Ironis Hidup di Negara Sekuler


Oleh: Aktif Suhartini, S.Pd.I.

Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok

 

 

Sangat miris dan membuat hati ini menjerit, ingin rasanya menangis dan meratap melihat Rohwana alias Wana (38 tahun), seorang ibu di Kabupaten Belitung, Bangka Belitung, yang ditangkap polisi karena membunuh anak kandungnya sendiri. Setelah melahirkan di toilet kemudian bayi itu diceburkan ke ember sampai meninggal kemudian bayinya dibungkus kain dan dibuangnya di kebun.Kejadian itu terjadi pada Kamis, 18 Januari 2024, sekitar pukul 21.00 WIB.


Kepada polisi, Wana mengaku tega membunuh bayinya itu karena tidak menginginkan kelahirannya. Alasannya, tidak cukup biaya untuk membesarkan, karena suaminya yang bekerja sebagai buruh tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Insiden tragis di Desa Membalong, Kabupaten Belitung ini, merupakan tindakan yang sangat mengerikan apalagi diduga terkait dengan faktor ekonomi. Dan pihak keluarga pun baru tahu kejadian tersebut setelah bayinya meninggal dunia.

 

Kejadian tragis ini pun bukan yang pertama kali terjadi. Akibat tingginya beban hidup dan kelalaian negara dalam memberikan serta menjamin hidup layak dan menyejahterakan rakyatnya menyebabkan matinya fitrah wanita sebagai seorang ibu. Padahal, kita itu  hidup di negara yang memiliki sumber daya alam berlimpah.


Seharusnya faktor ekonomi bukanlah hal yang menjadi problem rakyatnya apabila negara memaksimalkan sumber daya alam untuk memikirkan kesejahteraan rakyatnya. Sudah tentu ada banyak faktor yang berpengaruh atas kejadian ini selain masalah ekonomi. Salah satunya lemahnya ketahanan iman, tidak berfungsinya keluarga sehingga ibu juga terbebani pemenuhan ekonomi, lemahnya kepeduliaan masyarakat, dan tidak adanya jaminan kesejahteraan negara atas rakyat individu per individu.  Semua berkaitan erat dengan sistem yang diterapkan negara.

 

Jadi, yang paling berpengaruh terhadap kondisi sang ibu tersebut adalah negara. Negara dalam sistem kapitalis sekuler ini telah gagal dan abai mengurusi kebutuhan dasar rakyatnya sekalipun. Padahal, tugas negaralah yang membuat rakyat sejahtera dengan memaksimalkan potensi, baik SDA, SDM dan yang lainnya yang ada di negara.


Lain halnya di dalam sistem Islam, Islam mewajibkan negara menjamin kesejahteraan ibu dan anak melalui berbagai mekanisme, baik jalur nafkah, dukungan masyarakat dan santunan negara. Islam memiliki sistem ekonomi dan politik yang mampu mewujudkan kesejahteraan individu per individu, yang meniscayakan ketersediaan dana untuk mewujudkannya.

 

Masihkah kita akan tetap bertahan dalam kehidupan sekuler dan akan terus menyaksikan kejadian tragis ini berulang dan berulang terus. Dengan cara apalagi Allah SWT bisa meyakinkan kita bahwa sistem kufur tidak akan pernah memberi dan melindungi rakyatnya menjadi sejahtera. Sehingga kita dengan yakin akan hijrah ke dalam sistem Islam.[]

 

 

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post