Menyoal Kekuatan Negara


Oleh : Sri Nawangsih
 (Ibu Rumah Tangga)


Prabowo Subianto menegaskan pentingnya kekuatan negara, dalam debat capres ketiga ia mengungkapkan bahwa hal paling dasar dalam kekuatan nasional adalah kekuatan militer. Kemudian Prabowo mencontohkan, "Tanpa kekuatan militer, sejarah peradaban manusia mengajarkan bahwa bangsa itu akan dilindas, seperti di Gaza sekarang ini, akan diambil kekayaannya dan aka diusir dari tanah airnya. Tidak bisa tidak, kita harus kuat" jelasnya (Suaracom, 8/1/24). Seketika ucapan Prabowo Subianto mengenai Palestina tersebut menjadi sorotan warganet.


Memang, puluhan ribu umat Islam di Gaza telah gugur sebagai syahid. Namun, semua itu tidak melemahkan mereka, meski mereka menghadapi langsung kebiadaban Zionis dan kehilangan anggota keluarga mereka akibat kebiadaban Zionis. Semua itu tidak menjadikan mereka berputus asa. Apalagi sampai bertekuk lutut kepada Zionis Yahudi.


Di sisi lain Hamas dan Taufan al-Aqsa terbukti sanggup menggetarkan entitas Yahudi Zionis Israel. Akibat serangan-serangan mereka, entitas Yahudi Zionis Israel mengalami kerugian luar biasa. Menurut salah satu sumber dari media Israel terkemuka, setelah 83 hari mereka melancarkan perang di Gaza, sebanyak 825 tank mereka hancur akibat "dirudal" oleh Hamas. Perlawanan Hamas juga telah mengakibatkan kematian 8435 tentara Yahudi Israel, 905 tentara Prancis, 1385 tentara AS, 79 tentara Inggris dan 62 orang tentara bayaran.


Serangan Israel yang biadab terhadap Gaza, dan Palestina secara umum, dengan dukungan AS, Inggris, Prancis, dan Eropa telah membuka mata dunia betapa lemahnya entitas Yahudi Israel. Selama ini Israel seolah-olah tampak kuat justru karena kelemahan dan kepengecutan para penguasa kaum Muslim, terutama para penguasa Arab. Padahal secara militer sejumlah negara di dunia Islam sesungguhnya jauh lebih kuat daripada Israel. Berdasarkan situs Global Firepower, Pakistan berasa di urutan ke-7, berikutnya ada Turki di urutan ke-11, Indonesia menduduki urutan ke-13, di bawah Indonesia ada Mesir menempati posisi ke-14, dan Iran di posisi ke-17. Yang menarik, kekuatan Israel sendiri hanya menempati urutan ke-18 dari 145 negara di dunia. 


Kelemahan negara-negara Muslim sesungguhnya terletak pada kelemahan para penguasanya. Bukan pada kelemahan militernya. Buktinya, Hamas yang hanya milisi bersenjata begitu gagah dan mampu melawan Israel. Sebaliknya, negara-negara Muslim dan Arab seolah lemah tak berdaya di hadapan Israel. Mereka tak berdaya dalam menghentikan genosida yang dilakukan oleh entitas Yahudi Israel di Gaza.


Sesungguhnya rahasia kekuatan sebuah negara ada pada ideologi (akidah)-nya. Dalam konteks sejarah Islam, terbukti daulah Islam (Negara Islam) yang dipimpin oleh Baginda Rasulullah Saw. di Madinah hanyalah sebuah negara kecil. Apalagi jika dibandingkan dengan negara adidaya saat itu, yakni Romawi dan Persia. Jangankan dibandingkan dengan kekuatan Romawi dan Persia. Bahkan jika dibandingkan dengan kekuatan militer bangsa Arab Quraisy saat itu, kekuatan militer daulah Islam saat itu sangat jauh. Dalam perang badar misalnya, pasukan Muslim hanya berjumlah 314 tentara dengan senjata alakadarnya. Sebaliknya, pasukan musuh, yakni kafir Quraisy, berjumlah 100 tentara dengan persenjataan lengkap. Namun demikian, pasukan Muslim saat itu mampu mengalahkan pasukan musuh. 


Pasca Rasulullah Saw. wafat, Khulafaur Rasyidin dengan Negara Khilafah, mereka juga mampu menantang dua negara adidaya, yakni Romawi dan Persia. Setelah era Khulafaur Rasyidin, Khilafah Islam bahkan mampu menguasai dua pertiga dunia selama berabad-abad.


Karena itu agar dunia Islam kembali kuat sebagaimana dulu, kaum Muslim dan Dunia Islam harus dipersatukan kembali di bawah kekuasaan Islam.


Wallahualam bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post