Menuju Olimpiade Agung


(Oleh : Neng Syarifah S.Ag)


Tak terasa, Ramadhan sudah di depan mata. Kurang lebih 1 bulan lagi ia datang untuk menyapa, bersua, dan bertatap muka. Dengan segenap euforia yang selalu tersuguh indah saat menjalaninya. Sudah barang tentu kita harus bergembira untuk menyambutnya.


Sebagaimana Rasulullah saw. Pernah menyampaikan kabar gembira kepada para sahabatnya. Beliau saw. Bersabda: “Ramadhan telah mendatangi kalian. Bulan yang penuh berkah. Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa. Pada bulan ini pintu langit dibuka, pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup, dan para setan dibelenggu. Pada bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang tidak memperoleh kebaikannya, maka terhalangi dari kebaikan.” (HR. Ahmad)


Selain itu, ramadhan pula merupakan bulan penuh perjuangan dan pengorbanan, dimana semua umat muslim diminta menahan dahaga dan rasa lapar, menahan nafsu dan syahwat, menambah amal ibadah terlebih sunnah. laksana babak Olimpiade bagi para atlit-nya.


Ya, Olimpiade agung nan penuh keberkahan bagi kaum muslim di seluruh penjuru dunia. Tentu ketika menghadapi masa olimpiade, para peserta tidak boleh berleha-leha, menghabiskan waktu ketika menunggu babak Olimpiade tiba hanya dengan rebahan ria, melainkan mulai berpacu dengan beragam latihan, yang menguji kekuatan otot dan keterampilan skill agar semakin meningkat, sehingga siap menghadapi ramadhan dengan penuh kesungguhan dan keyakinan meraih kemenangan atasnya.


Jika saat Ramadhan kita akan menjalankan ibadah puasa, maka di masa persiapan kita isi dengan berlatih puasa-puasa sunnah, sebagaimana dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Aisyah RA berkata:


"Aku tidak pernah melihat Rasulullah shaum (berpuasa) satu bulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau memperbanyak shaum kecuali pada bulan Syaban."


Dalam hadits lain, Imam Ahmad dan an-Nasa'i meriwayatkan dari Usamah bin Zaid RA:


مَا رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرِقَطٌ إِلأَرَمَضَانَ, وَمَارَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ لَمْ أَرَكَ تَصُوْمُ مِنْ شَهْرٍ مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ؟ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفِلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ, وَهُوَشَهْرٌ تَرْفَعُ فِيْهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ العالمين فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ


Artinya: "Aku berkata, 'Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihat engkau memperbanyak shaum (puasa) seperti yang engkau lakukan di bulan Syaban.' Kemudian Rasulullah SAW bersabda, 'Karena sering kali pada saat itu, pada bulan antara Rajab dan Ramadhan, orang-orang lalai, padahal saat itulah, di bulan itu, seluruh amalan manusia disampaikan kepada Rabbul 'Alamin. Maka aku sangat senang bila ketika amalanku disampaikan kepada Allah SWT., aku sedang dalam keadaan shaum.'"


Selanjutnya, kita pun harus menguatkan niat dan tekad untuk mengisi bulan penuh berkah dengan beribu amal kebaikan, sehingga ramadhan tidak pergi meninggalkan kita dengan penuh kesia-siaan. Bisa dengan memperbanyak do'a, agar kita diberi kesempatan untuk sampai ke bulan ramadhan.


اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ


Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.”


Bisa juga membaca seperti bacaan doa para sahabat, yaitu:


اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً


“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.”


Menambah ilmu, terutama terkait fiqih Ramadhan, adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan, agar amal kita tidak sekedar amal. Namun menjadi salah satu amal terbaik dihadapan Allah, yang dilaksanakan sesuai dengan tuntunan ilmunya.


Syaikh Ibnu Qasim rahimahullah berkata, “Perkataan dan amalan manusia tidaklah benar sampai ia mendasarinya dengan ilmu. Dalam hadits disebutkan,


مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ


“Siapa yang beramal tanpa dasar dari kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim, no. 1718)


Dalam kalimat syair disebutkan,


وَكُلُّ مَنْ بِغَيْرِ عِلْمٍ يَعْمَلُ

أَعْمَالُهُ مَرْدُوْدَةٌ لاَ تُقْبَلُ


“Setiap yang beramal tanpa ilmu, amalannya tertolak dan tidak diterima.” (Hasyiyah Tsalatsah Al-Ushul, hlm. 14-15)


Sekian beberapa tips menyambut olimpiade yang agung, Ramadhan sang bulan penuh keberkahan dan kemuliaan, semoga dengan tips ini kita bisa lebih memaknai ramadhan yang sedang kita nantikan, berlatih lebih banyak, dan berilmu lebih, untuk kemenangan yang haqiqi. Insya Allah.


Wallahu alam bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post