Kembali terulang seorang ibu rumah tangga di kabupaten Belitung (38) tahun, tega membunuh anaknya sendiri yang baru saja dilahirkan dibunuh dan di buang di dalam kamar mandi. Kejadian ini terjadi pada hari Kamis 18 Januari 2024 sekitar pukul 21.00 WIB.Motif dari tindakan mengerikan ini diduga terkait dengan faktor ekonomi, dimana ibu tiga anak tersebut tidak menginginkan kelahirannya dan merasa terdesak secara finansial sehingga tidak mampu mengurus anak tersebut hingga besar.(Bangkapos.com, Belitung 23 Januari 2024).
Miris mendengar bahkan melihat seorang ibu yang tega membunuh anaknya
karena faktor ekonomi realita ini menunjukkan tingginya beban hidup telah
mematikan fitrah seorang wanita. Dan hal Itu bukan kasus baru dimana seorang
ibu menghilangkan nyawa buah hatinya mungkin ini kasus yang kesekian ribu yang
merupakan buah dari sistem yang di terapkan negara saat ini, banyak faktor yang
menyebabkan ibu tega membunuh darah dagingnya sendiri, mulai dari lemahnya
ketahanan iman keluarga yang tidak harmonis, perceraian, faktor ekonomi dan
lain sebagainya, dan dari kasus kasus terjadinya ibu membunuh anaknya sendiri
adalah akibat dari faktor ekonomi karena dihantui ketakutan ketidak mampuan
membiayai hidup anak sehingga tidak ada cara lain maka tindakan tragis pun
dilakukan, mereka mengambil jalan pintas karena tidak mampu menanggung biaya
hidup yang sangat sulit jangankan untuk membiayai anak untuk mencukupi diri
sendiri saja untuk saat ini sangat sulit, sehingga kehadiran seorang anak di
anggap sebagai beban bagi mereka sehingga jalan pintas pun mereka ambil,
mereka akan membuang anak mereka bahkan mereka sanggup menghilangkan nyawa
darah dagingnya sendiri dengan harapan bisa mengurangi beban hidup.
Padahal di sisi lain banyak para ibu yang menantikan kehadiran buah hati
dari pernikahan mereka dengan segala cara mereka berusaha agar bisa lahir di
buah hati dari pernikahan mereka, sedangkan di lain pihak anak yang seharusnya
merupakan anugerah dan juga merupakan kesempurnaan bagi seorang wanita tapi
mereka tolak dengan membunuhnya bahkan akan mereka mereka sanggup
menggugurkannya sejak masih dalam kandungan hanya karena faktor sepele, padahal
seluruh mahluk yang lahir ke dunia ini telah Allah sertakan dengan rejekinya
dan juga ajalnya nanti.
Kejadian- kejadian seperti ini pasti akan terulang selama sistem
kapitalisme sekulerisme terus diterapkan, tidak adanya jaminan kesejahteraan rakyat individu
per individu, serta lemahnya kepedulian masyarakat, karena sistem sekulerisme
adalah sistem yang lahir dari pemisahan agama dalam kehidupan atau dengan kata
lain manusia hidup dengan aturan yang dibuat oleh manusia bukan aturan dari
sang Khaliq yaitu Allah maka akan terwujud individu yang minim keimanan dan
negara yang abai akan perannya, dan ini menjadi beban bagi para ibu yang ingin
membesarkan anak anak mereka.
Jika sistem sekulerisme mematikan fitrah seorang ibu, maka tidak dengan
Islam, islam justru akan merawat dan menjaga fitrah keibuan, agar seorang Ibu
bisa berperan sesuai fitrahya, karena jika fitrah keibuan ini bisa terlaksana
dengan optimal maka akan lahirlah generasi generasi peradaban yang di Sholeh,
berakhlak mulia serta berpikiran cemerlang, dan juga seorang ibu akan tenang
mengasuh, merawat dan mendidik anaknya ketika mendapatkan jaminan dan
kesejahteraan hidupnya layak dan juga baik, jaminan kehidupan terkait erat
dengan kesejahteraan yang saat tidak mungkin diwujudkan oleh individu
per individu dan tidak mungkin pula didapatkan dalam sistem sekulerisme, yang
namanya kesejahteraan membutuhkan peran negara maka Islam hadir dengan
seperangkat aturanya agar ibu dan anak mendapatkan jaminan kesejahteraan dan
itu diwujudkan melalui berbagai mekanisme baik nafkah, dukungan masyarakat dan
santunan negara.
Dari jalur nafkah Islam menetapkan kewajiban mencari nafkah ada di
pundak laki laki dan para suami, dan negara wajib menyediakan lapangan
pekerjaan yang cukup dan memadai sehingga tidak ada para suami atau laki laki
yang tidak memiliki pekerjaan, sedangkan
dukungan masyarakat adalah aksi tolong menolong ( ta'awun) akan menjadi
dorongan tersendiri bagi ibu untuk mengasuh anak anak mereka, seperti keluarga
yang kaya membantu mereka keluarga yang kurang mampu dengan mencari ridho
Allah, selanjutnya negara akan menjamin kebutuhan bahan pokok dengan harga yang
murah dan juga mudah untuk didapatkan agar para ibu dapat menyediakan makanan
yang halal dan thoyiban dan dengan gizi yang memadai, Islam juga akan
menyediakan kebutuhan publik secara gratis seperti pendidikan dan kesehatan dan
keamanan semua biaya tersebut diambil dari Baitul mal, sehingga seluruh lapisan
masyarakat dapat merasakan kesejahteraan secara individu per individu, sehingga
para ibu tidak perlu khawatir tentang ekonomi ketika mengasuh anak anaknya,
begitulah politik dan ekonomi yang
diterapkan Islam melalui institusi Khilafah.
Wallahu alam biashawab
x
Post a Comment