Jalan Rusak Akibat Sistem Rusak



Oleh Rindi Sartika

Aktivis Muslimah


Tidak sedikit dijumpai ruas jalan yang terlihat rusak. Padahal, jalan adalah salah satu fasilitas utama yang penting bagi masyarakat. Seperti hal nya kerusakan jalan yang parah di kawasan Kampung Dewata, Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, di mana Bupati Bandung Dadang Supriatna terlihat gerak cepat menangani kerusakan jalan ini. Ia bahkan terjun langsung mengecor jalan penghubung Desa Tenjolaya dan Desa Sugihmukti.


Kerusakan jalan yang terjadi di ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur tersebut, sebetulnya sudah lama terjadi. Bahkan selama puluhan tahun ke belakang kondisinya begitu rusak parah. Dan dalam video yang beredar, jalan tersebut hanya menyisakan jalan tanah bercampur lumpur dan sulit dilalui kendaraan terutama ketika musim hujan, bahkan sering terjadi kecelakaan. Hendaklah hal ini menjadi PR yang harus diselesaikan.


Padahal, jalan menjadi tumpuan utama. Fasilitas penting untuk menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lainnya. Terlebih lagi jalan menjadi sektor utama roda kehidupan ekonomi masyarakat. Ketika jalan rusak, tentu ini akan begitu menyulitkan masyarakat, membuat masyarakat tidak nyaman, bahkan lebih parahnya lagi akan menimbulkan banyak kecelakaan dan mengancam keselamatan para pengguna nya. 


Kemudian ketika kita bertanya-tanya siapa yang harus disalahkan dalam banyak kejadian semacam ini, apakah memang padatnya alat transportasi yang menyebabkan jalan cepat rusak, ataukah memang ketidaksigapan pemerintah yang seolah terkesan lamban dalam perbaikan jalan hingga harus menunggu jalan tersebut mengalami kerusakan yang parah. 


Padahal disadari atau tidak masyarakat begitu dibebankan dengan pembayaran pajak yang tinggi yang katanya pajak itu digunakan untuk perbaikan infrastruktur semisal perbaikan jalan yang rusak. Namun, kenyataannya anggaran pajak tersebut tidak dikelola sesuai dengan fungsinya. 


Negara yang kini mengemban sistem kapitalisme nyatanya tidak memprioritaskan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat menjadi hal yang utama. Karena di sistem ini, degan aturannya yang dibuat manusia, di mana agama dipisahkan dari kehidupan akhirnya menyisakan banyak problematika dalam kehidupan. Tidak sedikit pemerintah yang abai dalam melalukan perbaikan, banyak anggaran yang tidak tepat sasaran, sehingga banyak masalah-masalah yang dihadapi tanpa solusi yang pasti.


Berbeda dengan sistem aturan Islam. Dengan kesempurnaan nya mampu mengatur segala aspek kehidupan. Islam mengatur fungsi utama kepemimpinan negara, yang harus mampu mengurus segala urusan rakyatnya. 


Sebagai contoh pada saat Umar bin Khattab memimpin sebagai seorang Khalifah, beliau begitu sedih ketika mendengar kabar bahwa di Irak ada seekor keledai yang tergelincir lalu terjatuh ke jurang karena jalan yang dilewatinya rusak dan berlubang. Ketakutan akan pertanggungjawaban nya dihadapan Allah sebagai pemimpin begitu tinggi, padahal yang terjatuh adalah seekor hewan. Dan bayangkan apabila ini terjadi pada manusia, karena dalam Islam satu nyawa manusia begitu sangat berharga. 


Pemimpin dalam Islam juga cepat tanggap dalam merespon kebutuhan umatnya. Pengelolaan keuangan akan dikelola dengan sangat ketat yang ini akan mampu mencegah terjadinya penyalahgunaan anggaran. 


Khalifah yang menjadi sosok sang pemimpin dalam Islam, akan lebih mementingkan kepentingan masyarakatnya bukan mementingkan keuntungan pribadinya. Berbeda dengan sistem saat ini di mana pemimpin justru menggunakan kekuasaan untuk berlomba-lomba memperkaya diri mereka sendiri, bukan memberikan fasilitas memadai untuk masyarakat yang ini akan membuat roda kehidupan masyarakat menjadi lebih sejahtera. 


Wallahualam bissawab

Post a Comment

Previous Post Next Post