Narasi-narasi yang menyatakan Khilafah sebagai ancaman muncul kembali menjelang 100 tahun runtuhnya Kekhalifahan Utsmaniyah, termasuk menyatakan adanya ancaman ideologi transnasional. Hal ini salah satunya disampaikan oleh Mohammad Iqbal Ahnaf, Akademisi dari Center for Religious and Cross-Cultural Studies (CRCS) Universitas Gadjah Mada, mengingatkan pemerintah dan masyarakat agar tetap mewaspadai narasi-narasi kebangkitan Khilafah.
Menurutnya, narasi-narasi tersebut berpotensi untuk mendapatkan momentum pada 2024, yang bertepatan dengan 100 tahun runtuhnya Kekhalifahan Utsmaniyah. "Potensi ancaman dari ideologi transnasional itu akan selalu ada. Gagasan Khilafah yang ditawarkan menjadi semacam panacea atau obat segala penyakit dan mampu menyembuhkan kekecewaan, ketidakadilan, dan emosi negatif lainnya, jelas (itu) menggiurkan bagi beberapa masyarakat," kata Iqbal Ahnaf, Kamis (11/1/2024). (Beritasatu.com, 12/01/24)
Menyatakan bahwa Khilafah sebagai ancaman adalah suatu hal yang keliru. Sebab, Khilafah adalah bagian dari ajaran Islam sebagaimana shalat, puasa, haji, zakat, dan lainnya . Rasulullah SAW juga telah memberikan teladan kepemimpinan di bawah naungan Daulah Khilafah. Adanya Khilafah merupakan mahkota kewajiban (taajul furudh) begitu juga dengan menegakkannya. Dengan adanya Khilafah, maka syariat Allah secara keseluruhan dapat diterapkan tanpa terkecuali. Diantara dalil yang menyatakannya adalah QS. An-Nisa’: 59),
ÙŠٰٓاَÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِÙŠْÙ†َ اٰÙ…َÙ†ُÙˆْٓا اَØ·ِÙŠْعُوا اللّٰÙ‡َ ÙˆَاَØ·ِÙŠْعُوا الرَّسُÙˆْÙ„َ ÙˆَاُولِÙ‰ الْاَÙ…ْرِ Ù…ِÙ†ْÙƒُÙ…ْۚ
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah, taatilah Rasul, dan ululamri di antara kalian.”
Berdasarkan dalalah al-iltizam, perintah menaati ululamri merupakan perintah mewujudkannya agar semua kewajiban tersebut terlaksana. Dengan demikian, ayat tersebut pun mengandung petunjuk mengenai wajibnya mengadakan ululamri (khalifah) dan sistem syar’i-nya (Khilafah).
Kata “Khilafah” juga banyak dinyatakan di dalam hadis. Salah satunya, “Sesungguhnya (urusan) agama kalian berawal dengan kenabian dan rahmat, lalu akan ada Khilafah dan rahmat.” (HR Al-Bazzar). Kata “Khilafah” dalam hadis ini memiliki pengertian sistem pemerintahan, pewaris pemerintahan kenabian. Ini dikuatkan oleh sabdanya saw., “Dahulu, Bani Israil dipimpin dan diurus oleh para nabi. Jika para nabi itu telah wafat, mereka digantikan oleh nabi yang baru. Sungguh, setelah aku tidak ada lagi seorang nabi, tetapi akan ada para khalifah yang banyak.” (HR Bukhari dan Muslim).
Narasi-narasi yang menyatakan bahwa Khilafah itu adalah sebagai ancaman justru akan semakin membuat senang para musuh-musuh Islam. Karena dengan itu, akan semakin menghalangi kebangkitan Islam dan semakin menjauhkan umat dari ajaran Islam itu sendiri. Oleh karena itu, penting bagi pengemban dakwah untuk senantiasa mengaruskan pemikiran Islam di tengah-tengah umat agar terbentuk opini umum di tengah umat bahwasannya Islam merupakan solusi bagi kehidupan mereka. Dan ini hanya bisa terwujud ketika ada negara yang mau menerapkan aturan Islam secara kaffah.
Maka dengan demikian, Khilafah tidak boleh dianggap sebagai ancaman, karena hari ini justru nampak kerusakan nyata di berbagai bidang dengan penerapan kapitalisme sekulerisme. Mulai dari pemerintahan, perekonomian, pendidikan, kesehatan, sosial, dan lainnya. Sejarah juga mengatakan bahwa pada masa di bawah naungan Khilafah Islam penuh dengan kesejahteraan dan keadilan bagi umat manusia. Bahkan, pada saat kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz tidak ada seorang miskin pun yang membutuhkan subsidi atau zakat pada masa pemerintahannya karena saking dapat menyejahterakan rakyatnya di bawah kepemimpinan beliau. Juga pada masa-masa kejayaan Islam, banyak terlahir generasi yang cemerlang sehingga mampu mewujudkan peradaban yang sangat luar biasa. Tidak hanya dengan keilmuan yang dimiliki tapi juga keimanan yang terpatri dalam hati mereka.
Maka, ketika saat ini Khilafah Islamiah tidak ada di tengah kita, menjadi kewajiban kita semua untuk mewujudkannya. Sudah saatnya kita sadar bahwa perjuangan akan tegaknya syariat Islam dan Khilafah inilah yang menjadi agenda kita sekarang, tentu dengan mengikuti aktivitas perjuangan dakwah teladan kita semua, Rasulullah saw. Wallaahu A’lam bi al-Shawaab
Post a Comment