Islam Menangkal Serangan Gadget dan Menyelamatkan Pendidikan


 Oleh: Dewi Rohmah 

(Aktivis Muslimah)


Dilansir dari media online ANTARA, bahwa Kepolisian Resor Pekalongan, Jawa Tengah, memastikan penyebab kasus meninggal dunia seorang anak sekolah dasar berinisial K (10) di Kecamatan Doro karena bunuh diri setelah telepon genggam milik korban disita oleh orang tuanya.


Media online CNN Indonesia pun memberitakan bahwa MR (11), siswa di Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, ditemukan tewas dengan gantung diri di rumahnya. Polisi menyebut motif bunuh diri adalah korban mengalami depresi karena perundungan atau bullying.


Kasus bunuh diri pada anak cenderung meningkat ditahun 2023 ini. Dilansir dari (databoks.katadata.co.id) Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri), ada 971 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang periode Januari hingga 18 Oktober 2023. Angka itu sudah melampaui kasus bunuh diri sepanjang tahun 2022 yang jumlahnya 900 kasus. Kasus ini terjadi di beberapa daerah seperti jakarta, jawa timur, jawa tengah, sulawesi dan lain sebagainya.


Adapun beberapa kasus bunuh diri menunjukkan bahwa media sosial berperan sebagai sumber informasi mengenai tata cara melakukan bunuh diri, sehingga mendorong seorang anak untuk melakukannya ketika dalam kondisi mental yang terpuruk. 


Media sosial seperti pisau bermata dua. Media sosial memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak, banyak hal posistif yang didapat ketika bermain media sosial (jika digunakan dalam hal kebaikan seperti mencari tugas, membuat konten edukasi dan lain sebagainya) akan tetapi perlu diperhatikan pula bahwa banyak pula dampak negatif yang didapat dari bermain gadget mengingat usia anak yang belum cukup umur dalam memainkannya.


Oleh sebab itu ada beberapa faktor yang sangat penting dalam membentengi tumbuh kembang anak. Pertama, faktor keluarga. Keluarga memiliki peran yang sangat besar untuk selalu  mendampingi anak agar bijak dalam penggunaan gadget khususnya media sosial. Peran keluarga sangat penting dalam membentuk karakter anak agar menjadi pribadi yang baik dan dapat diandalkan.


akan tetapi pada faktanya banyak orang tua yang  jarang bahkan tidak mengawasi anaknya dalam bermain gadget. Sedari balita seorang anak dibiarkan bermain gadget sesuka hati dengan diberi aplikasi game yang katanya ramah anak-anak (faktanya tidak) dengan dalih "yang penting anak diam, tak mengganggu dikala orang tua membersihkan rumah, bekerja, dan mengurusi kebutuhan lainnya".


Saat usia menginjak anak-anak pun mereka berlaku sama, orang tua justru memfasilitasi semua kebutuhan mulai dari HP yang canggih dengan fersi terbaru dan kuota yang unlimited,  tanpa menyadari bahaya telah mengincar anak-anak yang bermain gadget khususnya media sosial tanpa pendampingan orang tua.


Adapun dampak yang didapat ketika memberikan gadget kepada anak yang masih belum cukup umur adalah seperti tantrum, sulit berkomunikasi dengan orang lain, memiliki sikap individualis, keras kepala, sulit bersosialisasi, dan banyak dampak lainnya yang tidak kalah membahayakan.


Kedua, faktor masyarakat. Masyarakat adalah lingkungan yang menjadi pendukung dalam pertumbuhan anak. Ketika lingkungan sekitar memiliki kebiasaan yang buruk maka sedikit banyaknya anak akan mengikuti lingkungan tersebut, begitu pula sebaliknya, ketika lingkungan sekitar memiliki kebiasaan yang baik maka anak akan terbentuk menjadi berkepribadian baik pula. 


Lingkungan ini terdiri dari beberapa cakupan, mulai dari tetangga, teman sekolah, dan teman jauh seperti teman online. Contoh: lingkungan pertemanan di sekolah, ketika teman bermainnya suka membolos maka kemungkinan besar anak juga suka membolos, ketika suka bermain disaat jam pelajaran maka anak itu pula akan suka bermain saat jam pelajaran, sebaliknya ketika teman bermainnya suka diskusi masalah pelajaran misalnya, suka beribadah dan hal posistif lainnya maka anak juga akan mengikutinya, sebab teman yang dipilih akan mendorong anak tersebut untuk melakukan sesuai dengan kebiasaan yang dimiliki lingkungan sekitarnya.


Ketiga, faktor negara. Negara adalah penentu terbentuknya generasi. Maju tidaknya generasi dilihat dari seberapa serius negara dalam membentuk karakter anak bangsa. Tujuan negara sesuai undang-undang dasar 1945  adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, akan tetapi melihat kondisi anak bangsa yang banyak sekali problematika menunjukkan gagalnya tujuan tersebut, tidak hanya masalah bunuh diri pada anak, masalah komples lainnya adalah perihal mental dan karakter anak bangsa yang saat ini mengalami kemerosotan drastis. Jika negara benar-benar serius dalam tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa maka negara tidak akan pernah membiarkan banyaknya kasus kompleks yang terjadi dimasyarakat.


Pandangan Kacamata Islam 

Islam memperhatikan tumbuh kembang anak dan menjaga kekuatan mental anak melalui pendidikan anak yang  berkualitas. Islam memiliki sistem Pendidikan yang berbasis akidah Islam yang mampu melahirkan generasi hebat dalam berkarya dan kuat iman serta kuat mental. Hal ini telah terjadi selama kurang lebih 1400 tahun yang lalu, dimana Islam selalu menjamin kebutuhan umat, negara Islam menjadi pelindung umat dari pengaruh negatif dunia luar.


Hal ini pernah terjadi di masa Harun Al-Rasyid, beliau mendirikan lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun informal yang bertujuan untuk mencerdaskan ummat. Dengan dibentuknya lembaga-lembaga pendidikan ini menjadikan Islam yang mendominasi masyarakat  sehingga miliki pola hidup dan budaya masyarakat yang Islami.


Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan budaya Islam pada masa kejayaan Islam menggungguli dan bahkan mempengaruhi peradaban dunia. Wilayah kekuasaan Islam menjadi pusat-pusat pendidikan yang diminati buhkan hanya kalangan Islam tetapi juga kalangan non-Islam. Pada masa pemerintahannya Pendidikan Islam mencapai puncak kejayaan. Masa-masa kepemimpinan beliau sangat memberi motivasi dan perhatian penuh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Sehingga menjadikan negara Islam pada saat itu aman, tentram, makmur, damai dengan dukungan sarana dan prasarana pembangunan sehingga dunia Islam menjadi pusat ilmu pengetahuan.


Masa Harun Al-Rasyid ini hanya satu contoh dari banyaknya masa keemasan yang berdiri kala itu.  betapa berjayanya ketika dunia dipimpin oleh pemimpin yang baik dalam satu satunya sistem yang baik pula yaitu sistem Islam. Banyak bukti menunjukan ketika sistem Islam diterapkan maka kesejahteraan akan berdiri di tengah-tengah ummat, banyak sejarah yang menuliskan sistem Islam adalah satu satunya sistem yang melindungi masyarakat dari permasalahan kompleks dengan memberikan solusi tuntas dalam memecahkan permasalahan tersebut. Wallahua'lam bi shawab.


Post a Comment

Previous Post Next Post