Oleh. Ummu Miqdad
Anak adalah harapan terbesar bagi kelanjutan hidup seseorang. Sosok yang dinantikan sebagai penyejuk mata, pelipur lara, dan selanjutnya akan menjadi penerus keturunan. Dengan itu keberadaannya tentu kan menumbuhkan semangat dan tekad yang kuat untuk menjamin terwujudnya harapan tersebut.
Anak-anak tidak hanya harapan bagi kedua orang tuanya tapi juga harapan suatu bangsa yang kelak akan menggantikan posisi orang-orang yang sekarang diamanahi mengurusi urusan rakyat dan bernegara, juga menjamin keberlangsungan suatu negara. Bisa dibayangkan, negara tanpa anak-anak sebagai penerus, perlahan akan punah dan digantikan oleh orang-orang dari negara lain.
Namun, kita sadari bersama bahwa zaman ini semakin rusak dari kota hingga pelosok. Media yang begitu liar makin mudah diakses melalui jaringan pembangunan. Pergaulan yang semakin bebas tak lagi tabu di masyarakat. Peredaran barang haram pun semakin mudah di akses oleh semua kalangan.
Kenakalan remaja kini sudah berada pada tahap yang semakin mengerikan. Sangat jauh dari zaman ketika media teknologi dan pembangunan belum masif seperti sekarang. Tak ayal kenakalan yang membuat para orang tua dan juga warga menjadi resah.
Seperti yang dilansir oleh republika (8/2/2024), seorang remaja yang 20 hari lagi menginjak umur 17 tahun, melakukan pembunuhan yang sadis terhadap tetangganya di Desa Babulu Laut Kecamatan babulu Kalimantan Timur
Tak tanggung-tanggung, satu keluarga habis dibunuhnya. Dengan mematikan lampu, dihabisinya satu persatu nyawa mereka. Bahkan yang lebih kejinya, dua dari mayat korban sempat digaulinya. Sungguh diluar nalar bagaimana dia bisa tega melakukan itu.
Terungkap fakta bahwa remaja yang berinisial Jini berada dalam pengaruh minuman beralkohol setelah melakukan pesta miras dengan temannya. Sepulang dari sanalah sekitar pukul 23.30 WITA. Dengan kondisi itulah dia mampu melakukan hal yang sadis tersebut. Ditambah lagi faktor yang terjadi sebelumnya, seperti cekcok masalah ayam dan helm yang selama tiga hari tidak dikembalikan, juga penolakan cinta dari anak korban membuat memori yang buruk dalam benaknya, sehingga memicu kejahatan yang berakibat kematian.
Sesungguhnya kejadian ini merupakan suatu gambaran tentang gagalnya pendidikan di Indonesia dalam mewujudkan siswa didik yang berkepribadian terpuji, sehingga dapat bertindak sadis dan keji. Berpikiran serba praktis tanpa peduli akibat yang ditimbulkan.
Lemahnya sistem sanksi yang diterapkan membuat orang tak kunjung jera melakukan tindak kejahatan dan juga mencegah yang lain untuk bertindak hal yang serupa.
Juga menggambarkan betapa buruknya efek dari minuman keras yang membuat orang kehilangan akal sehingga mampu melakukan tindakan yang keji.
Islam, selain sebagai agama juga memiliki seperangkat aturan yang lengkap dalam kehidupan. Salah satunya adalah sistem kehidupan yang berasaskan akidah islam. Sistem ini akan mampu mencetak generasi berkualitas dan berkepribadian Islam yang akan mendorong individu menggunakan aturan Allah sebagai standar kehidupan. Minuman keras yang diharamkan dalam Islam tidak akan sampai kepada seseorang sehingga mencegahnya dari kehilangan akal sehatnya untuk melakukan kejahatan.
Sistem sanksi yang tegas juga akan membuat orang jera dan mencegah yang lain untuk melakukannya.
Dengan demikian, diterapkannya sistem Islam akan mampu menjaga generasi kita melakukan kejahatan, sekaligus menjadi penerus dan penjaga ketenteraman dalam bermasyarakat dan bernegara
Wallahu a'lam bishawab
Post a Comment