Dilansir dari media www.pasjabar.com bahwa ternyata di kabupaten bandung masih memiliki pasien pengidap kanker serviks yang terbilang cukup banyak dan secara umum menyerang wanita berusia 30-39 tahun. Gejala terjadinya kanker serviks adalah pendarahan pasca berhubungan suami istri, keputihan berbau, vagina mengeluarkan darah secara terus-menerus tanpa berhenti, nyeri pada kemaluan dilaporkan sebagai gejala awal terjadinya kanker serviks. Menurut Ketua TP PKK Kabupaten Bandung Emma Dety faktor resiko terjadi kanker antara lain infeksi papilloma virus (HPV) dengan onkogen E6 dan E7 serta faktor lainnya. Seperti paparan zat mutagen adalah faktor hormonal, merokok, berganti-ganti pasangan seksual, kontrasepsi, infeksi human papilloma virus, diet, riwayat dan terapi obat-obatan.
Dalam sistem kapitalisme sangat mungkin menumbuhsuburkan penyakit kanker serviks tersebut. Karena sistem sosial yang diterapkan sangatlah bebas. Diantaranya pacaran yang kebablasan, kumpul kebo, perselingkuhan dan lain lain. Ditambah lagi pakaian yang serba bebas serta tayangan pornografi yang bisa dengan mudah untuk diakses, juga hukum sanksi yang diberikan pun tidak membuat jera pelaku nya. Maka sulit rasanya kita hanya mengandalkan edukasi yang berkaitan dengan kanker serviks ditengah masyarakat sedangkan tatanan kehidupannya justru yang memfasilitasi merebaknya pasien dengan penyakit kanker serviks.
Sedangkan didalam islam, negara akan mengupayakan pencegahan munculnya penyakit kanker serviks dengan menerapkan aturan islam diseluruh aspek kehidupan. Diantaranya dengan memberikan sanksi rajam dalam perselingkuhan, dan negara akan menjaga kehormatan perempuan dan laki-laki dengan menutup auratnya serta menjaga pandangannya. Juga akan menutup akses tayangan ataupun gambar yang berbau pornografi di tengah masyarakat.
Wallahu alam bissowab
Post a Comment