Oleh : Ummu Rabani
(Muslimah Peduli Umat)
Menghitung hari tanggal pemilihan umum, kampanye digelar dengan Akbar. Masyarakat terbawa pusara euforia, menjagokan Paslon idamannya.
Namun di sisi lain, kondisi ekonomi rakyat masih terperi, tingkat kriminalitas kian memprihatinkan, penodaan agama tak juga bisa dielakkan. Akankah kandidat yang begitu lihai tampil dalam debat capres bisa mengentaskan semua permasalahan keumatan?
Setiap paslon dengan kekhasannya, ada yang menampilkan sisi religinya, ada yang bangga dengan kegemoyannya, atau yang percaya diri dengan backing-nya, rerata masih dengan kekuatan pemikiran kapitalis sekulernya.
Semuanya masih tetap berbangga dengan demokrasi yang diterapkan di negeri ini. Sementara kita ketahui bersama bahwa demokrasi telah menjauhkan umat dari aturan Islam. 4 kebebasan yang dihasilkan demokrasi telah menghasilkan kemaksiatan. Kebebasan beragama telah memberikan peluang agar orang mudah murtad, bahkan menodai agama. Kebebasan berpendapat, kebebasan berpendapat, kebebasan berekspresi, dan kebebasan kepemimpinan juga ikut menyumbangkan kemudaratan di tengah umat.
Kandidat yang terhormat belum menyadari bahwa jalan perubahan bukan hanya terpaku lewat jalan pemilu. Ada jalan perubahan hakiki yang sebenarnya mesti dijejaki. Jika para kandidat tersebut merunut kepada yang telah diteladankan oleh Rasulullah Saw. Maka tidak sekali-kali dikisahkan adanya jalan kompromi dengan sistem kufur dalam perwujudan jalan perubahan.
Haruslah dibangun kesadaran bahwa jalan perubahan membutuhkan landasan yang sahih dengan ditunjang oleh pemimpin yang salih. Ialah dengan menegakkan Islam secara Kaffah dalam naungan kepemimpinan Islam (khilafah Islamiyyah). Niscaya nasib umat akan beralih dari pilu menjadi sejahtera. Keberkahan akan diraih dengan mewujudkan jalan perubahan yang sahih.
Wallahu’alam bishowab
Post a Comment