Penguasa dalam Sistem Kapitalis Abai dalam Mengurusi Rakyat


 Oleh: Nurhayati

Aktivis Dakwah di Depok

 

Rasulullah SAW akan bersedih ketika melihat umatnya dalam keadaan memprihatinkan dan kesulitan. Beliau berharap bisa menciptakan suasana aman, nyaman, damai dan tenteram. Rasulullah SAW pun selalu berjuang sampai mengorbankan nyawanya demi  umatnya agar mereka terhindar dari segala macam musibah.

 

Beliau selalu membimbing umatnya agar dijauhkan dari segala macam malapetaka dan juga perbuatan yang merusak akhlak dan akidah. Jika melihat dan mendengar keluhan umatnya, beliau segera dan tidak menunda-nunda memberikan pertolongan dan solusi agar masalahnya cepat terselesaikan.

 

Seperti kisah sahabat Rasulullah SAW, Mu’adz bin Jabal saat menjadi imam shalat Isya yang ditegur dan diingatkan oleh Rasulullah SAW karena bacaan salatnya yang panjang. Pasalnya, salah satu jamaahnya mengadukan hal tersebut. Kemudian Rasulullah memanggil Mu'adz dan mengingatkannya agar bacaan shalatnya tidak terlalu panjang.

 

Sebagaimana yang disebutkan dalam hadist riwayat Muslim no.710 yang artinya “Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata ‘Mu'adz pernah mengimami teman-temannya shalat  Isya lalu ia membaca ayat-ayat yang panjang untuk mereka, lalu Nabi bersabda kepadanya wahai Mu'adz apakah engkau suka orang yang suka menimbulkan kesusahan? Bila engkau mengimami orang banyak, bacalah wasysyamsyi wadhuhaaha atau sabbihisma rabbikal a'laa atau Iqra'bismirabbika atau wallailli idza yaghsyaa’.”

 

Hadist di atas membuktikan besarnya tanggung jawab Rasulullah SAW sebagai seorang pemimpin terhadap rakyatnya. Dalam mengurusi umatnya beliau tidak pernah  memikirkan hal-hal yang merugikan umatnya. Begitu besar perhatiannya terhadap masalah-masalah yang menimpa umatnya beliau tetap berpegang teguh terhadap keimanannya. Seorang pemimpin harus memiliki hati yang lapang, tanggung jawab yang penuh, adil dan bijaksana seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW. Beliau rela berkorban demi apa pun agar umatnya hidup akan, nyaman, tenteram dan sejahtera.

 

Justru jauh berbeda dengan saat ini yang hidup di bawah sistem kapitalis. Pemimpin atau penguasanya abai dalam mengurusi rakyatnya. Rakyatnya banyak yang sengsara, terzalimi hingga tidak ada solusi. Jika kita mengadu kepada penguasa hanya janji-janji manis yang keluar. Penguasa rakus akan dunia, menikmati hasil jerih payah rakyat, berpesta pora menghambur-hamburkan uang rakyat demi kepentingan pribadinya. Mereka menjual pulau-pulau, tanah-tanah dan perairan serta aset-aset negara demi memuaskan dirinya dan keluarganya. Padahal hasil bumi, tambang dan batu bara semuanya dari rakyat untuk rakyat agar rakyat bisa menikmati.

 

Oleh karenanya, kita (rakyat) sampai kapan pun tidak bisa berharap kepada penguasa yang masih menerapkan sistem kapitalis. Sistem yang akan membawa kesengsaraan baik dunia maupun akhirat. Maka beralihlah kepada sistem pemerintahan Islam yang telah dicontohkan Rasulullah SAW yang dapat melindungi, mengayomi dan memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya dan akan menjadikan rahmat bagi seluruh manusia.[]

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post