AI vs I (Kecerdasan Artifisial dalam Paradigma Islam)




Oleh Gina Sonia 

Mahasiswi STAI Riyadhuljannah Subang



HIBAR PGRI- Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mendukung program digitalisasi sekolah untuk mengakselerasi implementasi agenda pendidikan nasional demi menyambut generasi emas yang akan terjadi pada tahun 2045. Ia menilai sistem pendidikan nasional yang modern perlu melibatkan kecerdasan artifisial. 


Ia menilai kecerdasan artifisial perlu dimanfaatkan untuk menciptakan efektivitas kerja stakeholder pendidikan. Sebab itu, dirinya mengingatkan segenap elemen Pemerintah Indonesia untuk mempersiapkan perangkat pendukung yang mumpuni.


 “Sebagai respon, pemerintah diharapkan mengambil langkah strategis, seperti penyediaan akses gratis, pengembangan platform pembelajaran daring, dan pemantapan konektivitas digital,” terang Hetifah, Selasa (9/1/2024).


Bagi politisi Fraksi Partai Golkar itu, kebijakan yang didukung oleh teknologi berbasis digital seperti kecerdasan artifisial berpotensi membawa sejumlah manfaat. Mulai dari, penghematan biaya operasional, peningkatan layanan, dan pengambilan keputusan berdasarkan data. Walaupun begitu, ia menekankan upaya ini juga harus diselaraskan dengan pengawasan dan penegakan hukum yang adil. 


Perlu diketahui, dukungan kecerdasan artifisial termasuk machine learning dan deep learning membantu dapat mempercepat proses analisis data terkait administrasi pendidikan. Tidak hanya itu, penggunaan chatbot, asisten virtual, dan pengolahan bahasa alami bisa mendukung penyelenggaraan agenda pendidikan hingga ke tingkat sekolah. (media online hibar.pgrikabupatenbandung)


Saat ini dunia sedang mengalami transisi dan transformasi secara penuh menuju dunia yang serba digital atau memasuki era dunia baru yang sering disebut 4.0, menanggapi hal itu segala tatanan budaya,ekonomi sampai agama dituntut beradaptasi terhadap perubahan tersebut. Perkembangan yang pesat ini memunculkan kecerdasan buatan seperti robot AI sebagai teknologi inovatif yang berpotensi mengubah segala aspek kehidupan manusia, mulai dari menggantikan ketenagakerjaan manusia ditatanan perkantoran, sekolah, pekerjaan rumah tangga, banhkan sampai keagamaan seperti wacana mengganti imam sholat dengan robot AI, pembelajaran tidak oleh guru, serta perawatan kesehatan oleh robot AI, tentu ini riskan mengancam keberlangsungan hidup manusia.


Teknologi tanpa memperhatikan etika dan kebijakan penggunanya bagaikan pisau bermata dua, disatu sisi bisa berguna bagi yang menggunakannya disisi lain bisa berbahaya. Bisa dibayangkan apa jadinya jika pekerjaan manusia digantikan oleh robot AI, profesi guru, dokter, bahkan imam digantikan oleh robot AI.


AI merupakan buatan manusia yang tidak sempurna dan tida memiliki rasa, dan jika AI dijadikan jalan pintas untuk memudahkan pelajar bagaimana ilmu itu bisa sampai dengan benar dan mencetak para ilmuan.


Dalam paradigma kapitalisme AI juga dibentuk sebagai mesin mesin pemutar uang bukan untuk mensejahtrakan kehidupan manusia,kapitalisme menjadikan sumber daya alam dan sumber daya manusia sebagai aset bagi mekanisme putaran pasar atau uang semata, intelektual menciptakan produk produk agar laku dijual, ilmu terdedikasi untuk bisnis dan industri global. Makin canggihnya teknologi berdampak pada makin tidak terjangkaunya daya beli rakyat, ini merupakan problem dalam tatakelola kapitalistik.


Sedangkan dalam paradigma islam riset dan teknologi adalah untuk kemaslahatan ummat yang dikelola oleh negara untuk kesejahtraan Masyarakat bukan untuk mengejar keuntungan bisnis semata.


Diera kekhilafahan dulu ilmuan muslim seperti Al-Biruni Ibnu sina mendedikasikan ilmunya untuk kemaslahatan ummat, dan dedikasinya benar benar sampai kepada ummat karena negara konsen terhadap kemaslahatan ummat bukan sebagai regulator pasar melayani para kapitalis.Negara sebagai perisai dan pengurus ummat, membangun rumasakit modern, fasilitas sekolah yang lengkap, serta inprastruktur yang memadai secara gratis, negara mereposisi sebagai pengurus dan pelayan ummat bukan berbisnis dengan rakyat.


Dalam pandangan islam kemajuan teknologi adalah sesuatu yang diusahakan, karena dapat menunjang kehidupan manusia serta membantu dan memudahkan, bukan malah merisaukan atau membahayakan.Teknologi perannya untuk memudahkan aktivitas manusia sebagai salah satu sarana dalam beribadah  dan dakwah Islam, serta kemajuan Islam. Agar kemajuan teknologi tidak mengancam dan merugikan manusia solusinya menjadikan Islam sebagai sistem kehidupan, karena teknologi yang dikembangkan dan digunakan dapat dikontrol dengan Islam sehingga keberkahan akan meliputi ummat manusia.


Wawllahualam bissawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post