(Aktivis Dakwah kampus, Alumni S1 Universitas Airlangga)
Adanya perselingkuhan (hubungan terlarang) antara penguasa dan oligarki. Penguasa agar bisa eksis membutuhkan dukungan dana oligarki. Tidak akan mungkin menang dalam pemilihan tanpa berselingkuh dengan oligarki. Yang dibutuhkan oligarki dari penguasa adalah penguasa mengeluarkan undang-undang untuk mendukung memuluskan proyek oligarki. Jika ada masyarakat yang menyulitkan oligarki maka akan berhadapan dengan undang-undang, dipenjara dan dianggap criminal juga dianggap tidak taat aturan padahal rakyat hanya mempertahankan haknya justru dianggap criminal.
Oligarki menyediakan investasi dan utang untuk negara yang bersedia menerima dan mengeluarkan undang-undang untuk memuluskan proyeknya. Tentunya, investasi dan utang tidak diberikan dengan cuma-cuma. Investasi diberikan pastinya menginginkan keuntungan besar atas investasi dan juga ada syarat yang harus dipenuhi negara yang diberikan utang atau investasi. Sehingga yang terjadi sebenarnya adalah neo-imperialisme yaitu penjajahan gaya baru. Jika dulu, penjajahan mudah dipahami dengan adanya agresi militer asing ke negeri ini yang mana terlihat jelas dengan membawa senjata dan harus dilawan. Tapi saat ini, penjajah datang dengan gaya baru yaitu atas nama investasi dan utang. Investasi membuat pemerintah daerah dan pusat tunduk dan patuh pada investor. Maka, oligarki ini lahir dari demokrasi dan demokrasi lahir dari sistem sekuler kapitalis.
Sistem sekuler merupakan sistem hidup yang menjauhkan agama dari kehidupan. sedangkan Sistem Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang menekankan peran kapital (modal), yakni kekayaan dalam segala jenisnya, termasuk barang-barang yang digunakan dalam produksi barang lainnya (Bagus, 1996). Ebenstein (1990) menyebut kapitalisme sebagai sistem sosial yang menyeluruh, lebih dari sekedar sistem perekonomian.
Maka, harus diakui bahwa negera ini adalah negara sekuler yang mana tidak ingin diatur oleh agama terutama diatur dengan islam karena faktanya sudah banyak penolakan, seperti di DPR ketika ada yang menyampaikan ini tidak sesuai islam, maka dibantah ini Indonesia jangan bicara islam. Agama dipisahkan dari kehidupan dan agama itu untuk ibadah saja, puasa, zakat, nikah, dan waris. Sedangkan, yang lain seperti politik, ekonomi, pergaulan, pendidikan, hukum, maka bebas saja dan manusia yang memutuskan jangan bawa agama. Maka, negara ini yang menerapkan demokrasi tidak dipimpin dan diatur oleh islam maka dikatakan negara sekuler dan demokrasi lahirnya dari sistem sekuler kapitalisme.
Kapitalisme merupakan sistem kekuasaan utama pada pemilik modal, kapital adalah pemilik modal. Jadi di negeri ini, penguasa utamanya adalah kapital, presiden bukanlah penguasa utama karena tunduk presiden pada oligarki yang punya kapital. Kapitalisme adalah sistem kehidupan yang tunduk pada modal, maka sistem demokrasi adalah anak kandung dari sistem politik sekuler kapitalisme.
Dalam tingkatan piramida sistem kapitalisme, ditingkat bagian atas adalah oligarki yang memiliki modal, dibawahnya ada penguasa yang mendukung kuat oligarki, tingkatan bawahnya ada ilmuan dan ahli hukum (inilah yang bisa memuluskan proyek oligarki), ditingkat bawahnya ada angkatan bersenjata yang memastikan oligarki baik-baik saja dan memuluskan proyek oligarki di lapangan berjalan dengan baik, selanjutnya ditingkat bawahnya ada masyarakat kalangan menengah yang mendapat remah-remah ekonomi padahal sebenarnya dalam tekanan tapi karena mendapat remah-remah sehingga tidak terasa dan tidak peka dengan kedzoliman oligarki, selanjutnya ditingkat yang paling bawah adalah rakyat bawah atau rakyat paling sengsara. Inilah sesungguhnya gambaran bagaimana kapitalisme menyengsarakan rakyat. Dengan demikan, sesungguhnya oligarki hadir untuk melanggengkan demokrasi (neo-kolonialisme), demikian juga dengan demokrasi yang eksistensinya dibutuhkan oleh oligarki.
Oligarki bukanlah person, yang mana oligarki ini berawal dari negara Barat yang mengalami kebangkrutan dan secara ekonomi tidak mampu teratasi menggunakan sumber daya alam yang dimiliki sendiri. Sehingga, butuh negara lain untuk dieksploitasi, maka terpilih negeri ini menjadi salah satunya karena memiliki sumber daya alam melimpah menjadi sasaran untuk dijadikan tempat eksploitasi. Maka, oligarki ini tidak berbicara pengusaha X dan pengusaha Y, tapi berbicara sebuah ideologi lain yang ingin menguasai dan mengekspolitasi negeri ini dan negeri muslim lainnya. Jika, negeri ini dan negeri muslim lainnya menolak investasi dari negeri Barat, maka Barat tidak akan bisa melakukan apapun sebenarnya dan pasti Barat akan semakin bangkrut dan hancur. Sehingga, untuk mempertahankan diri, Barat berusaha mencari sumber pemasukan untuk negara mereka dan luar biasa diterima dengan lapang dada di negeri ini, juga disambut bak pahlawan padahal penjajah.
Maka, sebagai generasi muda harus memahami bahwa ini adalah penjajahan atas nama investasi dan utang. Tidak seharusnya generasi muda justru takjub pada Barat yang datang seolah pahlawan tapi hakikatnya justru melakukan penjajahan. Jika mereka bukan penjajah, maka masyarakat akan sejahtera dengan keberadaan mereka, nyatanya justru masyarakat sengsara dengan keberadaannya. Padahal, negeri ini tidak seharusnya dijajah dan dieksploitasi seperti saat ini, akhirnya rakyat atau generasi hanya diberikan sisa alam dan ruang hidup yang rusak dan bahkan tidak layak seperti ini. Maka harus ada perubahan bukan hanya sebatas ganti pimpinan lantas ganti aturan, padahal aturan yang dihasilakan pun berpihak pada pemilik kepentingan karena pemimpin terpilih dengan sokongan dana pemilik kepentingan. Maka perubahan yang hakiki adalah perubahan ideologi, yaitu mengganti ideologi sekuler kapitalisme yang meniscayakan oligarki diganti dengan ideologi tandingan yang berasal dari Pencipta manusia, yaitu Allah SWT.
Post a Comment