Oleh. Fauziah Ummu Affan
2024 menjadi tahun yang menegangkan bagi para karyawan. Mengapa ? karena ancaman PHK menghantui mereka. Pemutusan hubungan kerja tentu menjadi ujian berat, khususnya bagi seorang laki-laki yang menanggung nafkah keluarganya. Sebenarnya mengapa PHK menjadi pilihan dari banyak Perusahaan?
Situasi dunia yang serba tak menentu, baik karena perang dan juga sistem ekonomi kapitalis yang rawan terjadi ledakan resesi menjadi hal yang harus diantisipasi oleh beberapa Perusahaan. Akhirnya mereka memilih untuk melakukan PHK.
Agak egois juga ya? Agar Perusahaan tak merugi, karyawan di PHK. Padahal mereka telah mengabdi dan memberikan banyak keuntungan untuk perusahaan, tapi pilihan itu dianggap yang terbaik dalam kacamata para pemilik modal besar. Bila memang tak dibutuhkan dengan mudahnya mereka diberhentikan. Padahal ketika menjadi karyawan tuntutan kerja sangat banyak demi mencapai target yang diinginkan Perusahaan. Lantas dimana peran negara ?
Kalau kita perhatikan peran negara sangat minim, akhirnya ketika kondisi dalam negeri lapangan kerja terbatas , rakyatnya terpaksa memilih mencari kerja ke luar negeri. Padahal negeri kita ini kaya sumber daya alam (SDA) , namun mengapa tidak berdampak pada meningkatnya lapangan kerja ketika SDA tersebut dieksplorasi?
Inilah hakikat negara yang menerapkan sistem kapitalisme sekuler, di mana sistem ekonomi kapitalisme yang berbasis ribawi ada periode tertentu akan terjadi resesi. Maka PHK merupakan hal yang lumrah dan terus akan terjadi dalam sistem ekonomi kapitalisme. Cacat bawaan yang ada dalam sistem ini akan terus berefek negatif dalam kehidupan.
Bagi negeri kita yang terkategori sebagai negara berkembang, menuntut untuk terus melakukan pembangunan dan tentu perlu modal. Sayangnya SDA yang menjadi modal tidak dikelola sendiri oleh negara, dan justru diserahkan kepada Perusahaan asing dengan alasan keterbatasan modal dan sumberdaya Manusia (SDM).
Akibatnya hasil yang didapat negara terbatas pada royalti dan pajak saja. Padahal menurut informasi dari pengamat energi Kurtubi kekayaan SDA Indonesia dapat mencapai Rp.200 ribu triliun. Namun karena dikelola asing akhirnya pendapatan negara jauh berkurang.
Bila negara memiliki “banyak uang” tentu negara akan lebih leluasa untuk menyejahterakan rakyatnya. Sektor pendidikan akan dimudahkan maka bagi warga negara yang cerdas walaupun kurang mampu akan terus dapat mengenyam pendidikan, sehingga akan dicetak SDM yang handal.
Pertanyaannya bagaimana agar negara dapat berperan penuh dalam mengatur kehidupan masyarakat? Tentu bila sistem kapitalisme yang diterapkan maka peran negara akan dibatasi. Swasta /pemodal besar/kapital besar lah yang akan berkuasa. Ditambah lagi untuk melanggengkan sistem kapitalis ini, maka diciptakanlah sistem pemerintahan demokrasi yang sudah kita terlihat dalam proses pemilihan pemimpin. Para kapital ikut bermain baik dengan cara membiayai calon tertentu, atau langsung menjadi calon pemimpin. Sistem demokrasi yang berbiaya mahal saat ini menggusur orang-orang yang berkemampuan memimpin untuk mencalonkan diri, karena terkendala dana. Akhirnya yang berkuasa adalah tetap para pengusaha, inilah yang kita sebut sistem politik oligarki.
Maka untuk mengembalikan peran negara yang betul-betul menjalankan fungsinya menyejahterakan rakyat, hanya satu pilihan yaitu mengganti sistem kapitalisme sekuler saat ini dengan sistem dari Allah Swt. yaitu Islam.
Dalam Islam negara akan menjalankan pengaturan kehidupan ini berdasarkan tuntunan Allah mengacu pada Al-Quran dan sunah Nabi Muhammad saw. Khusus terkait ekonomi maka akan dijalankan sistem ekonomi Islam yang menjadi bagian dari rangkaian seluruh sistem-sistem Islam dalam mengatur negara.
Dalam sistem ekonomi Islam SDA termasuk dalam kepemilikan umum yang harus dikelola negara. Maka negara akan mengelola SDA di seluruh negeri. Hasilnya dapat digunakan untuk menyediakan kebutuhan publik rakyat seperti pendidikan, Kesehatan dan keamanan. Maka semua rakyat baik yang kaya dan miskin tetap mendapatkan haknya. Perusahaan pun tidak terbebani dengan kenaikan upah setiap tahun karena standar penggajian difokuskan pada keahlian masing-masing karyawan.
Dengan posisi kas negara yang berlimpah karena SDA dikelola negara, maka berbagai lapangan kerja akan tercipta. Bantuan permodalan tanpa ribawi akan menumbuh suburkan usaha kreatif dari berbagai sektor, baik pertanian, perkebunan, industri dan lain-lain. Negara yang menjalankan pengaturan Islam ini juga sangat membatasi impor, maka hasil-hasil produk dalam negeri akan terlebih dahulu diutamakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hasilnya ekonomi akan terus berputar dan berefek pada kesejahteraan dan tentu jauh dari kata resesi.
Bila demikian bagusnya sistem Islam , mengapa masih ada yang enggan bahkan membencinya? Tak lain karena keberadaan sistem Islam akan membuat para kapital yang berkuasa saat ini akan gulung tikar dan upaya dari kapitalisme global untuk terus memeras SDA negara berkembang akan terhenti. Maka sebagai orang-orang yang berkeyakinan memenuhi seruan Allah agar masuk ke dalam Islam secara kafah seharusnya bersegera karena akan banyak kebaikan dan keberkahan di dalamnya, dan lebih dari itu, semua adalah kewajiban yang harus kita jalankan.
Wallahu a'lam bishawabKapitalisme Hasilkan PHK VS Islam Hasilkan Kesejahteraan
Oleh. Fauziah Ummu Affan
2024 menjadi tahun yang menegangkan bagi para karyawan. Mengapa ? karena ancaman PHK menghantui mereka. Pemutusan hubungan kerja tentu menjadi ujian berat, khususnya bagi seorang laki-laki yang menanggung penafkahan keluarganya. Sebenarnya mengapa PHK menjadi pilihan dari banyak Perusahaan?
Situasi dunia yang serba tak menentu, baik karena perang dan juga sistem ekonomi kapitalis yang rawan terjadi ledakan resesi menjadi hal yang harus diantisipasi oleh beberapa Perusahaan. Akhirnya mereka memilih untuk melakukan PHK.
Agak egois juga ya? Agar Perusahaan tak merugi, karyawan di PHK. Padahal mereka telah mengabdi dan memberikan banyak keuntungan untuk perusahaan, tapi pilihan itu dianggap yang terbaik dalam kacamata para pemilik modal besar. Bila memang tak dibutuhkan dengan mudahnya mereka diberhentikan. Padahal ketika menjadi karyawan tuntutan kerja sangat banyak demi mencapai target yang diinginkan Perusahaan. Lantas dimana peran negara ?
Kalau kita perhatikan peran negara sangat minim, akhirnya ketika kondisi dalam negeri lapangan kerja terbatas , rakyatnya terpaksa memilih mencari kerja ke luar negeri. Padahal negeri kita ini kaya sumber daya alam (SDA) , namun mengapa tidak berdampak pada meningkatnya lapangan kerja ketika SDA tersebut dieksplorasi?
Inilah hakikat negara yang menerapkan sistem kapitalisme sekuler, di mana sistem ekonomi kapitalisme yang berbasis ribawi ada periode tertentu akan terjadi resesi. Maka PHK merupakan hal yang lumrah dan terus akan terjadi dalam sistem ekonomi kapitalisme. Cacat bawaan yang ada dalam sistem ini akan terus berefek negatif dalam kehidupan.
Bagi negeri kita yang terkategori sebagai negara berkembang, menuntut untuk terus melakukan pembangunan dan tentu perlu modal. Sayangnya SDA yang menjadi modal tidak dikelola sendiri oleh negara, dan justru diserahkan kepada Perusahaan asing dengan alasan keterbatasan modal dan sumberdaya Manusia (SDM).
Akibatnya hasil yang didapat negara terbatas pada royalti dan pajak saja. Padahal menurut informasi dari pengamat energi Kurtubi kekayaan SDA Indonesia dapat mencapai Rp.200 ribu triliun. Namun karena dikelola asing akhirnya pendapatan negara jauh berkurang.
Bila negara memiliki “banyak uang” tentu negara akan lebih leluasa untuk menyejahterakan rakyatnya. Sektor pendidikan akan dimudahkan maka bagi warga negara yang cerdas walaupun kurang mampu akan terus dapat mengenyam pendidikan, sehingga akan dicetak SDM yang handal.
Pertanyaannya bagaimana agar negara dapat berperan penuh dalam mengatur kehidupan masyarakat? Tentu bila sistem kapitalisme yang diterapkan maka peran negara akan dibatasi. Swasta /pemodal besar/kapital besar lah yang akan berkuasa. Ditambah lagi untuk melanggengkan sistem kapitalis ini, maka diciptakanlah sistem pemerintahan demokrasi yang sudah kita terlihat dalam proses pemilihan pemimpin. Para kapital ikut bermain baik dengan cara membiayai calon tertentu, atau langsung menjadi calon pemimpin. Sistem demokrasi yang berbiaya mahal saat ini menggusur orang-orang yang berkemampuan memimpin untuk mencalonkan diri, karena terkendala dana. Akhirnya yang berkuasa adalah tetap para pengusaha, inilah yang kita sebut sistem politik oligarki.
Maka untuk mengembalikan peran negara yang betul-betul menjalankan fungsinya menyejahterakan rakyat, hanya satu pilihan yaitu mengganti sistem kapitalisme sekuler saat ini dengan sistem dari Allah Swt. yaitu Islam.
Dalam Islam negara akan menjalankan pengaturan kehidupan ini berdasarkan tuntunan Allah mengacu pada Al-Quran dan sunah Nabi Muhammad saw. Khusus terkait ekonomi maka akan dijalankan sistem ekonomi Islam yang menjadi bagian dari rangkaian seluruh sistem-sistem Islam dalam mengatur negara.
Dalam sistem ekonomi Islam SDA termasuk dalam kepemilikan umum yang harus dikelola negara. Maka negara akan mengelola SDA di seluruh negeri. Hasilnya dapat digunakan untuk menyediakan kebutuhan publik rakyat seperti pendidikan, Kesehatan dan keamanan. Maka semua rakyat baik yang kaya dan miskin tetap mendapatkan haknya. Perusahaan pun tidak terbebani dengan kenaikan upah setiap tahun karena standar penggajian difokuskan pada keahlian masing-masing karyawan.
Dengan posisi kas negara yang berlimpah karena SDA dikelola negara, maka berbagai lapangan kerja akan tercipta. Bantuan permodalan tanpa ribawi akan menumbuh suburkan usaha kreatif dari berbagai sektor, baik pertanian, perkebunan, industri dan lain-lain. Negara yang menjalankan pengaturan Islam ini juga sangat membatasi impor, maka hasil-hasil produk dalam negeri akan terlebih dahulu diutamakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hasilnya ekonomi akan terus berputar dan berefek pada kesejahteraan dan tentu jauh dari kata resesi.
Bila demikian bagusnya sistem Islam , mengapa masih ada yang enggan bahkan membencinya? Tak lain karena keberadaan sistem Islam akan membuat para kapital yang berkuasa saat ini akan gulung tikar dan upaya dari kapitalisme global untuk terus memeras SDA negara berkembang akan terhenti. Maka sebagai orang-orang yang berkeyakinan memenuhi seruan Allah agar masuk ke dalam Islam secara kafah seharusnya bersegera karena akan banyak kebaikan dan keberkahan di dalamnya, dan lebih dari itu, semua adalah kewajiban yang harus kita jalankan.
Wallahu a'lam bishawab
Post a Comment