Alhamdulillah telah terselenggara dengan sukses acara Risalah Akhir Tahun (RATU) 2023 di salah satu Masjid di wilayah Bandung Timur, pada hari Sabtu, 30 Desember 2023, dengan tema “Islam Perisai Hakiki, Bagi Perempuan dan Generasi”. Acara yang telah menjadi agenda rutin diselenggarakan setiap akhir tahun oleh kelompok dakwah muslimah ini telah dihadiri oleh sekitar 450 muslimah, termasuk dari kalangan Ibu-Ibu Majelis Taklim dan Tokoh Muslimah mereka berbondong-bondong menghadiri acara tersebut.
Risalah akhir tahun ini mengundang dua narasumber. Narasumber pertama, memaparkan tentang “Petaka Kapitalisme, Kisah Pilu Perampasan Ruang Hidup dan Generasi”. Di mana saat ini alih fungsi lahan terus terjadi di kota Bandung pada skala besar, dan telah merampas hak-hak rakyat serta memberi dampak buruk bagi lingkungan. Diantaranya adalah pembangunan pemukiman elit Summarecon dan akses jalannya, pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung - termasuk Kawasan Berorientasi Transit (TOD) Tegalluar, serta pembangunan Jalan Tol Getaci.
Seharusnya pembangunan seluruhnya ditujukan untuk kepentingan rakyat, maka yang seharusnya diperhatikan adalah kebutuhan dan kepentingan rakyat. Tidak seperti saat ini, pembangunan tidak sesuai dengan kebutuhan rakyat, di mana yang mendapat keuntungan terbatas hanya untuk rakyat kelas menengah ke atas, para pengusaha yang mendapatkan proyek pembangunan (investor), dan orang-orang berkepentingan lainnya. Sementara di sisi lain ada banyak rakyat yang menderita, baik karena lahannya diambil alih, sampai terkena dampak buruk tercemarnya air akibat limbah yang dihasilkan dari pembangunan tersebut. Ditambah lagi dengan kerusakan lingkungan akibat pembangunan tersebut yang menyebabkan banjir di beberapa wilayah kota Bandung. Sehingga ruang hidup masyarakat pun terampas. Para Ibu dan anak-anaklah yang paling terdampak, kehilangan tempat hidup yang nyaman.
Narasumber pun menyampaikan bahwa penyebab ruang hidup masyarakat terampas adalah karena diterapkannya sistem ekonomi yang berasaskan KAPITALISME. Sistem ini membebaskan kepemilikan lahan, tidak bisa lepas dari kekuatan pemilik modal, dibuat hanya berdasarkan kemanfaatan. Kebijakan politik yang ada hanya demi memuluskan kepentingan oligarki. Regulasi pemerintah cenderung mendukung pengusaha, orientasi pembangunan semata-mata mencari keuntungan materi, kurang terperhatikannya aspek lingkungan dan sosial masyarakat. Serta regulasi kepemilikan lahan yang tidak jelas, mengakibatkan muncul sertifikat ganda dan mafia tanah yang merugikan masyarakat. Ya, perampasan ruang hidup masyarakat ini tak kunjung usai, karena semua perampasan itu dilakukan secara legal, di mana Undang-Undang Ciptaker memberi banyak kemudahan dalam hal proses perizinan dan memberi jaminan keamanan berusaha, dengan fasilitas yang memanjakan para investor. Tentunya hal itu menjadi kebahayaan yang harus disadari oleh masyarakat.
Semua hal itu terjadi karena masih diterapkannya sistem hidup yang berdasarkan kapitalisme sekuler. Akan sangat berbeda jika kita menjadikan Islam sebagai standar, di mana hidup ini akan dipenuhi dengan keridaan Allah Ta’ala. Apalagi Islam memandang perempuan dan generasi dengan kaidah "al-Ashlu fi al-Mar'ah annaha umm[un] wa rabbatu bayt[in] wa hiya 'irdh [un] yajibu an yushana (Hukum asal perempuan adalah sebagai ibu dan pengatur rumah tangga dan ia adalah kehormatan yang harus dijaga).” Sedangkan senerasi islam adalah pemimpin peradaban (berkualitas unggul, insan kamil).
Oleh karena itu dibutuhkan perubahan mendasar pada konsep tata kelola lahan yang merupakan bagian dari sistem politik ekonomi negara, sehingga bisa menjaga perempuan dan generasinya dari bentuk kezaliman.
Narasumber ke dua, memaparkan tentang “Islam Perisai Hakiki, Menjaga Perempuan dan Generasi”. Masih terhubung dengan materi sebelumnya, narasumber menyampaikan bahwa terjadinya kerusakan lingkungan akibat pembangunan yang memberi dampak bagi kehidupan kita, menyadarkan kita bahwa hidup kita saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Beliau pun mengatakan, “menerapkan kapitalisme sekuler bukti telah berpalingnya muslim dari ayat-ayat Allah.” Sesuai firman Allah Ta’ala, “Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha 124)
Sedangkan kunci mewujudkan negeri yang dilimpahi rida dan barakah dari Allah Ta’ala adalah bertakwa atau tunduk kepada aturan Allah Ta’ala secara menyeluruh (kaffah), sesuai firman Allah Ta’ala, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS, A’Raf 96)
Di dalam islam penguasa negeri wajib mengurus rakyatnya, karena imam adalah ra’in (pengurus / pemelihara) dan junnah (pelindung) yang membela kepentingan rakyat. Maka diperlukan perubahan untuk mengembalikan ruang hidup yang aman bagi perempuan dan generasi dengan menerapkan aturan islam kaffah dalam seluruh aspek kehidupan. Diperlukan adanya perjuangan dengan pengorbanan dan kesabaran , agar kehidupan kita berpindah dari gelap menuju terang.
Umat termasuk muslimah harus semakin bersemangat belajar Islam Kaffah dengan intensif, dan mendakwahkannya (amar ma’ruf nahi munkar) secara berjamaah ditengah-tengah masyarakat dengan mengikuti metode dakwah yang dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.
Peserta begitu antusias memperhatikan pembahasan yang disampaikan narasumber, hingga ada beberapa pertanyaan yang kemudian dilontarkan. Di antaranya adalah “Apa yang bisa dilakukan oleh ibu-ibu biasa seperti kami ini untuk membantu megubah hidup dengan menerapkan islam?” yang kemudian dijawab oleh narasumber,“Rasulullah dahulu bisa mengubah Arab dari jahiliyyah menjadi masyarakat sejahtera, maju, dan bisa menaklukan Romawi dan Persia. Begitu pun dengan para ibu yang juga punya kekuatan (the power of emak-emak), bisa melakukan perubahan dengan islam. Caranya adalah dengan menyadari kondisi hari ini, jangan seperti orang-orang yang tidak peduli karena merasa dirinya mendapatkan keuntungan. Kapitalisme itu membuat orang menjadi individualis dan materialis, tidak peduli dengan orang lain. Sementara Islam mendorong untuk peduli, harus menjadi bagian dari perubahan. Kerusakan yang terjadi saat ini pun membuat kita sadar bahwa saat ini tidak menerapkan Islam. Sementara keberkahan akan Allah Ta’ala turunkan apabila kita bertakwa, taat aturan-Nya secara kaffah. Maka kita perlu menjadi orang yang beriman dan bertakwa (mempelajari ilmu syar’I). Hal itu kita tak bisa kita lakaukan sendirian, perlu mengajak orang lain dengan berdakwah.”
Kemudian peserta yang lainnya pun ada yang bertanya “Bagaimana caranya sistem pengaturan lahan dalam islam bisa diterapkan saat ini?” yang kemudian dijawab oleh narasumber,“Di dalam islam lahan dibedakan ada yang milik individu dan ada yang milik umum. Lahan milik umum itu semua orang harus dapat memanfaatkannya, tidak boleh dikuasai perorangan seperti saat ini. Semua itu seharusnya diatur negara dengan undang-undang islam agar dimanfaatkan dengan baik. Hutan dan lingkungan pun dilindungi, ada standart pembangunannya, boleh dibangun tanpa mengubah kualitas air, karena jika kualitas air buruk, berarti lingkungan rusak. Padang gembala dalam islam juga tidak boleh dialih fungsikan.”
Di akhir acara kedua narasumber pun mengutarakan clossing statement, “Tidak bisa kita mengandalkan sistem yang menjadikan rakyat sebagai sumber hukum, karena sumber hukum harus dikembalikan kepada hukum Allah Ta’ala. Hari ini kondisi penguasa salah peran, sehigga negara salah urus. Harus diperbaiki peran penguasa dikembalikan menjadi imam, sedang salah urus negara diganti diluruskan dengan sistem islam.” Sementara narasumber ke dua mengatakan, “Hadirlah di majelis ilmu, agar mendapatkan ilmu dan agar umat semakin paham untuk menerapkan islam secara kaffah. Kita tidak boleh pasrah kepada keaadan, harus berusaha, agar kembali kepada islam sesuai yang dicontohkan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, belajar islam kaffah, lalu berdakwah, termasuk kepada penguasa.”
Hingga beberapa peserta pun kemudian menyampaikan testimoninya untuk acara ini, diantaranya mengatakan, “Acaranya sangat bagus dan menginspirasi bagi Ibu. Sangat membuka wawasan tentang lingkungan, dan memberikan informasi bahwa kita sedang tidak baik-baik saja.” Selain itu ada juga yang mengatakan, “Acaranya sangat bagus, jarang ada acara pengajian yang bisa membuka pemikiran Ibu-ibu tentang sistem kapitalisme sekuler yang merusak kehidupan dan sistem islam yang menjadi solusi.”
Post a Comment