Aktivis Muslimah
Indonesia kembali didatangi oleh para pengungsi Rohingya, terbaru sebanyak 45 orang yang seluruhnya pria terdampar di Pantai Kuala Idi Cut, Aceh Timur, Kamis (14/12). Berdasarkan laporan UNHCR, ini merupakan gelombang kedatangan Rohingya ke-10 dalam satu bulan terakhir dan tercatat total pengungsi yang berada di Aceh sejauh ini mencapai 1.608 jiwa. (Bbc, 15/12/2023)
Selain, Malaysia dan Banglades, kini Indonesia menjadi salah satu negara tujuan bagi para pengungsi untuk mendapatkan suaka. Namun, beredar seruan di media sosial agar warga dan Pemerintah Indonesia menolak pengungsi tersebut. Beragam alasan mereka sampaikan mulai dari sikap buruk para pengungsi Rohingya terhadap warga lokal sampai isu penguasaan lahan yang mungkin saja akan terjadi sebagaimana yang dilakukan Yahudi atas bumi Palestina.
Menanggapi hal itu, Tgk Faisal Ali, Ketua Mejelis Permusyawaratan Ulama MPU atau (MUI) Provinsi Aceh meminta kepada semua pihak jangan memprovokasi masyarakat agar menolak pendaratan imigran muslim Rohingya yang masuk ke tanah Rencong itu. Ia pun menegaskan bahwa Aceh memiliki kewajiban moral untuk menerima Rohingya dan masyarakat sendiri tidak masalah apapun. Hanya saja, sejauh ini ada pihak-pihak yang memprovokasi masyarakat. (News.republika. 20/11/2023)
Sungguh malang nasib pengungsi Rohingya selama puluhan tahun hidup terlunta-lunta tanpa ada kejelasan masa depan. Kondisi buruk yang mereka alami tentu tidak terlepas dari perlakuan keji Penguasa Junta Militer di Myanmar. Diketahui, muslim Rohingya tinggal di negara bagian Rakhine dengan populasi mencapai 1,3 juta jiwa. Namun, mirisnya keberadaan mereka tidak dianggap menjadi bagian dari warga negara Myanmar. Karena itu, mereka tidak dimasukkan ke dalam sensus dan tidak diakui sebagai bagian dari etnis 135 resmi negara berdasarkan Undang-Undang Kewarganegaraan 1982.
Muslim Rohingya dianggap kaum ilegal asal Bangladesh di Myanmar, akibatnya mereka mengalami diskriminasi dengan tidak mendapatkan pelayanan apapun termasuk perlindungan dari pemerintah Myanmar. Sejak itu, etnis Rohingya kerap mengalami operasi milier pemusnahan etnis atau genosida. Aksi keji itu dilakukan oleh Myanmar pada 1977-1978 dengan nama Operasi Raja Naga yang menyebabkan sebanyak 200.000 muslim Rohingya menyelamatkan diri ke Bangladesh.
Muslim Rohingya diperlakukan tidak manusiawi seperti diburu, disiksa, dipenjara, hingga dibunuh. Tak hanya itu, sebagian muslimahnya diperkosa juga pemukiman, serta masjid-masjid mereka dimusnahkan oleh pasukan militer dan kaum Budha radikal yang dipimpin oleh Biksu Ashin Wiratu. Pada bulan Agustus 2017, hanya kurun waktu satu bulan 6.700 etnis Rohingya dibantai. Sebagian warga yang selamat mengungsi ke Bangladesh, mereka tinggal di penampungan kumuh, berdesak-desakan, kekurangan makanan, juga terancam keamanannya.
Karena itu, di kalangan ulama tidak ada perbedaan pendapat tentang kewajiban menolong sesama muslim, khususnya yang sedang dizalimi oleh musuh-musuh Islam. Hal ini, telah ditegaskan dalam hadis riwayat Muslim, Nabi Muhammad saw. bersabda,
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Dia tidak menzalimi dan tidak membiarkan saudaranya itu untuk disakiti. Siapa saja yang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya. Siapa saja yang menghilangkan satu kesusahan seorang Muslim, Allah akan menghilangkan satu kesusahan bagi dirinya dari kesusahan-kesusahan Hari Kiamat. Siapa saja yang menutupi aib seorang Muslim maka Allah akan menutupi aibnya pada Hari Kiamat.
Dengan demikian, hukumnya haram menebar kebencian kepada sesama muslim, terlebih seruan memboikot bantuan pada mereka. Seruan pengusiran bahkan kekerasan fisik adalah kezaliman yang dilarang dalam Islam. Sebagaimana pesan Nabi Muhammad saw. dalam hadis riwayat Muslim yang artinya "Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Tidak boleh ia menzalimi saudaranya itu".
Semestinya, kaum muslim tidak fokus pada persoalan cabang tetapi pada akar persoalan yang menyebabkan muslim Rohingya terusir dari tanah kelahirannya. Jika ditelisik, ada dua penyebab utama yang harus dituntaskan kaum muslim dalam mengatasi persoalan para pengungsi. Pertama, menghapus sekat-sekat nasionalisme yang membelenggu ikatan akidah. Ikatan ini yang menyebabkan kaum muslim enggan menolong saudara sesama muslim. Nasionalisme juga biang munculnya kebencian terhadap orang asing/ bangsa asing. Akibatnya, muncul provokasi untuk mengusir para pengungsi dari negara lain. Padahal, nasionalisme merupakan bagian dari salah satu ashabiyah yang Rasulullah saw. haramkan.
وَمَنْ قُتِلَ تَحْتَ رَايَةٍ عُمِيَّةٍ يَغْضَبُ لِلْعَصَبِيَّةِ، وَيَنْصُرُ لِلْعَصَبِيَّةِ، وَيَدْعُوْ لِلْعَصَبِيَّةِ فَقِتْلَتُهُ جَاهِلِيَّةٌ
Siapa saja yang terbunuh di bawah panji buta—dia marah karena ‘ashabiyah, menolong karena ‘ashabiyah dan menyerukan ‘ashabiyah—maka dia mati jahiliah (HR al-Baihaqi).
Kedua, mewujudkan pelindung atau perisai sejati bagi umat Islam secara internasional. Pelindung ini, bukanlah PBB karena badan ini nyatanya telah gagal menjamin keamanan dan melindungi umat Islam dari peperangan dan genosida. Tak hanya itu, realitanya badan ini menjadi perpanjangan tangan negara-negara Barat untuk lebih mencengkeram pengaruhnya di berbagai negara termasuk Palestina. Pun demikian dengan ASEAN, organisasi regional di kawasan Asia Tenggara telah gagal menghentikan genosida oleh Junta Militer Myanmar dan kelompok ekstremis Budha. Bahkan, Myanmar hingga detik ini masih menjadi anggota ASEAN tanpa sanksi yang tegas dari negara anggotanya.
Perisai sejati itu, tidak lain adalah khilafah. Umat butuh khilafah yang mampu melindungi dari kejahatan orang-orang kafir yang ingin menyakitinya. Khilafah yang akan menjaga kemunian Islam serta mencegah sesama masyarakat menyakiti saudara seakidah. Penegasan itu disampaikan Rasulullah saw. melalui hadis riwayat Muslim
إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
Sungguh Imam (Khalifah) adalah perisai; orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikan dia sebagai pelindung.
Wallahu a'alam bishawab
Post a Comment