Refleksi Hari Guru: Generasi Makin Rusak, Buah Dari Sistem Rusak!


Oleh Nani, S.PdI 
(Pemerhati Remaja Andoolo)



Guru adalah orang yang berdedikasi mengajarkan ilmu pengetahuan dengan cara mendidik, membimbing, dan melatih peserta didik agar dapat memahami ilmu  yang diajarkannya.


 

Untuk menghormati guru, pemerintah Republik Indonesia melalui keputusan presiden nomor 78 tahun 1994 menetapkan tanggal 25 November sebagai hari peringatan PGRI dan hari guru nasional. Salah satu bentuk rasa syukur kita adalah dengan mengadakan upacara pengibaran bendera dalam rangka memperingati hari guru nasional tahun 2023.


Sebagaimana yang dilansir dari trito (13/11/2023), peringatan hari guru nasional diadakan oleh masyarakat Indonesia setiap tanggal 25 November. Lantas, tanggal berapakah hari guru nasional 2023? Apakah hari besar bulan November ini merupakan tanggal merah? Hari guru nasional atau HGN dianggap mempunyai kaitan erat dengan perjuangan guru-guru di Indonesia pada masa lalu. Sejarah awal HGN dimulai pada 1851, sebagaimana dikutip dari disnakermobduk Aceh, kala itu dibentuk sekolah guru negeri di Surakarta.


Kehadirannya juga menjadikan guru sebagai salah satu unsur strategis dalam menyukseskan pendidikan, meletakkan dasar dan mempersiapkan peserta didik untuk mengembangkan potensinya demi masa depan negara.

 

Guru tidak hanya mengajar di bidang pendidikan formal, tetapi juga bidang pendidikan lainnya dan dapat menjadi teladan bagi siswa. Oleh karena itu, peran guru dalam mengembangkan generasi penerus yang berkualitas tinggi terbukti sangat penting secara intelektual dan moral.


Tema hari guru 2023 adalah “ Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar”.  Tema ini menjadi pertanyaan mengingat berbagai realita generasi yang terjadi mulai dari kriminalitas, kesehatan mental bahkan hingga tingginya angka bunuh diri. Hal ini menunjukkan kurikulum yang saat ini diterapkan tidak tepat dan bermasalah.


Kurikulum yang diusung saat ini gagal mengembangkan karakter peserta didik. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya perilaku bullying di sekolah dan maraknya kekerasan yang dilakukan siswa terhadap guru. Persoalannya, kurikulum tersebut  tidak menghasilkan generasi monoteis. Apalagi dirasa lemah dan tidak sesuai dengan fitrah manusia yang membutuhkan pengatur yang maha kuasa. 


Kurikulum merupakan bagian terpenting dalam arah pendidikan. Kurikulum independen memberikan kebebasan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas tinggi yang memenuhi kebutuhan siswa dan lingkungan belajar. Namun, ketika sistem pendidikan barat yang mengecualikan nilai-nilai spiritual dari kurikulum menjadi norma, muncullah krisis moralitas dan sopan santun. Meskipun orang-orang ini memiliki kemampuan intelektual yang hebat. Hal ini menegaskan bahwa sistem kapitalisme tidak memiliki sistem untuk membangun generasi yang berkualitas. 


Hal ini karena sistem pendidikan sekuler saat ini mengajarkan konten yang memisahkan agama dan kehidupan, dan motivasi siswa untuk belajar tidak didasarkan pada keyakinan atau kesuksesan materi. 


Sementara pendidikan dalam Islam merupakan metode untuk menjaga akidah dan tsaqofah Islam. Sehingga tidak boleh terpisah antara pendidikan dan agama. Inilah yang dapat melahirkan generasi terbaik dan akan mampu membawa kebaikan bagi negeri ini. Islam memiliki sistem Pendidikan berkualitas yang berasas akidah dalam membentuk syakhsiyah Islamiyyah (kepribadian Islam). Adanya keterpaduan tiga pilar, keluarga, masyarakat, dan negara akan menjamin keberhasilan membentuk generasi berkualitas.


Daulah khilafah terbukti mampu membentuk generasi hebat berkepribadian Islam yang berkencimpung dalam berbagai aspek khidupan, dari segi politik, pemerintahan, dan jihad. Terdapat figur hebat yang mampu menjaga negaranya seperti Abu Bakar, Khalid bin Walid, Shalahuddin Al-Ayyubi. Belum lagi dari segi ulama para fiqih terdapat figur Imam Syafi'i dan Imam Bukhari, juga terdapat Al-Khawarizmi, Ibnu Haitsman, dan Jabir Ibnu Hayyan dalam bidang ilmu sains. 

Sehingga tujuan mempelajari seluruh ilmu pengetahuan dalam jenjang sekolah adalah untuk membentuk kepribadian Islam pada peserta didik, mempersiapkannya untuk terjun dalam kanca kehidupan secara praktis serta mempersiapkan anak didik agar dapat mengikuti perguruan tinggi sehingga dapat mengangkat derajat umat Islam dalam bidang pendidikan dan keilmuan. Sekaligus kembali merasakan kegemilangan peradaban Islam kembali.


Generasi-generasi saat ini akan memimpin dunia dan memimpin seluruh umat Islam dari kegelapan kekafiran menuju cahaya Islam dan dari ketidakadilan menuju keadilan hukum Islam.

Semua ini dilakukan agar dapat memberdayakan apa yang ada di langit dan di bumi demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat manusia yang berada dalam keridhaan Allah. Sebagimana firman Allah SWT, dalam Surah Al-Qasas : 77.



Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”


Wallahu a'lam bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post