Bonus Demografi, Berkah atau Bencana Bagi Indonesia?


Oleh : Nina Iryani S.Pd


Demografi merupakan gabungan dua kata, berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos dan grafein yang artinya rakyat dan tulisan. Jadi demografi adalah setiap tulisan mengenai rakyat atau kependudukan manusia.


Dewasa ini, pemerintah Indonesia menargetkan menuju Indonesia emas di tahun 2045 sebagai bonus demografi, dimana proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar jika dibandingkan dengan usia non produktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60% dari total jumlah penduduk Indonesia. Pada momentum ini Indonesia ditargetkan sudah menjadi negara maju dan sejajar dengan negara adidaya lainnya.


Bonus demografi terjadi karena sejumlah faktor yang berasal dari angka kelahiran dan kematian. Peningkatan jumlah populasi usia produktif pada bonus demografi adalah peluang besar untuk mengembangkan kondisi perekonomian negara melalui kemajuan industri. Para pekerja ini akan ikut berpartisipasi dalam menghasilkan pendapatan dan menggerakkan perekonomian. Artinya pada tahun 2045 Indonesia dipersiapkan manusianya sebagai pekerja untuk meningkatkan perekonomian negara. 


Disisi lain, menurut pemerintah,   Indonesia mengalami jumlah penduduk yang berdampak negatif terhadap lingkungan, meningkatnya kebutuhan penduduk, sulitnya mencari pekerjaan, biaya pendidikan, kesehatan, tingkat kemiskinan meningkat karena kebutuhan lapangan pekerjaan tidak terpenuhi. 


Kebijakan lain yang diterapkan di Indonesia yaitu pembuatan program KB (Keluarga Berencana) era baru, program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana). Presiden menerbitkan aturan yang tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas, kampung KB merupakan inovasi untuk mengintegrasikan program KB di lapangan. 


Kampung KB lahir pertama kali dibentuk pada tahun 2009, di Kota Banjar yaitu di Kecamatan Purwaharja yang lokasinya berada di Dusun Pasirleutik Desa Mekarharja. Tahun 2011 dibentuk kampung KB di Dusun Sukahurip Desa Langensari, Kecamatan Langensari, melalui Kampung KB ini diharapkan akan mampu memunculkan berbagai inovasi strategis yang dapat dijadikan sebagai sebuah icon untuk dapat mengimplementasikan berbagai program prioritas dilapangan terutama yang terkait dengan Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana) serta program lintas sektoral lainnya secara utuh dan terpadu, untuk tahun 2023, Desa Langensari menjadi perwakilan dalam Apresiasi Kampung KB Tingkat Provinsi Jawa Barat. 


Bonus Demografi dalam Kapitalisme, Beban Jika Tidak Berkualitas 


Faktanya, kapitalisme justru tidak memberi peluang bagi lahirnya generasi berkualitas. Hari ini pemuda sistem kapitalis melahirkan orang-orang individualis dan berperilaku serba bebas. Akhirnya menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkan banyak uang. Negara tidak mampu melindungi bahkan sebaliknya rakyat dibiarkan menghadapi kerusakan. Para remaja tersesat dan diluar kendali, melanggar aturan. Salah satu faktor yang memicu kejadian ini adalah dunia maya yang didukung oleh kecanggihan teknologi yang dibiarkan tanpa filter sehingga merusak generasi era digital ini.


Sebetulnya program Bangga Kencana merupakan solusi tambal sulam kapitalis dalam melepas tangan dari gagalnya riayah suunil ummah (pengurusan urusan umat). 

Pengamat ekonomi Zikra Asril menilai, program KB era baru untuk menjawab masalah lambatnya pertumbuhan penduduk ini merupakan bukti gagalnya pemerintah. 


"Program KB era baru untuk menjawab prediksi penurunan jumlah penduduk tahun 2045 adalah bukti kegagalan pemerintah dengan arah pembangunan mengejar pertumbuhan dengan strategi kesetaraan gender" ungkapnya pada redaksi MNews, Rabu (24/5/2023).


Nyatanya rekayasa kependudukan program KB nasional yang dirancang MDGs untuk negeri muslim besar di Indonesia, merupakan implementasi dari program pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs) yang merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati para pimpinan dunia termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan yang diharapkan dapat tercapai pada tahun 2030. Padahal dibalik itu ada upaya mencegah lahirnya generasi emas yang akan menuntut perubahan hakiki lepas dari penjajahan terutama di negeri-negeri muslim.


Sebaliknya, Islam mencegah kehilangan generasi. Pendidikan ala Rasulullah SAW mengajarkan pemahaman agama Islam sejak dini dan menanamkan kepada umat Islam untuk menjadi umat terbaik maka wajib untuk belajar (menuntut ilmu), masyarakat yang peduli terhadap generasi dengan tidak abai terhadap para pemuda, termasuk tidak boleh memfasilitasi tempat-tempat yang merusak dan senantiasa melakukan amar makruf nahi mungkar di tengah-tengah masyarakat wabil khusus dikalangan pemuda, madrasah atau pendidikan dalam Islam yang tidak mengenal dikotomi antara ilmu agama dengan sains teknologi.


Kurikulumnya berbasis akidah Islam dengan peran negara sebagai pelayan umat menyediakan semua fasilitas pendidikan terbaik. Dibidang media dan informasi, negara pun tidak akan membiarkan konten-konten yang bisa merusak generasi.


Oleh karena itu, hanya Islam mampu mensejahterakan umat dan melahirkan generasi emas. Daulah Islam dengan sistem pemerintahannya mengatur, mengurus dan mendidik masyarakat dimulai dari kumpulan masyarakat kerkecil yaitu keluarga. Ada 3 pilar  Islam mampu melahirkan generasi emas yaitu dengan individu yang beriman dan bertakwa, masyarakat yang Islami serta hadirnya negara yang menerapkan Islam kaffah.


Rasulullah SAW bersabda:


"Barangsiapa yang pada pagi harinya hasrat duniawinya lebih besar, maka itu tidak ada apa-apanya di sisi Allah, dan barangsiapa yang tidak takut kepada Allah, maka itu tidak ada apa-apanya disisi Allah, dan barangsiapa yang tidak perhatian dengan urusan kaum muslimin semuanya maka dia bukan golongan mereka." 

(H.R Al-Hakim dan Baihaqi).


Rasulullah SAW juga bersabda:


"Barangsiapa yang membantu menghilangkan satu kesedihan (kesusahan) dari sebagian banyak kesusahan orang mukmin ketika di dunia maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan (kesedihan) dari sekian banyak kesusahan dirinya pada hari kiamat kelak. Dan barangsiapa yang memberikan kemudahan (membantu) kepada orang yang kesusahan, niscaya Allah akan membantu memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa yang menutup aib orang muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat. Sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang hamba selama dia gemar menolong saudaranya." (H.R Muslim).


Allah SWT berfirman:


"Wahai orang-orang yang beriman, jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatannya itu." 

(TQS. Al-Hujurat ayat 6).


Demikianlah Islam menjelaskan dengan rinci tatacara, perjuangan hakiki menuju bangkitnya Indonesia mulai dari pengurusan ekonomi, muamalah, pengurusan anak, tata kelola masyarakat berdedikasi dan berintelektual, regenerasi emas sejati bahkan kepengurusan finansial individu, masyarakat bahkan anggaran belanja negara termasuk di dalam nya sumber dana dan pengeluaran  dana negara. 


Saatnya kembali melanjutkan kehidupan Islam kaffah, tinggalkan sistem kapitalis. Saatnya Indonesia dan umat muslim dunia bersatu menuju rahmatal Lil'alamiin.


Wallahu'alam bissawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post