Oleh: Albayyinah Putri
Graduate
Student Environmental Engineering, South Korea
Dr. Mohammad
Iqbal Ahnaf, M.A., pengajar di Center for Religious and Cross-cultural Studies
(CRCS) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengingatkan
pemerintah dan masyarakat untuk tetap mewaspadai narasi-narasi kebangkitan
khilafah. Sebagaimana yang diberitakan www.beritasatu.com, (12/01/2024), ia mencoba mengurai narasi
yang kembali mencuat mengenai kemungkinan kembalinya Khilafah setelah 100 tahun
runtuhnya Khilafah Utsmani. Ia menghimbau agar narasi ini dihadapi dengan kehati-hatian.
Narasi ini juga dijelaskan olehnya tidak menunjukkan adanya keberhasilan sampai
saat ini, khususnya yang diusung oleh kelompok Hizbut Tahrir.
Ia
juga berpendapat bahwa gagasan tersebut kurang kuat karena hanya bersifat
teoritis dan sangat terbatas mempengaruhi orang banyak. Sedanngkan kelompok
masyarakat saat ini sangat membutuhkan solusi konkret yang dapat memperbaiki situasi
mereka, bukanhanya ideologi
tanpa dukungan yang nyata. Pertanyaannya
saat ini benarkah narasi khilafah berbahaya atau gagasan tersebut bersifat
lemah dan teoritis saja serta tidak memberikan solusi konkret?
Khilafah Ajaran Islam
Khilafah adalah bentuk institusi
pemerintahan Islam yang mengatur segala urusan umat dengan asas akidah Islam pada satu kepemimpinan
yaitu seorang Khalifah. Jika dilihat dalam
prespektif sejarah, semenjak Daulah pertama yang
didirikan Rasulullah SAW, khilafah sudah berdiri lebih dari 1300 tahun dengan
menguasai 2/4 dunia walau hanya dengan 1 pemimpin dan dengan berbagai suku,
ras, bangsa dan agama. Sampai akhirnya runtuh pada kekhilafahan terakhir yaitu
Khilafah Turki Utsmani pada 3 Maret 1924.
Semasa itu semua manusia hidup tenteram, damai dan sejahtera
dinaungi dengan hukum-hukum Islam. Adanya khilafah ini juga tertera pada nash-nash syara’ bukan hanya gagasan
teoritis buatan manusia. Di antaranya firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah an-Nur ayat 55 yang artinya,“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang
beriman di antara kamu dan mengerjakan amal saleh bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka (para Khalifah) berkuasa di muka
bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan
sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan
Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan
menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan
sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang tetap kafir sesudah janji itu, maka mereka
itulah orang-orang yang fasik.”
Serta sabda Rasulullah SAW, “Di
tengah-tengah kalian ada kenabian dan akan berlangsung sekehendak Allah. Lalu
Allah akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada
Khilafah berdasar manhaj
kenabian dan berlangsung sekehendak-Nya. Kemudian Allah akan mengangkatnya jika
Dia menghendakinya. Kemudian akan ada kerajaan yang zalim yang berlangsung
sekehendak Allah. Kemudian Allah akan mengangkatnya jika Dia menghendakinya.
Kemudian akan ada kerajaan yang otoriter berlangsung sekehendak Allah. Kemudian
Dia akan mengangkatnya jika Dia menghendakinya. Kemudian akan ada Khilafah
berdasar minhaj kenabian.” Kemudian beliau (Nabi SAW) diam (Musnad
Ahmad, No. 18406).
Kapitalisme
Perusak Generasi
Dibandingkan harus mewaspadai narasi Khilafah,
seharusnya kita membuka mata dan sadar akan kerusakan generasi akibat semakin
menyebar luasnya pemahaman kapitalisme-sekularisme yang menyebabkan generasi
jauh dari agama. Khilafah yang dikatakan sebagai ajaran teroris dan
bertentangan dengan Pancasila adalah pemahaman yang keliru. Sila pertama
Pancasila adalah Ketuhanan yang Maha Esa, sedangan kita lihat generasi muda
saat ini sangat jauh dari nilai-nilai moral bahkan agama. Seharusnya
sekularisme dan moderasi agamalah yang harus kita waspadai karena melemahkan
identitas kita sebagai umat Muslim yang harus taat pada syari’at Islam.
Generasi muda saat ini harus kritis dalam
menanggapi opini-opini yang berkembang di tengah masyarakat tentang Khilafah.
Musuh-musuh Islam berusaha untuk membuat Khilafah menjadi stigma negatif dan menjauhkan
pemahamannya dari generasi umat. Umat harus berani membongkar propaganda
musuh-musuh Islam yang terus menyudutkan Islam dan Khilafah dengan label teroris. Bisa kita bandingkan
dengan kerusakan yang terjadi saat ini, moral masyarakat hilang karena adanya
pemikiran-pemikiran liberal, sekular bahkan meniadakan agama dalam kehidupan.
Bergerak
Melawan Opini Buruk Khilafah
Opini negatif tentang Khilafah haruslah
dilawan karena jika dibiarkan sama saja dengan membiarkan pelecehan terhadap
ajaran Islam, yang diwariskan oleh Rasulullah SAW. Menegakkan Khilafah juga
tidak boleh dilakukan dengan anarki atau serampangan. Hal ini harus berujuk
pada apa yang diajarkan Rasulullah SAW.
Sehingga cara yang terbaik yang dibutuhkan
umat adalah dakwah. Dakwah yang melawan segala stigma negatif yang berkembang
di tengah-tengah umat tentang Khilafah, mencerdaskan umat dan meluruskannya
agar menjadi pemahaman yang benar. Dakwah yang mencerdaskan ini akan melahirkan
para pelaku perubahan yang yakin pada kebenaran yang diperjuangkannya.
Wajibnya
Keberadaan Khilafah
Khilafah adalah mahkota kewajiban.
Penerapan seluruh syari’at Islam tidak akan terwujud tanpa adanya khilafah.
Pengendalian moral umat juga tidak akan terwujut jika pemahaman Islam tidak
tersampaikan. Amar ma’ruh nahiy munkar juga tidak akan terwujud dengan sempurna
jika tidak ada institusi yang menaunginya. Pilar-pilar yang menopang ketaatan
kepada Allah tidak akan terwujud jika Khilafah juga tidak diwujudkan.
Para ulama telah mengungkapkan dalam
sejumlah penjelasan yang berbeda tentang makna “Khilafah”, tetapi semuanya merujuk pada
satu makna yang sama. Di antara yang terpenting adalah sebagai berikut, “Imamah
adalah kepemimpinan yang bersifat komprehensif dan umum, terkait dengan
masyarakat umum dan khusus, dalam perkara agama dan dunia” (Abu al-Ma’ali
al-Juwaini, Ghiyâts al-Umam fî Iltiyâts al-Zhulam, 217).
Sehingga jangan pernah takut mendakwahkan Khilafah. Jangan pernah
menyerah untuk mencerdaskan dan menyadarkan umat tentang kerusakan
kapitalisme-sekularisme. Optimis meyakini kebangkitan Islam dengan tegaknya
Khilafah.[]
Post a Comment