Benarkah Narasi Khilafah Harus Diwaspadai?


Oleh: Sarinah


Jakarta, Berita bersatu. Com Akademisi dari Center For Releigious and Cross- Cultural Studies (CRCS) Universitas Gajah Mada , Mohammad Iqbal ahnaf, mengingatkan pemerintah dan masyarakat untuk tetap mewaspadai narasi kebangkitan khilafah. Menurutnya Narasi tersebut berpotensi untuk mendapatkan momentum pada 2024, yang bertepatan dengan 100 tahun runtuhnya kekhilafahan Utsmaniyah.


" potensi ancaman dari ideologi trans nasional itu selalu ada. Gagasan khilafah yang ditawarkan menjadi semacam panacea atau obat segala penyakit dan mampu menyembuhkan kekacauan, ketidak Adilan dan emosi lainnya jelas menggiyurkan bagi beberapa masyarakat tuturnya pada Kamis, 11 Januari 2024.



Mayoritas rakyat Indonesia masih percaya pada pemerintahan dan demokrasi yang berdasarkan Pancasila, meskipun sistem demokrasi masih memiliki kelemahan, alternatif yang tersedia tidak serta Merta lebih baik. Tambah Iqbal.


Narasi-narasi yang menyatakan khilafah sebagai ancaman muncul kembali menjelang 100 tahun runtuhnya kekhilafahan Utsmaniyah, termasuk menyatakan adanya ancaman ideologi trans nasional adalah suatu hal yang  keliru  yang mestinya tidak boleh dikatakan oleh kaum muslim.


Pemikiran sesat sengaja  terus diharuskan oleh musuh-musuh islam ketengah umat untuk mencegah kebangkitan islam. Khilafah tidak boleh dianggap sebagai ancaman , karena faktanya hari ini justru nampak kerusakan yang sangat nyata diberbagai bidang dengan penerapan sekularisme.


*Nestapa Tanpa Khilafah*


Runtuhnya khilafah berdampak luas terhadap nasip umat  di penjuru dunia , penderitaan demi penderitaan yang terus dirasakan umat karena ketiadaan penjaga dan pelindung umat.

Palestina yang dulunya dilindungi oleh khilafah kini terjadi pengusiran dan pembantaian, darah Muslim juga tertumpah tanpa ada yang bisa menolong dan membela, begitu juga kaum muslim di Suriah, Yaman, Sudan, Uigyur, juga India semua berjuang sendiri-sendiri tanpa ada pelindung dan penjaga mereka.


Sistem kapitalisme yang hari ini diberlakukan di hampir seluruh penjuru dunia bukan menciptakan kemakmuran justru penderitaan, kesenjangan, antara sikaya dan miskin , hingga penguasaan dan pengalihan fungsi hutan yang menyebabkan kerusakan.

Sistem Demokra yang dipuji-puji membawa kedaulatan rakyat, justru menciptakan oligarki kekuasaan yang dicengkeram segelintir orang. Hal ini tidak lepas dari peran kaum kapitalis sang pemilik modal.



Sejatinya keberhasilannya Khilafah adalah wajib adanya dan dalil-dalil nya juga sudah sangat jelas. 


Kewajiban mendirikan khilafah dimuka bumi ini sangat rinci dalil-dalilnya secara syar'i dalam Al-Quran dan hadis sedangkan sistemnya sangat jelas sebagaimana yang direalisasikan oleh Rasulullah Saw dan Khulafaur Rasyidin serta para khilafah setelahnya.

Rasulullah Saw bersabda " siapa saja yang mati, sedangkan dilehernya tidak ada baiat ( kepada imam/ khilafah) maka ia mati jahiliah ( HR.Muslim)


Dalam sejarah panjang khilafah Islam penuh dengan kesejahteraan dan keadilan bagi umat.

Khilafah ( pemimpin) sadar akan peranya sebagai ra'in( pengurus) dan junnah ( perisai)  bagi rakyatnya.

Rasulullah Saw bersabda " sesungguhnya al-imam (khilafah) itu (laksana) perisai , dimana (orang-orang) akan berperang dibelakangnya ( mendukung) dan berlindung (dari musuh) Dangan (kekuasaan) nya

HR. Al-Bukhari, Muslim, AN-Nasa'i , Abu Dawud, dan Ahmad.


Saat ini menegakkan khilafah adalah menjadi mahkota kewajiban bagi setiap kaum muslimin. Umat seharusnya berjuang untuk mewujudkanya dengan berjuang bersama partai ideologis yang ingin melangsungkan kembali kehidupan Islam melalui tegaknya khilafah.

Allahu a'lam bishawwab

Post a Comment

Previous Post Next Post