Belum lagi surut isu kenaikan BBM ini sudah ada lagi isu wacana kenaikan pajak bermotor bikin rakyat tambah tercekik.
Dilansir dari Jakarta, CNBC Indonesia - Kementrian koordinasi Bidang Kementrian dan Investasi (Kemenko Marves) buka suara perihal isu rencana kenaikan pajak motor konvensional atau Bahan Bakar Minyak (BBM/Bensin). Sejatinya, rencana kenaikan pajak itu tidak akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves, Jodi Mahardi menyebutkan bahwa rencana tersebut bukan hal yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Dia bilang, kenalkan pajak kendaraan motor dengan bahan bakar bensin itu sebagai upaya pemerintah untuk memperbaiki kualitas udara di Jabodetabek.
" Pak Menko kemarin bukan berbicara soal menaikkan pajak sepeda motor dalam waktu dekat. Itu adalah wacana dalam rangkaian upaya perbaikan kualitas udara di Jabodetabek yg juga sudah sempat dibahas dalam rekor lintas K/L beberapa hari lalu," jelasnya saat dikonfirmasi CNBC Indonesia, jum'at (19/1/2024).
Tidak tepat
Alasan yang tak tepat bila kenaikan pajak dengan alasan mengurangi polusi udara di Wilayah Jakarta. Karena banyakya faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya polusi udara.
Tujuan baik, yakni mengurangi emisi dan pencemaran, sebaiknya tidak tercampuri dengan kepentingan bisnis kapitalisme apalagi menarik pajak yang menambah beban rakyat di tengah impitan ekonomi sulit.
Wacana tersebut justru mengundang pertanyaan terkait adanya program keonversi listrik.
Pemerintah berwacana menaikkan pajak kendaraan bermotor demi menggenjot produksi kendaraan listrik sangat beririsan dengan masifnya investasi korporasi kendaraan listrik di Indonesia. Semisal, merek mobil listrik asal Cina, Build Your Dream atau BYD, resmi meluncur di Indonesia. Tidak hanya mobil listrik, BYD diketahui menanamkan investasi triliunan rupiah. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasikan BYD yang resmi masuk Indonesia. Airlangga mengungkapkan, BYD menanamkan investasi besar-besaran di Indonesia.
Pada akhirnya, niat baik mengurangi polusi tercemar oleh tujuan dan kepentingan korporasi. Masalah utama dari negeri ini ialah tidak mandiri dalam mengelola SDA sendiri. Akibatnya, untuk menggapai energi ramah lingkungan harus
dengan skema menggandeng swasta dan menawarkan investasi dalam jangka panjang. Sedangkan sudah jamak kita ketahui, prinsip pembangunan kapitalisme dalam mengelola SDA kebanyakan berujung pada ekploitasi dan kerusakan lingkungan. Terlebih, masyarakat yang hidup dalam sistem kapitalisme hanya menghasilkan individu rusak dan nirempati terhadap lingkungan.
Transformasi kendaraan listrik memang menarik karena mengurangi emisi karbon yang mencemari lingkungan. Akan tetapi, negara juga harus memikirkan secara matang kesiapan masyarakat dan sarana prasarananya jika dikemuadian hari menerapkan kendaraan listrik sebagai transportasi publik/ individu. Jangan sampai hanya akan menjadi ilusi atas ambisi nol korban yang minim aksi. Bisakah hal ini terwujud Jika masih menggunakan paradigma kapitalisme dalam menyelesaikannya?
Sungguh mencekik masyarakat bila wacana kenaikan pajak motor berbahan bakar bensin ini terjadi, sudahlah BBMnya naik, bahan-bahan pokok keperluan sehari-hari naik sementara gaji tak ikut naik, apakah ini bukan salah satu penyebab kemiskinan extrem bagi masyarakat?
Inilah bukti negeri ini menerapkan sistem kapitalisme yang semua kebijakannya diukur dengan nilai harga yang tinggi, tak melihat kesusahan yang dialami masyarakat saat ini.
Kalau dilihat dari kebijakan-kebijakan saat ini yang dikeluarkan oleh para penguasa sangatlah menyengsarakan masyarakat.
Oleh karena itu, tidak ada jalan lain selain menghadirkan Islam sebagai perspektif baru dalam menyelesaikan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Perspektif Islam
Negara seharusnya memiliki political will dalam mengurusi urusan rakyatnya. Dalam Islam, fungsi ini dikenal sebagai raa'in, yakni negara melayani urusan rakyat secara totalitas. Islam memiliki tahapan dalam menyelesaikan pencemaran udara secara berkesinambungan.
Pertama, negara membangun dan menyediakan infrastruktur publik, seperti trotoar, jalan raya, transfortasi publik yang nyaman dan aman. Jika fasilitas umum sdh memadai, maka tidak ada keberatan hati bagi masyarakat menggunakan kendaraan umum untuk aktivitas mereka. Hal ini akan otomatis mengurangi emisi gas kendaraan bermotor.
Kedua, membiasakan pola hidup sehat dan cinta lingkungan. Negara harus mengedukasi masyarakat agar menjaga lingkungan untuk kehidupan generasi mendatang dan keberlangsungan ekosistem alam yang seimbang. Menjaga lingkungan adalah bagian dari kesadaran beriman kepada Allah taala. Jika masyrakatnya bertakwa, mereka akan membiasakan pola hidup bersih dan sehat sesuai anjuran Islam. Hal ini jelas akan memudahkan negara mengatur regulasi dalam menjaga lingkungan.
Ketiga, mengelola SDA secara mandiri. Kapitalisme telah menjadikan negeri ini bergantung pada utang dan investasi. Seolah-olah, tanpa utang dan investasi, pembangunan tidak akan terwujud. Padahal, potensi SDM dan SDA Indonesia sangat tinggi, tinggal ada kemauan atau tidak untuk berlepas diri dari jerat kapitalisme. Dalam Islam, sumber pendanaan untuk pembangunan bisa diambil dari baitulmal. Pemasukan baitulmal bermacam-macam, seperti harta fai, kharaj, jizyah, usyur, hasil pengelolaan SDA, dan lainya.
Keempat, negara mewujudkan sistem pendidikan berbasis akidah Islam yang akan melahirkan SDM unggul yang berdedikasi untuk kemaslahatan rakyat. Negara harus menyiapkan SDM andal untuk mengambil peran dalam pengelolaan SDA.
Negara memperkuat inovasi dan teknologi dengan mendorong para ahli untuk mempelajari alam dan menemukan energi ramah lingkungan serta mengelolanya secara mandiri. Kalaupun harus menggunakan sumber daya manusia dari luar aqadnya adalah kontrak kerja bukan kemitraan bisnis seperti saat ini.
Demikian paradigma Islam dalam mengatasi pencemaran serta mengelola sumber daya alam dan energi yang dimiliki. Bukan dengan asas keuntungan, tetapi penyelesaian masalah lingkungan diwujudkan dengan asas kemaslahatan bagi umat manusia. (MNews/Gz)
Begitulah bila Islam diterapkan marilah kembali menerapkan sistem Islam hempaskan sistem kapitalisme yang menyengsarakan rakyat. Wallaua'lam bisowab
Post a Comment