(Aktivis Dakwah Kampus, Alumni S1 Universitas Airlangga)
Kompas Kehidupan Muslim
Kompas adalah sebuah alat navigasi yang kegunaannya untuk menetapkan arah mata angin. Prinsip kerjanya berupa panah penunjuk magnetis yang memberikan rujukan arah tertentu yang menyelaraskan dengan medan magnet bumi secara akurat. Jika ada Medan magnet yang kuat dan dekat akan mengganggu kompas dalam membaca arah. Sehingga, ketika arah dalam kompas terganggu maka membutuhkan untuk dikalibrasi ulang, agar arah kompas menjadi arah yang seharusya.
Sedangkan life-compass adalah alat navigasi untuk menunjukkan arah agar manusia sampai pada tujuan kehidupannya yaitu kesuksesan. Sangat penting untuk memastikan panah penunjuk arahnya akurat agar dapat selaras dengan tujuan hidup. Tujuan kehidupan manusia terutama muslim adalah kesuksesan dunia akhirat, yaitu menuju kebahagiaan. Sebagaimana firman Allah QS. An-Nahl: 97 “Barangsiapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (kebahagiaan) dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. Allah selaku Pencipta dan Pengatur manusia yang menjamin kebahagiaan kesuksesan dunia akhirat ketika manusia menuju kompas kehidupan sesuai yang Allah perintahkan. Jika kompas kehidupan rusak atau terganggu maka tidak akan bisa mengantar pada kesuksesan. Sehingga, ketika kompas kehidupan rusak atau terganggu arahnya maka rekalibrasi kompas kehidupan adalah sebuah urgensitas.
Kompas kehidupan manusia terutama muslim adalah ilmu yang shahih. Kompas kehidupan yang harus dipakai muslim itu berasal dari Allah yaitu Al-Quran dan As-Sunnah. Sebagaimana Hadist Riwayat Imam Malik “ Aku tinggalkan kepada kamu dua perkara dan kamu tidak akan sesat sebagaimana kamu berpegang dengannya yaitu kitab Allah (Al-Quran) dan As-Sunnah Nabi-Nya (Sunnah Nabi SAW)”.
Rekalibrasi Kompas Kehidupan
Seluruh manusia tentunya menginginkan sebuah kesuksesan, begitu juga seorang muslim yang menginginkan sukses dengan tujuan dunia akhirat. Hanya saja, saat ini gambaran kesuksesan terutama yang terjadi ditengan-tengah mahasiswa muslim cukup meragukan apakah dapat mengarahkan mahasiswa muslim pada kesuksesan hakiki dunia akhirat atau justru menjauhkannya. Pada faktanya, gambaran kesuksesan mahasiswa diantaranya adalah ketika memperoleh IPK tinggi, lulus kuliah cumlaude, menang PKM, lulus kuliah di usia sangat muda, bisnis saat kuliah, aktif organisasi, student exchange, kerja sambal kuliah agar bisa membayar kuliah sendiri, kerja agar memiliki pendapatan sendiri, dan masih banyak yang lain.
Begitu juga, adnya algoritma populis mendefinisikan kesuksesan pemuda saat ini, forbes 30 Under 30 Forbes kembali merilis daftar 30 orang paling berpengaruh di Asia berusia di bahwa 30 tahun (30 Under 30 Asia 2023). Setidaknya 19 anak muda asal Indonesia berhasil masuk dalam daftar tersebut. kesembilan belas anak muda tersebut masuk dalam 6 dari total 10 kategori yang dirilis Forbes, yakni Retail & E-Commerce; Industry, Manufacturing & Energy; The Arts; Finance & Venture Capital; Enterprise Technology; dan Social Impact. mereka semua yang masuk dalam daftar ini memiliki total 220 juta followers di sosial media dan memiliki nilai pendanaan lebih dari US$ 1,6 miliar (Rp 24 triliun).
Pemuda saat ini tenggelam dalam arus liberalisasi kapitalisme, dimana pendidikan kejuruan banyak dibuka, inkubasi wirausaha, pemuda dicetak menjadi tenaga kerja di industri kapitalisme bahkan tidak jarang digaji murah. Disisi lain, PBB akan mendukung ribuan aktivis muda dan seniman seluruh dunia berjuang melawan ekstremisme melalui media online, musik, seni, film, komik, dan rumor. Begitu juga dengan media yang diliberalisasi menanamkan budaya sekuler liberal, dan adanya kapitalisasi digital seperti konsumerime gadget dan hegemoni kapitalisme informasi.
Sesungguhnya yang terjadi saat ini adalah life-compass mahasiswa tercemari sistem kapitalisme yang tegak di dunia. Paham kapitalisme yang memandang bahwa kesuksesan adalah yang memiliki banyak materi. Dalam Sistem Ekonomi Kapitalisme memandang bahwa seluruh harta kekayaan diserahkan pada mekanisme pasar bebas, yaitu bebas dalam kepemilikan, bebas dalam pemanfaatan kepemilikan, dan bebas dalam pengembangan kepemilikan dimana tiga kebebasan tersebut berfokus pada akumulasi kapital.
Kesuksesan Semu Ala Kapitalisme Barat dikejar sekuat tenaga, padahal faktanya kapitalisme menghasilkan berbagai macam kesengsaraan dalam kehidupan, persoalan kemiskinan, kesenjangan ekonomi dan sosial bahkan kerusakan dan kedzoliman di segala lini kehidupan. Di dunia hari ini 1% menguasai dan mengontrol 82% kekayaan dunia, 99% memperebutkan 18% kekayaan global. Di Indonesia, Penguasaan pemerintah Indonesia terhadap kendali perputaran ekonomi negeri hanya sebesar 30%. Perputaran ekonomi sebesar 70% dalam kendali korporasi besar. Sedangkan dari hasil sensus 2020 menunjukkan hanya 8,5 persen penduduk Indonesia tamat kuliah (Kompas.com, 04/02/2021), dan Sri Mulyani menyebutkan hanya 9 persen masyarakat yang mampu kuliah. (cnnindonesia, 14/10/2020),
Lantas yang menjadi pertanyaan, apakah kesuksesan ala kapitalisme mampu mengarahkan pada kesuksesan dunia akhirat? Bagaimana mengantarkan pada kesuksesan dunia akhirat, jika hal dunia saja tidak dapat apalagi dengan akhirat?. Padahal seluruh potensi waktu, energi, pemikiran pemuda islam habis untuk mengejar kesuksesan ala kapitalisme tersebut ternyata itu hanyalah kesuksesan semu.
Belum lagi, pemuda islam atau mahasiswa muslim harus menghadapi arus perusakan potensi generasi muda yang saat ini memang gencar diaruskan dalam sistem kapitalisme, diantaranya;
Pertama, melalui penyesatan ideologi: moderasi beragama dengan pendangkalan aqidah atas nama toleransi juga interfaith dan islam ramah, deradikalisasi dengan menggunakan islamophobia, feminism milenial dengan child free juga waithood dan my body is mine, invasi pemikiran sekularisasi dan liberalisasi dengan permisivme juga hedonisme dan konsumtif.
Kedua, pembajakan potensi intelektual dan ekonomi: kurimikulm merdeka, knowledge based economy, triple helix atau penta helix, dan digitalisasi.
Dengan adanya arus perusakan potensi ini, generasi muda kehilangan jati diri dan tidak punya ketahanan ideologi, mereka muslim tetapi sekuler yang memisahkan agama dari kehidupannya. Generasi muda hanya menjadi mesin penggerak ekonomi kapitalisme sekaligus end user produk industry kapitalisme. Ilmu pengetahuan yang dimiliki mengabdi pada kepentingan para pemilik modal. Pendidikan memang mencetak SDM yang pintar hanya sajja minus moral. Sehingga, menjadikan umat islam kehilangan modal kebangkitan dan tetap dibawah cengkeraman penjajah.
Langkah yang Harus Diambil Pemuda Islam
Pemuda adalah harapan Islam, pemudalah yang nantinya akan melanjutkan estafet pengisi dan kepemimpinan dalam peradaban. Maka sebelum menentukan langkah, tentu sebagai seorang pemuda muslim harus memiliki kesadaran penuh akan hal ini, islam menaruh harapan besar pada pemudanya.
Selanjutnya menentukan langkah yang harus diambil pemuda muslim. Maka yang harus dilakukan mahasiswa muslim itu mengikuti jalan yang ditauladankan oleh Rasulullah SAW, yaitu:
Pertama, dengan serius mengkaji islam islam secara kaffah sehingga memahami sistem kehidupan yang shohih. Menuntut ilmu adalah kewajiban. Syaikh Sholih Al Fauzan berkata, “ mempelajari ilmu agama hukumnya wajib bagi laki-laki dan perempuan, karena tidak mungkin seseorang beribadah kepada Allah kecuali dengan mempelajari ilmu padahal ibadah merupakan tujuan penciptaan kita. Maka belajar ilmu agama adalah wajib, terlebih lagi yang berkaitan dengan aqidah”. (Syarah Ushul Tsalatsah, hal 34)
Mempelajari islam secara kaffah yang terdapat struktur ajaran islam yang memuat pemikiran (aqidah islam dan solusi problematika kehidupan seperti hukum ibadah, hukum sosial masyarakat, hukum perekonomian, hukum pemerintahan, hukum pendidikan, hukum pengadilan, hukum akhlak, pakaian dan makanan.), dan metode (metode menerapkan islam, metode mempertahankan islam memuat sanksi hukum dan khilafah islam, dan metode mengemban islam memuat dakwah juga khilafah dan jihad). Mempelajari islam secara kaffah jika dalam ranah ekomomi, negara islam memastikan kesejahteraan seluruh manusia yaitu terpenuhinya kebutuhan manusia ranah individu (kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier), dan kebutuhan masyarakat secara umum (pendidikan, kesehatan, dan keamanan).
Kedua, kewajiban berdakwah sesuai thoriqoh dakwah Rasulullah hingga tegak sistem kehidupan islam yang menjamin kesuksesan hakiki dunia dan akhirat.
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali Imron ayat 104)
Potensi besar pemuda muslim dalam hadist, “Saya wasiatkan para pemuda kepadamu dengan baik, sebab mereka berhati halus ketika Allah mengutus diriku untuk menyampaikan agama yang bijak ini, maka kaum mudalah yang pertama-tama menyambut saya, sedang kaum tuanya menantang” (Al Hadist)
Dengan potensi besar yang ada pada pemuda muslim, maka poros hidup pemuda muslim adalah Dakwah, karena dakwah bukan hanya tugas Pak Kyai dan Bu Nyai. Sehingga pemuda muslim akan memperoleh naungan, “ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (ArsyNya) pada hari yang tidak ada naungan sama sekali kecuali naungan-Nya: … Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah…” (HR. Bukhari no. 1357 dan muslim no. 1031)
Sehingga kompas kehidupan seorang muslim adalah Al-Quran dan As-Sunnah. Maka, rekalibrasi kompas kehidupan seorang muslim adalah dengan: mengkaji islam kaffah secara intensif, dan mendakwahkan islam sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah. Dengan demikian, kesuksesan dunia dan akhirat pasti dalam genggaman pemuda islam.
Bahkan dunia menjadi saksi kesuksesan kehidupan islam:
Pertama, T.W. Arnold adalah seorang orientalis dan sejarahwan Kristen meski beragama Kristen, ia tidak memuji kerukunan beragama dalam negara Khilafah. Dalam bukunya, The Preaching of Islam: A History of Propagation Of The Muslim Faith, ia banyak membeberkan fakta-fakta kehidupan beragama dalam negara Khilafah. Ia berkata; “perlakuan terhadap warga Kristen oleh Pemerintah Khilafah Turki Utsmani selama kurang lebih dua abad setelah penaklukan Yunani telah dikenal di daratan Eropa”.
Kedua, Will Durrant (Sejarahwan Barat) adalah seorang sejarahwan Barat yang memuji kesejahteraan negara Khilafah. Dalam buku yang ditulis bersama istrinya Ariel Durant Story of Civilization, ia mengatakan: “para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka. Para Khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang untuk siapa pun yang memerlukan dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam wilayah yang snagat luas. Fenomena itu belum pernah tercatat dalam sejarah setelah zaman mereka”.
Ketiga, Mary McAleese merupakan presiden ke 8 Irlandia yang menjabat tahun 1997 sampai 2011. Selain presiden, ia juga anggota delegasi gereja katholik episcopal untuk forum irlandia baru pada 1984 dan anggota delegasi gereja katholik ke North Commission Parades pada 1996. Meski beragama Kristen katholik namun tidak disangka, is memuji kedermawanan negara islam (negara khilafah). Dalam pernyataan persnya, ia memuji bantuan Khilafah Turki Utsmani ke negaranya, Irlandia. Sekitar tahun 1847, bantuan dikirim ke Irlandia saat terkena musibah kelaparan hebat (The Great femine) yang membuat 1juta penduduknya meninggal dunia. Ia berkata: “Sultan Ottoman (Khilafah Utsmani) mengirimkan tiga buah kapal, yang penuh dengan bahan makanan, melalui pelabuhan-pelabuhan Irlandia di Drogheda. Bangsa Irlandia tidak pernah melupakan inisiatif kemurahan hati ini.”
Sehingga, ketika islam diterapkan sebagai system kehidupan maka islam akan memberikan rahmat bagi seluruh alam, islam rahmatan lil alamin. Islam memberikan rahmat bagi seluruh alam bukan hanya muslim saja tetapi juga non-muslim.
Post a Comment