Muslimah Perindu Surga
Warga di 5 RT di kelurahan Waylunik, Kecamatan Panjang, Bandar Lampung saat ini terdampak debu batu bara dari pertambangan oleh PT. Sentral Mitra Energi. Warga yang terdampak mengatakan mereka mengalami sesak napas dan mata perih saat di luar rumah, selain itu rumah mereka juga selalu kotor oleh debu batu bara. 7 bulan berlalu namun belum ada tanggungjawab perusahaan bagi warga yang terdampak. (Republika. 23/12/2023)
Pertambangan batu bara memanglah bisnis yang menjanjikan mengingat saat ini batu bara menjadi sumber energi yang di andalkan. Maka dengan melihat peluang ini para kapitali tak mau tinggal diam jika menemukan sumber batu bara. Mereka siap berinvestasi guna mengelola sumber itu. Negara juga ug siap meregulasi keinginan kapitalis karena memang itulah tugas mereka sebagai regulator.
Bagi mereka tak ambil pusing sekalipun pertambangan dilakukan dekat dengan penduduk, seolah tidak ada analisa dan kajian dampak lingkungan saat tambang itu dilakukan. Yang terpenting pertambangan berjalan dan ada yang "masuk" ke kantong mereka.
Inilah yang terjadi permapasan lahan yang tak di kaji seacra serius hanya akan meninggalkan kesengsaraan bagi rakyat. rakyat hanya dapat debunya dan berujung penyakit. Sedangkan kapitalis mereka berfoya karna hujan duit.
Kejam memang cara main kapitalisme, mereka tak pandang bulu segala yang menguntungkan mereka akan di perjuangkan, walaupun harus mengorbankan ribuan rakyat. Kejadian ini tak hanya terjadi di Bandar Lampung. Masih banyak daerah lain yang terdampak perampasan ruang hidup oleh kapitalis yang mirisnya di legalkan pemerintah.
Kita yang sudah ingin keluar dari keadaan ini mesti melihat bagaimana sistem Islam memperlakukan rakyatnya. Aturan yang dilahirkan darinya senantiasa berasal dari Allah. Pun aturan mengenai negara yang mestinya pelindung bagi rakyatnya bukan pelindung kapitalis.
“Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Ia akan dijadikan perisai saat orang akan berperang di belakangny, dan digunakan sebagai tameng. Jika ia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan adil, maka dengannya, ia akan mendapatkan pahala. Namun, jika ia memerintahkan yang lain, maka ia juga akan mendapatkan dosa/azab karenanya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dalil ini menunjukkan bagaimana kewajiban pemimpin untuk mengutamakan keselamatan rakyatnya dibandingkan dengan keuntungan kapitalis. Dan pemimpin dalam Islam juga wajib memiliki ketakwaan terhadap Allah sebagai filter baginya dalam menjalankan amanah kepemimpinan.
Post a Comment