Bencana Terjadi, Masyarakat Mengungsi


Oleh: Nonika Tri Malinda


Berbagai macam bencana terus terjadi di Indonesia, seperti kebakaran hutan dan lahan (karhutla), tanah longsor, kekeringan, gelombang panas dan abrasi, gempa bumi, banjir dan erupsi gunung berapi. Bahkan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) mencatat 4.940 bencana sepanjang 2023. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2022.


Seperti yang terjadi di Riau, berdasarkan data dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Riau mencatat sedikitnya ada 6.000 orang dari sejumlah daerah di Provinsi tersebut yang mengungsi diakibatkan rumah, lahan dan tempat usaha mereka terdampak banjir sejak beberapa pekan terakhir ini. 

"Mereka yang mengungsi berasal dari Kabupaten Rokan Hilir, Kepulauan Meranti dan Kota Dumai. Sedangkan warga dari Kabupaten dan Kota lain yang terdampak banjir belum tercatat ada yang mengungsi." kata Kepala BPBD Riau M. Edy Afrizal, dalam keterangannya di Pekan baru, seperti dikuti Antara, Sabtu (13/1).

 

Sementara itu, banjir yang merendam ribuan rumah warga Kampung Bojongasih, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, pada Minggu (14/1/2024) pagi perlahan mulai surut. Banjir diakibatkan Sungai Citarum dan jebolnya tanggul anak Sungai Cikapundung. Kepala Desa Dayeuhkolot, Yayan Setiana, saat di temui di area Kantor Desa mengatakan  banjir mulai surut dan berimbas pada 14 RW yang tergenang. Sekarang 7 RW tergenang dengan ketinggian air tertinggi di RW 4 sekitar 70 sentimeter (Antara, Minggu,14/1/2024).

 

Jakarta juga menjadi Kota yang sering terjadi banjir apabila hujan deras. Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawal Aji, menjelaskan bahwa terjadi peningkatan genangan dari 3 RT menjadi 5 RT dan 6 ruas jalan juga masih tergenang. 

"Wilayah yang terdampak mencakup 5 RT, termasuk 3 RT di Kelurahan Duren Tiga (Jakarta Selatan) dengan ketinggian air mencapai 30 cm akibat hujan deras dan luapan Kali Mampang. Sementara itu, 2 RT di Jakarta Timur mengalami genangan dengan ketinggian 30 cm, juga akibat curah hujan tinggi, " kata Isnawa di kutip Antara, Kamis (11/1/2024). 


Semua bencana yang terjadi bukan semata karena faktor alam, tetapi juga ada campur tangan manusia didalamnya. Bencana banjir yang terjadi misalnya, bukan hanya karena intensitas hujan yang tinggi tapi juga di sebabkan karena banyaknya pembangunan rumah dan gedung bertingkat sehingga tidak ada lagi pohon yang dapat menyerap air untuk masuk kedalam tanah. Begitu juga dengan terjadinya kebakaran hutan dan lahan juga lebih banyak di sebabkan oleh ulah manusia seperti membuang puntung rokok, penebangan liar dan pembukaan lahan dengan disengaja. 

 

Dalam sistem kapitalisme saat ini pembangunan wilayah hanya mementingkan keuntungan dan tidak di rencanakan secara mendalam sehingga tidak lagi memperhatikan dampak buruk dari pembangunan terhadap lingkungan serta abai dalam kemaslahatan masyarakat. 


Islam dalam melakukan pembangunan memperhatikan penataan kota dan penjagaan lingkungan. Konsep tata kota dalam islam meliputi jalan kota dan fasilitas umum yang dibangun untuk kepentingan masyarakat dan memudahkan kehidupan umat. Selain itu dalam mengatur masyarakat, Islam meletakan landasan hukumnya berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits. Islam adalah agama yang sangat memperhatikan lingkungan, oleh karena itu islam mempunyai konsep pemeliharaan lingkungan seperti penanaman pohon dan menjaga kebersihan lingkungan. Karena menjaga lingkungan sama dengan menjaga agama. 


Wallahu a'lam bishshowaab.

Post a Comment

Previous Post Next Post