Bencana Berulang Akibat Kebijakan Pembangunan Kapitalisme

Oleh: Endah Ratnasari

Aktivis Dakwah di Depok

 

 

Bobroknya kebijakan pembangunan sistem kapitalis yang dianut saat ini mengakibatkan bencana berulang kembali. Seperti tak pernah habis kita mendengar bencana silih berganti setiap tahunnya. Sebagaimana yang diberitakan www.cnnindonesia.com, (12/10/2024), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terjadi 4.940 bencana sepanjang 2023. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibandingkan 2022.


Bahkan menurut Kepala BNPB Letjen Suharyanto dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Indonesia merupakan satu negara dari 35 negara di dunia yang potensi risiko bencananya paling tinggi, sehingga dikatakan kalau tadi di tahun 2022, ialah 3ribu begitu ya memang ribuan terus, di tahun 2023 BNPB mencatat lebih tinggi lagi 4.940 kali bencana.


Salah satunya banjir yang kerap terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Semuanya erat kaitannya dengan pembangunan wilayah yang tidak direncanakan secara komprehensif dan mendalam.  Inilah model pembangunan yang dibangun atas asas kapitalisme yang hanya mengutamakan keuntungan dan abai atas dampak terhadap lingkungan termasuk tata kota secara keseluruhan dalam berbagai bentuk, seperti alih fungsi lahan, pembangunan wilayah perkotaan, daerah tujuan pariwisata dan sebagainya.


Jika kita lihat, segala perbaikan dan kerusakan yang ada di bumi merupakan ulah tangan manusia. Manusia telah Allah SWT jadikan sebagai khalifah (pemimpin) di bumi serta dianugerahkan akal untuk berpikir agar dapat membedakan antara yang baik dan buruk. Namun nafsu yang membuat manusia lalai serta meninggalkan akalnya dalam berpikir jernih.


Hutan, ladang, hewan, serta air bahkan jika bumi pun bisa dikuasai manusia ingin kuasai dengan segala keserakahannya. Kerusakan yang terjadi di bumi tidak lain ulah tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Padahal, Allah SWT sudah memperingatkan pada manusia jangan berbuat sesukanya mengikuti hawa nafsu sehingga membuat kerusakan di bumi.  


Hal tersebut disebutkan dalam surah al-A’raf ayat 56 yang artinya, “Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.”


Hanya saja banyak manusia yang tidak mematuhi perintah-Nya. Sehingga bencana silih berganti, kerusakan di mana-mana, maksiat merajalela dan manusia yang taat pada-Nya dibilang teroris. Inilah buah dari sistem kapitalis liberal yang saat ini masih menancap tajam di negeri kita.


Berbeda dengan saat ini, kebijakan pembangunan dalam Islam mempertimbangkan kemaslahatan masyarakat dan menjaga lingkungan agar tetap dalam keharmonisan. Pembangunan tidak berdasarkan permintaan oligarki melainkan untuk kepentingan umat dan memudahkan kehidupan umat. Sehingga akan senantiasa memperhatikan tata kelola pembangunan yang tidak merusak lingkungan sekitar.


Sistem Islam selalu memberikan solusi tuntas bukan sebaliknya. Dengan penerapan sistem Islam akan ada banyak kemaslahatan tidak hanya dirasakan oleh manusia namun juga seluruh makhluk hidup. Penguasa tidak hanya menjerat rakyat dengan pajak dan lainnya yang menyengsarakan, melainkan menjalankan kebijakan berdasarkan aturan Allah dan Rasul-Nya.[]


 

Post a Comment

Previous Post Next Post