(Aktivis Dakwah & Penulis)
Tahun 2023 usai sudah namun tentu banyak kejadian atau kasus di belahan dunia yang menjadi sorotan, terlebih lagi konflik di palestina dan pengungsi Rohingya yang akhir tahun begitu memanas, konflik yang dialami oleh muslim di seluruh penjuru dunia terus menerus mengalami penindasan, pelecehan, perampasan hak, genosida dan lain sebagainya.
Tak terkecuali dalam negeri pun terjadi konflik dari sepanjang tahun 2023. Banyak rakyat kena pinjol, BBM terus menerus naik, judi online, infrastruktur yang menelan biaya ratusan triliunan, membengkaknya hutang negara, sampai pada konflik perampasan hak lahan atau konflik agraria.
Konflik agraria memang sudah dari dulu terjadi bukan hanya di tahun ini, tapi yang santer di sorot itu ketika terjadi kasus di Rempang yang terletak di kepulauan Riau. Masyarakat bersatu padu mempertahankan hak milik mereka, tanah yang telah ditempati dari sejak nenek moyang, mempertahankan dengan darah dan nyawa. KPA mencatat selama dua periode pemerintahan Jokowi, sudah ada 69 korban tewas di wilayah konflik agraria.Hingga minggu ketiga September 2023, kasus di Pulau Rempang, Kepulauan Riau, masih memanas. Berdasarkan telaah Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), terdapat indikasi pelanggaran HAM yang dilakukan aparat terhadap warga lokal yang menolak direlokasi. Pada Kamis, 7 September 2023 sejumlah aparat gabungan TNI dan Polri memaksa masuk ke perkampungan warga. Kedatangan aparat tersebut guna memasang patok tanda batas lahan untuk proyek Rempang Eco City. aparat bersikukuh merangsek masuk ke pemukiman warga. Dalam prosesnya, mereka bahkan menembakkan gas air mata untuk memukul mundur warga. (tempo. com)
Tertindas nya masyarakat oleh sejumlah aparat menjadi potret atas keberpihakan mereka terhadap para korporat, kekuasaan yang ada ditangan mereka ternyata sebagai ruang menindas rakyat.
Lalu apa bedanya Indonesia dengan Palestina dan Rohingya? Sama-sama menjadi korban penindasan, hak mereka pun dirampas secara paksa oleh rezim, asing dan aseng! seperti di Rohingya yang menjadi korban atas rezim tirani mereka sendiri, pun dengan Palestina yang dijajah oleh israel. Kalaupun kita melihat di palestina dan Rohingya terjadi genosida namun tidak menutup kemungkinan Indonesia pun akan mengalami hal yang serupa, sekarang saja sudah berapa nyawa masyarakat yang berjatuhan hanya demi mempertahankan hak mereka, mereka terusir dari kampung mereka, hak mereka di renggut paksa, ganti rugi hanya omong kosong, janji seribu janji hanya pemanis di media sosial belaka. Buktinya di KEK Mandalika banyak masyarakat yang belum di bayar lunas oleh pemerintah. 140 pemilik lahan di area Sirkuit Mandalika mengaku sudah bosan sering dibohongi dengan janji-janji tanah mereka akan dibayar. Namun hingga saat ini tidak pernah ada pembayaran pada lahan milik mereka yang dijadikan sirkuit. ( VIVA. co. id)
Sebenarnya rezim hari ini bertindak atas dasar manfaat atau kepentingan rakyat? Jika memang ada kepentingan rakyat mengapa visi misi negara hari ini tak mampu menyejahterakan rakyat, tapi justru setiap kebijakan yang mereka buat menjadi petaka bagi masyarakat pribumi, terbukti arah kebijakan mereka untuk kepentingan pribadi, membangun IKN dengan menelan anggaran 524,7 triliun, Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) 112 triliun sedangkan rakyat merintih kelaparan, mengemis dijalan hanya untuk menyambung dan bertahan hidup. Rakyat susah membeli beras, anehnya pemerintah mendistribusikan reskuker gratis, ini sama sekali gak masuk logika! jika ada alat masak, tapi gak ada pangan (beras), terus mau masak apa? untuk apa reskuker kalau tidak ada beras. Kalau seandainya yang di distribusikan itu beras masyarakat bisa memasak dengan kayu tanpa listrik.
Jika saja anggaran biaya untuk IKN dan KCJB di alokasikan ke rakyat tentu tidak ada rakyat yang bunuh diri satu keluarga karena terlilit hutang, tidak ada judi online , perampokan, pembegalan, tidak ada orang mengorek sampah mencari sisa makanan. Kehidupan mereka sejahtera tanpa hutang dan tanpa memikirkan soal makan hari esok.
Rezim terus bertindak hanya demi keserakahan dan kepentingan pribadi, kebijakan yang dibuat bukanlah untuk masyarakat, mereka bertopeng dengan dalih setiap kebijakan itu muara nya untuk kepentingan pribumi, (dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat) slogan basi!!! nyatanya para pribumi menjadi tumbal ambisi kekuasaan mereka. mereka tunduk di bawah kekuasaan Asing dan Aseng.
Bagaimana nasib para pribumi, kemana mereka harus mengadu dan mencari keadilan di negeri ini? Jika semua para pemangku kebijakan sudah terbeli. suara-suara masyarakat hanya dibutuhkan ketika ada kepentingan mereka, jika sudah berkuasa mereka tak mau di jumpai. Seperti kacang lupa kulitnya, mereka lupa bahwa tahta yang didapatkan itu hasil dari suara rakyat.
Inilah kecacatan permanen demokrasi, mereka tetap seperti orang yang tidak tau diri, mengemis di depan rakyat demi satu suara setelah itu tak terlihat membaur dengan rakyat jelata. Berapa kali pun berganti rezim tatap kasus yang serupa akan kembali bahkan masalah akan lebih kompleks lagi.
Berbeda dengan sistem Islam yang memprioritaskan kepentingan rakyat diatas segala nya, hak-hak rakyat terpenuhi (sandang, pangan, papan). Kehidupan Kholifah tercermin begitu sangat sederhana kekuasaan bukan jalan mereka menguasai dunia, mereka hidup sederhana yang terpenting adalah hak-hak rakyat terpenuhi. Sementara hari ini kita jumpai kehidupan para pemangku kebijakan hidup dengan mewah, fasilitas lengkap, keluarga sejahtera, sementara rakyat dihinggapi dengan krisis di berbagai level. Apa pantas dijuluki seperti Kholifah Umar? Padahal Kholifah Umar adalah sosok pemimpin yang begitu sederhana, hal ini tercermin dalam diri beliau yang hanya punya 2 jubah yang memiliki 12 tambalan, gaji sebagai Kholifah di alokasikan kepada kemaslahatan umat, kemudian beliau tidak memiliki singgasana, sampai utusan byzantium pun tidak mampu mengenali Kholifah Umar karena kesederhanaannya beliau.
Pemimpin seperti Umar bin Khattab dan Kholifah yang lain tidak akan didapatkan dalam sistem hari ini, karena se Sholeh apapun pemimpin nya maka ia tidak akan bisa menjadi warna dalam sebuah sistem yang rusak dan bobrok. Jika sistem nya kotor lambat laun pemimpin tersebut akan terwarnai dengan noda-noda ke dzoliman.
Maka oleh karena itu Islam hadir sebagai penyempurna atas setiap masalah kehidupan, yang hari ini kita jumpai permasalahan begitu pelik diberbagai belahan negeri, selayaknya Islam dijadikan sebagai asas dalam berkehidupan, bukan hanya dalam pernikahan, ibadah semata, tapi juga kepada ranah universal (tatanan politik, ekonomi, pergaulan dan lain-lain) hanya hukum Allah yang mampu memberikan hasil terbaik untuk ummat Nya tak ada cacat celah seperti pemikiran manusia yang serba kurang dan terbatas!
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اَفَحُكْمَ الْجَـاهِلِيَّةِ يَـبْغُوْنَ ۗ وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللّٰهِ حُكْمًا لِّـقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ
"Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?"
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 50)
Wallahu alam.
Post a Comment