Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Muslimah
Menjadi ibu adalah sosok luar biasa bagi setiap anak, termasuk mendidik, membesarkan sampai memastikan anak tumbuh dengan normal. Menjadi seorang ibu yang bisa melahirkan seorang anak jelas di idamkan bagi seluruh perempuan yang sudah berumah tangga. Namun, berbeda dengan satu ibu ini yang telah melahirkan anaknya, tapi dia membunuhnya, dengan alasan terhimpit biaya kehidupan. Inilah yang terjadi ketika tidak ada keyakinan dalam diri manusia. Padahal jelas firman Allah di dalam surah al Isra: 31, "Janganlah kamu membunuh anak-anak mu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka itu adalah suatu dosa yang besar."
Sungguh miris sekali di zaman kapitalis sangat mudah untuk menghilangkan nyawa. Bahkan anak kandung sendiri yang seharusnya setelah dilahirkan lalu dirawat dan dibesarkan. Namun, beda dengan permasalahan seorang ibu di Kabupaten Boyolali setelah berhasil melahirkan dengan tega membunuh darah daging nya sendiri dengan menenggelamkan ke dalam ember dan membuang nya ke pekarangan orang lain. Karena berat nya hidup di sistem kapitalis ini dan memaksa seseorang menjadi bebas berkelakuan. Menyempitkan perasaan dan sangat jauh dengan rasa kesadaran diri bahwa segala perbuatan akan dimintai pertanggung jawaban.
Dalam kasus ini tentu banyak faktor yang berpengaruh, lemahnya ketahan iman dan tidak berfungsinya keluarga sehingga ibu juga terbebani dengan pemenuhan ekonomi, lemahnya kepedulian masyarakat dan tidak adanya jaminan kesejahteraan negara atas rakyat individu per individu semua berkaitan erat dengan sistem yang diterapkan negara.
Berbeda dengan Islam. Dalam Islam perempuan dipandang sebagai kemuliaan yang harus dijaga. Allah Swt. memuliakan dengan memberi peran sebagai ibu dan pengatur rumah tangganya dibawah kepemimpinan suami. Rasulullah saw. juga bersabda, "Wanita adalah penanggung jawab dalam rumah tangga suami dan anak-anaknya."
Di sinilah perlunya menumbuhkan keimanan agar sadar sejatinya kita itu hamba dan akan diuji dengan segala permasalahan, jika seseorang memahami sejatinya hidup di dunia ini hanya dua perkara, yaitu pahala dan dosa pasti akan paham bahwa kita berasal dari mana, sedang apa di dunia ini, dan akan kemana setelah mati? Sebagai hamba wajib mengetahui apalagi bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Islam mewajibkan negara menjamin kesejahteraan ibu dan anak melalui berbagai mekanisme. Baik jalur nafkah, dukungan masyarakat dan santunan negara. Islam memiliki sistem ekonomi dan politik yang mampu mewujudkan kesejahteraan bagi individu per individu. Yang meniscayakan kesediaan dana untuk mewujudkannya.
Wallahualam bissawab
Post a Comment