Harga berbagai komoditas kembali mengalami kenaikan. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), menemukan adanya kenaikan harga pada sejumlah bahan pokok seperti gula konsumsi, beras, dan cabai merah keriting. Hal itu diungkap Ketua KPPU, M. Fanshurullah Asa, saat sidak di Pasar Tradisional Cihapit Bandung dan Griya Pahlawan Bandung, Minggu, 11 Februari 2024.
"Sejak akhir tahun lalu terdapat beberapa komoditas pangan yang terus mengalami kenaikan harga dan berada di atas HET yang ditetapkan pemerintah," kata Fanshurullah dalam keterangan resmi yang dikutip dari Tempo (Minggu, 11/02/2024).
Dari pantauan, KPPU juga menemukan kelangkaan pada dua komoditas yakni gula konsumsi dan beras. Untuk gula premium, ditemukan di pasar Cihapit pedagang hanya dijatah 1 karton berisi 24 kg per pekan. Sementara di Griya Pahlawan, konsumen hanya boleh membeli 3 pcs per konsumen untuk gula konsumsi 1 kg. Sedangkan stok beras premium tidak banyak dijual dan ada pembatasan dari pemasok.
"Saya menyoroti dua hal ini, dan menekankan jangan sampai ada penahanan pasokan sehingga menaikkan harga komoditas gula konsumsi dan beras di pasaran untuk menaikkan harga di kemudian hari," ujar Fanshurullah. (Tempo, 11/02/2024).
Setahun terakhir harga beras terus mengalami kenaikan tinggi, bahkan kenaikan harga beras di tahun 2023 nyaris 20% dibandingkan dengan harga sebelumnya. Mahalnya beras menyusahkan setiap orang karena beras adalah salah satu kebutuhan pokok rakyat.
Salah satu penyebabnya adalah rusaknya rantai distribusi beras yang hari ini dikuasai oleh sejumlah pengusaha ritel. Termasuk adanya larangan bagi petani untuk menjual langsung ke konsumen. Penguasaan distribusi beras oleh pengusaha ini memungkinkan terjadinya permainan harga, penahanan pasokan (monopoli) oleh pelaku usaha yang tentu merugikan petani. Hal tersebut adalah faktor-faktor penentu mengapa harga beras bisa melambung tinggi yang sama sekali tidak menjadi perhatian pemerintah.
Harusnya, bila negara benar-benar serius untuk mengurusi rakyat, negara tidak akan membiarkan pendistribusian beras dikuasai oleh pengusaha ritel dan negara memberikan bantuan dan fasilitas kepada petani agar dapat diperoleh hasil panen padi yang unggul dan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada petani untuk menjual langsung ke konsumen. Dengan begitu, permainan harga dan monopoli oleh pengusaha tidak akan terjadi.
Namun dengan sistem sekuler yang berlaku saat ini, hal-hal tersebut mustahil dilakukan oleh pemerintah karena sudah pasti pemerintah akan berpihak kepada para pengusaha yang ingin mencari keuntungan. Asas manfaat yang diusung sistem kapitalis sekuler sudah pasti mengorbankan rakyat dan memenangkan pengusaha, investor dan pihak-pihak lain yang terkait. Negara hanya bertindak sebagai fasilitator demi tercapainya keuntungan para pengusaha dan pemilik modal semata.
Berbeda halnya dengan sistem Islam (Khilafah). Beras sebagai kebutuhan pokok merupakan salah satu komoditas strategis wajib yang dikelola oleh negara termasuk distribusinya. Negara Islam menjadikan pemenuhan kebutuhan pokok sebagai satu kewajiban negara kepada individu per individu.
Negara juga memberikan bantuan pertaniaan kepada rakyat yang menjadi petani dengan menjamin kepemilikan lahan pertanian, memfasilitasi sarana dan prasarana pertanian yang memadai serta memberikan kesempatan kepada petani untuk dapat bertani secara mandiri sehingga nantinya akan didapatkan hasil panen yang memuaskan yang akan cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok seluruh rakyat.
Khilafah memperhatikan setiap rakyatnya dan menelaah adanya kebutuhan bantuan dari negara karena perannya adalah sebagai pelindung semua rakyatnya. Islam juga mengatur perdagangan dalam negeri termasuk beras dan membiarkan harga ditetapkan oleh permintaan dan penawaran di pasar.
Begitulah indahnya cara Islam mengatur setiap tatanan kehidupan. Dimana negara bertanggung jawab penuh untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya, termasuk didalamnya untuk kebutuhan pokok. Kondisi seperti ini hanya akan bisa kita rasakan apabila negara menerapkan aturan Islam secara kaffah dalam satu negara yang bernama Daulah Khilafah Islamiyyah yang saat ini masih terus kita perjuangkan agar dapat berdiri kembali. Sehingga keberkahan dan kesejahteraan yang hakiki akan kita dapatkan.
Wallahu a'lam bishshowaab.
Post a Comment