Jebakan Utang di Sistem Ekonomi Kapitalisme

 

Oleh: Sri Rahayu

Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok

 

Seorang tiktoker yang terkenal jago matematika ditantang oleh penggemarnya untuk menghitung berapa biaya yang harus ditanggung rakyat jika patungan membayar utang negara. Sebagaimana yang diketahui bersama, utang Indonesia mencapai 8.000 triliun rupiah dan rakyat Indonesia berjumlah 273,52 jiwa, maka jika utang dibagi setiap individu rakyat Indonesia mereka harus menanggung beban sebesar Rp28.690.000,. Sangat disayangkan rakyat harus mengambil alih pembayaran utang tapi mereka tidak menikmati manfaat dari utang tersebut. Pertanyaannya, apa hubungannya utang dengan beban rakyat?

 

Diketahui pembayaran bunga utang per tahun hampir mencapai Rp447 triliun, jika dibayar dengan pokok utangnya mencapai Rp1000 triliun per tahun, uang tersebut diambil dari dana APBN yang tidak lain hasil dari pungutan pajak rakyat. Namun, pemerintah menilai itu suatu kewajaran karena utang digunakan untuk infrastruktur. Infrastruktur yang mana yang dibangun untuk rakyat? Pasalnya, pemerintah bisa menikmati infrastruktur tersebut tanpa mengeluarkan biaya pembangunan jalan tol misalnya, rakyat tetap harus membayar ketika menggunakannya plus harus membayar utang pembuatannya.

 

Berutang sudah dilakukan sejak kemerdekaan bahkan disinyalir kemerdekaan yang terjadi pada negara Indonesia hanya sebatas terlepasnya penjajahan secara fisik saja, dengan syarat membayar utang Belanda yang dipergunakan untuk menjajah Indonesia, penjajah pergi dengan meninggalkan utang yang harus dibayarkan oleh Pribumi. Penjajahan ekonomi sejatinya adalah penjajahan yang lebih parah dibandingkan penjajahan secara fisik, pasalnya utang yang selama ini dilakukan oleh pemerintah dengan dalih membangun infrastruktur adalah utang ribawi yang jelas diharamkan dalam Islam.

 

Sistem kapitalisme hanya menjadikan negara miskin dan berkembang seperti halnya Indonesia mengalami ketergantungan pada negara Asing yang jelas membahayakan kedaulatan negara. Jika negara sudah terlilit utang maka kedaulatannya sedikit demi sedikit akan memudar.  Yang seharusnya dilakukan Indonesia adalah memiliki kemandirian dalam hal ekonomi, tapi itu tidak akan terlaksana karena kemandirian itu hanya terwujud dalam Islam.

 

Secara historis telah banyak digambarkan bagaimana negara yang menerapkan sistem Islam memiliki sistem ekonomi dan politik yang kokoh dan kuat yang membuahkan kedaulatan yang dapat menyejahterakan rakyatnya. Kesejahteraan rakyat dalam Islam dipandang pada kesejahteraan setiap individunya bukan sebagian kelompok saja. Keuangan dalam Islam diatur dalam satu tempat bernama baitul mal yang berasal dari 3 sumber yaitu jizyah, SDA dan juga  pendapatan lain seperti zakat baik itu harta, pertanian, perniagaan dan juga peternakan. Semua itu diatur negara dan dialokasikan untuk kesejahteraan rakyat tanpa terkecuali, rakyat bisa mendapatkan fasilitas kesehatan, pendidikan dan juga keamanan di bawah sistem Islam.

 

Sistem ekonomi Islam berbeda dengan Sistem ekonomi kapitalis, dalam Islam itu rakyat tidak akan dibebankan dengan utang melainkan hidup sejahtera karena kebutuhan mereka terpenuhi dengan baik.[]

 

 



 

Post a Comment

Previous Post Next Post