MIMPI PUTIH


Ibnu Rusdi

Kurajut pita biru ini untuk membungkam kicaumu yang kehilangan merdu. Atau mengalungkannya di lehermu, memutarmu berpaling ke lain penjuru. Dikau milikNya utuh, tak pantas mengangkat tabik pada apapun selainNya. Seraya memunggungi titah Sang Perkasa yang terus menyeru kita tanpa sedikitpun rasa marah.


Waktu telah menyeret hati kita membatu. Lupa tanah kelahiran dan muasal kejadian. Kalaupun sesekali kita berbincang tentang jalan pulang, wajahmu tidak serta-merta khusyuk berdoa. Kau lebih tergoda bunga-bunga plastik sebelum sempat menyapu muka. 


Aku akan menemuimu kembali selepas tengah hari nanti. Memastikanmu masih menyiram pohonan perdu dalam nurani. Mataair dan kincir angin yang menggerakkan menit-menit kita agaknya limbah. Hari-hari yang mestinya digjaya, berlumut karenanya.


Hingga seluruh detik yang kupunya habis kudermakan, dan tak tersisa di ujung perjalanan kecuali letih, mudah-mudahan kau telah bersamaku. Agar bisa kuperlihatkan padamu, betapa mulut dunia seketika ternganga ketika hari putih itu tiba:


Proklamasi Khilafah mengguncang jagat. Allah yang setiap pagi dan petang kita sebut dalam hati. Satu kalipun tak pernah menyalahi janji.@

•••••••••••


(Sumenep, 2015/2024).



HARI-HARI PALING SIBUK


Bayangkanlah!

Bupati kita baru datang dari supervisi. Masuk ruang kerja, lalu memanggil seorang ajudan agar mendekat. Aba-aba dari lisannya yang mulia kepada sang ajudan: "Perintahkan seluruh jajaran agar menghentikan semua aktivitas. Kirim pesan kawat kepada satuan kepemimpinan daerah, dinas, dan camat seluruh wilayah. Limabelas menit sebelum adzan duhur, semuanya sudah bersiap di masjid jamiknya masing-masing." Beliau sendiri, sebagai pemimpin kota, gegas berkemas untuk mengimami shalat berjamaah di masjid besar di jantung kota.


Bayangkanlah!

Gubernur kita bersama Kapolda, juga seluruh Komandan Resort Militer, mengumpulkan seluruh pemilik diskotik, pabrik Miras, juragan Narkoba, bos lokalisasi, makelar perdagangan anak dan wanita, serta para pemimpin sindikat dan mafia. Pak Gubernur menyampaikan wasiat: "Dalam minggu-minggu ini pemerintah sedang mempersiapkan seribu lapangan kerja baru. Menghapuskan seluruh penarikan lewat pajak, dan mengoptimalkan kemampuan subsidi pada sektor-sektor strategis, sehingga hidup menjadi sangat mudah. Segeralah kalian mengambil inisiatif memimpin anak-anak buah kalian untuk hijrah. Setiap pekerjaan buruk yang mengundang kemarahan Allah, mulai detik ini kita tinggalkan. Perundangan dan sanksi yang mengatur detail perkara ini telah diberlakukan."


Bayangkanlah!

Penguasa negeri kita menyampaikan instruksi agung kepada panglima dan para perwira militer. Kerahkan kekuatan penuh menjaga batas-batas teritorial dan semua pintu gerbang memasuki wilayah negeri. Instruksi disampaikan pula atas kepala kepolisian negara untuk mengamankan seluruh proses ambilalih sumber daya alam dari pihak swasta, domestik maupun asing, dengan kalkulasi yang tidak merugikan siapapun. Setiap indikasi yang mengarah pada sikap "memancing di air keruh", segera tangani dengan tegas tapi tidak kasar.


Bayangkanlah!

Kyai, ustadz, santri dan ratusan ribu ulama pada kapasitasnya yang berbeda, seluruhnya memberikan motivasi dan kontrol yang baik terhadap setiap mekanisme yang tengah berlangsung. Para beliau tegak berwibawa di antara fenomena paling sibuk di dunia. Tegak di setiap titik api selama 24 jam penuh. Fatwa mereka mengenai detik-detik perubahan ini memberi hadiah terbaik atas rakyat, berupa kepuasan akal, ketentraman jiwa, dan kepekaan fitrah. Umat hanyut oleh kegembiraan yang wajar dan penuh syukur namun bukan euforia.


Bayangkanlah!

Hari-hari sibuk mempersiapkan pemerintahan dengan struktur baru. Sosialisasi perundangan dan pembekalan materi syariah bagi lintasdinas dan praktisi disiplin ilmu. Pergantian uang kertas dengan basic dinar dan dirham, dan lain-lain kerja cepat negara. Detik-detik peristiwa luarbiasa itu boleh jadi menjadi sebagian warna pada hari-hari cemerlang. Sesaat setelah deklarasi Khilafah dikumandangkan.@

••••••••••• 


(Sumenep, 2016/2024).

•••••••••••

Post a Comment

Previous Post Next Post