Lagi-Lagi Banjir, Kenapa Selalu Berulang ?


Oleh : Siti Munawarotil Milah


Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan banjir dan longsor yang akan melanda sejumlah wilayah Indonesia pada Januari 2024. Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, masyarakat Indonesia masih perlu mewaspadai potensi cuaca ekstrem bulan ini. "Dalam sepekan terakhir, cuaca ekstrem berupa hujan lebat turut memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor di beberapa daerah," kata Guswanto Kompas, Kamis (4/1/2024).


Banjir di awal tahun ini bukan hal baru, namun kejadian berulang setiap datangnya musim hujan. Banjir terjadi di berbagai wilayah di indonesia. Seperti di kota bandung, banjir bandang menerjang jalan braga, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat menyebutkan banjir merendam 600 rumah. "Dampak 600 unit rumah, RW 8 250 rumah, RW 4 250 rumah, RW 3 dan 7 100 rumah". Juga Hadi mengatakan banjir terjadi akibat luapan Sungai Cikapundung. Ratusan warga kini mengungsi, "Sebanyak 150 jiwa mengungsi di teras Cikapundung dan 3 jiwa pengungsi dalam kondisi sakit" kata Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar Hadi dalam keterangan tertulis, dikutip detikJabar, Jumat (12/1/2024).


Begitupun banjir menerjang kota jambi yang semakin meluas seiring debit air di Sungai Batanghari yang terus naik, Kamis (18/1/2024). Kadis Damkar Kota Jambi Mustari Affandi mengatakan saat ini terdapat 31 kelurahan dari 8 Kecamatan Kota Jambi sudah terendam banjir. "Jumlah kelurahan yang terdampak terus bertambah, dua hari yang lalu baru 18 kelurahan saat ini sudah 31 kelurahan," ujarnya Kamis (18/1/2024). Tribun Jambi


Selain itu, banjir juga melanda jakarta tepatnya di jakarta selatan, Sebanyak lima RT terendam banjir usai hujan deras. Berdasarkan data BPBD DKI Jakarta data banjir ini tercatat per pukul 16.00 WIB. Tinggi banjir di kawasan Pejaten Barat mencapai 150 cm atau 1,5 meter. "BPBD mencatat saat ini terdapat 5 RT atau 0.016% dari 30.772 RT dan 6 ruas jalan tergenang," kata Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji, dalam keterangannya. Jakarta, CNBC indonesia (4/1/2024) 


Berulangnya bencana banjir yang melanda tanah air erat kaitannya dengan pembangunan wilayah yang tidak direncanakan secara komprehensif dan mendalam. Di Kota Bandung, wilayah bagian utara yang mestinya menjadi daerah serapan, ternyata sudah dipenuhi permukiman. Pembangunan properti telah mengubah bentang alam di daerah hulu sehingga terjadi degradasi atau deforestasi kawasan hutan. Begitu juga dengan pembangunan fasilitas umum, seperti jalan, sekolah, dan rumah sakit. Pesatnya pembangunan wisata di Bandung Selatan juga menyebabkan alih fungsi kawasan yang memiliki fungsi konservasi. 


Sementara itu, di Jambi, Tim Geographic Information System Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi mencatat sebesar 73% hutan alam di Jambi sudah beralih fungsi sehingga menyebabkan terjadinya banjir di berbagai pembangunan tersebut dilakukan tanpa memperhatikan daya dukung lingkungan. Demi mengejar materi, pembangunan dilakukan secara serampangan. Inilah model pembangunan ala kapitalisme yang hanya mengutamakan keuntungan dan abai atas dampak terhadap lingkungan dan tata kota secara keseluruhan. 


Inilah kerusakan akibat pembangunan kapitalistik yang mengabaikan aturan Islam dan hanya memperturutkan hawa nafsu manusia untuk memperoleh keuntungan materi sebanyak-banyaknya. Sungguh jauh berbeda dengan pembangunan di dalam Islam. Aspek keuntungan materi tidak menjadi tujuan satu-satunya dalam paradigma pembangunan Islam. Acuan dalam kebijakan pembangunan adalah kesesuaian dengan syariat Islam dan terwujudnya kemaslahatan rakyat. 


Pembangunan dalam sistem Islam dilaksanakan untuk kepentingan umat dan memudahkan kehidupan mereka. Ujung tombak pembangunan adalah penguasa. Oleh karenanya, penguasa sebagai pengurus (raa’in) rakyat harus menjalankan kebijakan pembangunan berdasarkan aturan Allah dan Rasul-Nya, bukan berdasarkan kemauan para investor.


Sehingga saat ini, banyak kerusakan yang terjadi akibat ulah tangan manusia, disebabkan sistem yang diterapkan bukanlah sistem yang datang dari Sang Pencipta, melainkan sistem buatan manusia. Sudah saatnya kita kembali pada sistem yang shahih, yang sesuai dengan fitrah manusia, sistem yang aturannya datang langsung dari Allah Swt yaitu sistem Islam. Wallahualam

Post a Comment

Previous Post Next Post